Budayakan Dialog untuk Menyamakan Persepsi

Kamis, 24 Januari 2019 - 09:54 WIB
Budayakan Dialog untuk Menyamakan Persepsi
Budayakan Dialog untuk Menyamakan Persepsi
A A A
Inovasi dan digitalisasi dalam perbankan diharapkan mampu menjadi solusi di tengah persaingan dalam industri keuangan dan perbankan yang kian ketat.

UNTUK memikat nasabah, perbankan juga harus mampu memberi solusi dan nilai tambah.Hal itu diantisipasi Bank Bukopin dengan melakukan inovasi serta menyediakan solusi komprehensif melalui produk dan layanan untuk nasabah.

Perseroan fokus membidik segmen ritel, yaitu konsumer, dan usaha kecil menengah (UKM) sebagai penggerak utama pertumbuhan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai inovasi dan strateginya, berikut ini petikan wawancara KORAN SINDO dengan Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo.

Bagaimana prediksi perbankan tahun ini?
Ada dua tantangan industri perbankan pada 2019 ini. Pertama,tahun politik. Biasanya kalau tahun pemilu penuh dengan konflik politik sehingga membuat beberapa pelaku usaha agak sedikit menahan ekspansi bisnisnya hingga April atau semester I. Biasanya awal tahun pertumbuhan bisnis agak lambat dan pelaku usaha wait and see terhadap kondisi yang terjadi.

Akan tetapi hal tersebut tak berlangsung lama. Hanya 4-6 bulan bisnis agak melambat, tapi selanjutnya ekspansi berjalan lagi. Kedua, kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang agak tidak lazim sehingga berdampak pada ekonomi global seperti adanya perang dagang dan kenaikan suku bunga AS yang agresif.

Tahun ini kami perkirakan hal tersebut masih terjadi, tetapi tidak sedrastis tahun 2018. Secara keseluruhan kondisi global tidak terlalu dominan untuk kinerja perbankan tahun ini, melainkan lebih pada tahun politik. Akan tetapi saya optimistis bulan Mei dan seterusnya gairah industri perbankan mulai tumbuh sehingga diharapkan industri perbankan akan tumbuh normal.

Apa saja fokus Bank Bukopin tahun ini?
Tahun ini Bukopin menargetkan pertumbuhan konservatif di mana aset diharapkan bisa naik 10%, begitu juga dengan penyaluran kredit dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang akan diincar di angka 10%. Perseroan akan fokus pada segmen ritel, yaitu konsumer, dan usaha kecil menengah (UKM).

Sekitar 80% dari target pertumbuhan Bukopin berada di dua segmen tersebut. Untuk UKM, ada dua segmen yang difokuskan, yakni segmen usaha kecil dan menengah, lalu mikro. Pada segmen mikro ada Swamitra, yakni produk pembiayaan kredit yang diberikan kepada anggota koperasi.

Pada 2019, Bukopin sudah melakukan relaunching produk Swamitra tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas pelaku ekonomi. Adapun untuk segmen konsumer di antaranya personal loan, yakni pembiayaan yang diperuntukkan bagi pegawai aktif dan pensiunan. Tahun ini perseroan meluncurkan kredit serbaguna bagi karyawan-karyawan yang memiliki payroll di Bukopin.

Bagaimana dengan segmen koperasi dan komersial?
Di segmen ini kami perkenalkan pendekatan baru structure finance atau pembiayaan terstruktur. Dengan structure finance ini kita belajar dari permasalahan kredit di masa lalu sehingga bisa memitigasi kondisi dari setiap pembiayaan industri perbankan.

Strategi apa yang diterapkan untuk mencapai target tahun ini?
Di Bank Bukopin kami melibatkan tiga pihak atau namanya triangle strategy.Contoh pada akhir tahun 2018 perseroan meluncurkan layanan Flexi Bill, yakni produk untuk dana talangan listrik. Jadi nasabah yang merupakan pelanggan PLN, terutama pelanggan besar, akan ditalangi dulu oleh Bank Bukopin dan nantinya para pelanggan akan diberi akun pembayaran dari bank Bukopin.

Flexi Bill ini layanan baru yang disediakan Bukopin untuk membayarkan terlebih dahulu kewajiban pembayaran rekening listrik pelanggan PLN pada tarif bisnis dan industri dalam jangka waktu 1-3 bulan.

Tujuannya agar pengusaha punya fleksibilitas dalam pengelolaan cashflow sehingga dapat digunakan untuk peningkatan modal kerja. Dengan layanan ini pelanggan daya besar PLN dapat mengatur pengeluaran untuk pembayaran tagihan listrik bulanan dengan waktu ekstra yang lebih fleksibel.

Seiring tren digital, inovasi produk terbaru apa yang ditawarkan Bukopin?
Perseroan sudah meluncurkan tabungan Wokee dan tahun ini kami akan memperkaya fitur tabungan tersebut. Tabungan Wokee diharapkan bisa membuat transaksi keuangan lebih cepat, mudah, dan aman. Melalui produk digital ini nasabah tidak perlu ke bank apabila ingin membuat rekening tabungan serta bisa diakses di mana pun.

Dengan Wokee masyarakat akan lebih dimudahkan dalam bertransaksi, baik transaksi perbankan maupun transaksi pembelanjaan di merchant.Saat ini sudah ada 20.000-an pengguna akun Wokee. Terbaru, perseroan akan tingkatkan untuk non - customer. Diharapkan pada kuartal pertama fitur ini (untuk non -customer) akan selesai karena ini kan hanya pengembangan produk saja, bukan membuat produk baru.

Apa visi-misi Anda dalam memajukan Bukopin?
Setiap diberi amanah menjadi direksi pastinya memiliki visi dan misi. Untuk memajukan Bukopin, kami harus fokus ke pertumbuhan yang berkualitas di sektor ritel dan meningkatkan profitabilitas dari bank itu sendiri.

Ngomong-ngomong , bagaimana perjalanan karier Anda hingga menjadi seperti sekarang?
Saya alumni Teknik Perminyakan ITB. Pada saat lulus, saya ingin sekali kerja di perusahaan minyak. Saya diterima di perusahaan jasa perminyakan pada 1995, tetapi ditempatkan di Balikapapan. Tidak sampai sebulan, saya memutuskan pulang ke Ibu Kota dan diterima kerja di Bank Niaga.

Dari Bank Niaga saya ikut pendidikan perbankan hingga pada akhirnya terjadi krisis moneter tahun 1997-1998. Ketika ada peluang, saya lalu pindah ke Bank Danamon, kemudian tahun 2005 saya bergabung di Bosowa hingga akhir tahun 2011. Tahun 2012 saya bergabung di Bank Victoria hingga akhirnya tahun 2015 saya ditawari menjadi direktur utama Bukopin. Intinya selama saya berkarier ya ikuti arus saja.

Siapa yang berperan dalam kesuksesan Anda?
Pastinya Allah SWT. Selain itu saya juga banyak sekali belajar dari para senior terdahulu. Setiap kita meniti karier, pastinya memiliki mentor. Nah, dari situ saya banyak belajar. Misalkan dulu di Bank Niaga saya memiliki mentor yang selalu mengajar mengenai kebaikan dan lain-lain.

Jadi dari pengalaman-pengalaman para senior kitalah itu namanya belajar. Selain itu saya juga banyak belajar dari nasabah. Banyak pengalaman dan pengetahuan yang didapat dengan bertukar pikiran. Saya lebih tertarik jika berbicara dengan senior-senior bila dibandingkan dengan ikut training 2-3 hari karena pengalaman seseorang itulah yang penting.

Apa arti pemimpin menurut Anda?
Pemimpin itu leading by example, memberikan contoh yang baik untuk bawahan atau timnya. Pemimpin yang bagus itu adalah pemimpin yang diakui bawahan tanpa harus ada surat pernyataan. Seorang pemimpin itu harus sadar bahwa jabatan yang dia pegang adalah amanah sehingga ada kewajiban dalam menjalankan kewajiban.

Konsep kepemimpinan seperti apa yang Anda terapkan?
Inti dari komunikasi itu adalah penyamaan persepsi. Komunikasi akan efektif jika menyamakan persepsi dengan lawan bicara. Saya sebagai direktur utama pasti memiliki strategi-strategi utama kepada bawahan. Nah,dari setiap strategi pasti ada persepsinya. Jadi, apa yang ada di kepala kita itu bisa masuk ke rekan-rekan (tim atau bawahan) kita di perusahaan.

Lalu seperti apa gaya komunikasi Anda?
Komunikasi itu tidak bisa dari top-down.Di sini kita harus melakukan dialog dengan rekanrekan dan kita harus yakinkan kepada tim bahwa kita bersama-sama dalam membangun perusahaan.

Apa harapan Anda untuk industri perbankan?
Kita harapkan industri perbankan nantinya akan kondusif dan bisa berkontribusi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Perbankan bukan hanya menyimpan dan menyalurkan dana, tetapi lebih pada memiliki nilai tambah sehingga bisa memberikan solusi kepada nasabah.
(Kunthi Fahmar Sandy)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5245 seconds (0.1#10.140)