Masalah Negosiasi Dagang AS-China Bikin Wall Street Bergelombang
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat alias Wall Street ditutup bergelombang pada perdagangan Jumat waktu setempat. Pasar masih mengkhawatirkan jalannya negosiasi dagang AS dengan China, dimana selama ini konflik dagang kedua negara telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Melansir dari CNBC, Sabtu (9/2/2019), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 63,20 poin menjadi 25.106,33, menjadi penurunan beruntun selama tiga hari sejak Desember 2018. Indeks S&P 500 naik tipis 0,1% menjadi 2.707,88 dan Nasdaq bertambah sedikit, yaitu 0,1% ke level 7.298,20.
Pasar saham merespon laporan media The Wall Street Journal yang menulis, kedua negara (AS dan China) belum menyusun draft tentang hal-hal yang mereka sepakati atau tidak setujui. Sehingga menimbulkan kesimpangsiuran soal negosiasi. Pasalnya deadline negosiasi adalah awal Maret 2019. Bila tidak ada kesepakatan, AS kemungkinan besar menerapkan kembali bea masuk terhadap produk China.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis lalu bahkan mengatakan dirinya tidak akan bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu itu. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, menambahkan masih ada "jarak yang cukup jauh untuk ditempuh" sebelum AS dan China mencapai kesepakatan.
"Faktor ketakutan atas konflik dagang telah kembali merambah ke pasar. Ini yang membuat pasar ditutup bergelombang," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities.
Melansir dari CNBC, Sabtu (9/2/2019), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 63,20 poin menjadi 25.106,33, menjadi penurunan beruntun selama tiga hari sejak Desember 2018. Indeks S&P 500 naik tipis 0,1% menjadi 2.707,88 dan Nasdaq bertambah sedikit, yaitu 0,1% ke level 7.298,20.
Pasar saham merespon laporan media The Wall Street Journal yang menulis, kedua negara (AS dan China) belum menyusun draft tentang hal-hal yang mereka sepakati atau tidak setujui. Sehingga menimbulkan kesimpangsiuran soal negosiasi. Pasalnya deadline negosiasi adalah awal Maret 2019. Bila tidak ada kesepakatan, AS kemungkinan besar menerapkan kembali bea masuk terhadap produk China.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis lalu bahkan mengatakan dirinya tidak akan bertemu Presiden China Xi Jinping sebelum batas waktu itu. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, menambahkan masih ada "jarak yang cukup jauh untuk ditempuh" sebelum AS dan China mencapai kesepakatan.
"Faktor ketakutan atas konflik dagang telah kembali merambah ke pasar. Ini yang membuat pasar ditutup bergelombang," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities.
(ven)