Covid di China Melesat, Wall Street Dibuka Tenggelam

Senin, 21 November 2022 - 23:21 WIB
loading...
Covid di China Melesat,...
Wall Street dibuka melemah merespons peningkatkan kasus Covid-19 di China. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Tiga indeks Wall Street dibuka lebih rendah pada Senin (21/11) menyusul kekhawatiran pasar terhadap gejolak Covid-19 di China yang mengancam pertumbuhan ekonomi. Dow Jones Industrial Average turun 0,12% menjadi 33.720,60, S&P 500 melemah 0,23% di 3.956,75, sedangkan Nasdaq Composite koreksi 0,39% di level 11.102,31.

Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks S&P 500 antara lain Walt Disney, CSX, dan Tesla. Tiga top gainers dipegang oleh Walt Disney menguat 8,67%, STERIS naik 5,52%, dan Becton Dickinson menanjak 2,31%, sedangkan top losers diduduki oleh Diamondback merosot 4,50%, Marathon Oil terpuruk 4,07%, dan APA Corp tertekan 4,49%.



China saat ini tengah menghadapi tantangan pandemi dan pembatasan yang semakin meningkat, sehingga membuat sejumlah bisnis dan sekolah harus tutup untuk membatasi dampak penyebaran. Analis menilai China sebagai salah satu konsumen terbesar global dapat mempengaruhi kinerja perusahaan multinasional di Amerika Serikat. "Ada kekhawatiran terkait hambatan ekonomi China terhadap aktivitas ekonomi AS," kata Hugh Johnson, kepala ekonom Hugh Johnson Economics, dilansir Reuters, Senin (21/11/2022).



Selain China, pasar saat ini sedang menatikan rilis risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat untuk periode November. Pengumuman dijadwalkan akan berlangsung pada Rabu depan (23/11). Para pejabat The Fed terus menggelorakan laju suku bunga sebagai alat untuk meredam lonjakan inflasi yang masih terlalu tinggi, kendati sempat melandai di periode terakhir.

Pimpinan The Fed di wilayah Boston Susan Collins mengatakan pada Jumat lalu bahwa bank sentral mungkin perlu memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi. Namun, pasar tampak masih meyakini suku bunga Fed bulan Desember akan naik 50 bps.
Hal ini tertuang dalam data FedWatch CME Group di mana kenaikan 75 bps hanya mendapat respons pasar sebanyak 24,2% , sementara mayoritas memandang peluang 50 bps cukup besar.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2151 seconds (0.1#10.140)