Kunjungan Ketua DPR AS Panaskan Tensi China-Taiwan, Wall Street Kena Imbasnya

Rabu, 03 Agustus 2022 - 07:30 WIB
loading...
Kunjungan Ketua DPR AS Panaskan Tensi China-Taiwan, Wall Street Kena Imbasnya
Wall Street berakhir lebih rendah setelah sesi bervariasi pada perdagangan Selasa (2/8) waktu setempat. Sentimen negatif munculnya karena ketegangan geopolitik setelah Ketua DPR AS, Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan. Foto/Dok
A A A
WASHINGTON - Wall Street berakhir lebih rendah setelah sesi bervariasi pada perdagangan Selasa (2/8/2022) waktu setempat. Sentimen negatif datang dari munculnya ketegangan geopolitik setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS, Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan .

Pelosi mengatakan, perjalanannya menunjukkan solidaritas Amerika dengan pulau yang diklaim China itu. Tetapi China mengutuk kunjungan pertama seperti itu dalam 25 tahun sebagai ancaman bagi perdamaian dan stabilitas.



Mengutip Reuters, indeks S&P 500 turun 0,66% untuk mengakhiri sesi di level 4.091,32. Sedangkan Nasdaq turun 0,16% menjadi 12.348,76, sementara Dow Jones Industrial Average turun 1,23% menjadi 32.396,30 poin.

Sektor yang berat seperti Microsoft (MSFT.O) dan Visa (V.N) masing-masing kehilangan 1,1% dan 2,4%, membebani S&P 500. Semua 11 indeks sektor S&P 500 melemah, dipimpin lebih rendah oleh real estat (.SPLRCR), yang kehilangan 1,3% . Keuangan (.SPSY) turun 1,1%.

Saham pembuat chip yang sangat terekspos ke China berakhir beragam. Advanced Micro Devices (AMD.O) menguat 2,6% menjelang laporan triwulanan setelah bel pembukaan.

Industrial bellwether Caterpillar (CAT.N) anjlok 5,8% setelah peringatan penurunan permintaan yang lebih besar untuk ekskavatornya di China yang dilanda krisis properti. Hal itu menambah lebih banyak rasa sakit pada pemimpin industri yang bergulat dengan gangguan rantai pasokan.

Pasar keuangan telah bergolak dalam beberapa bulan terakhir oleh perang Ukraina, melonjaknya inflasi dan pengetatan kondisi keuangan.

Lowongan pekerjaan AS pada bulan Juni turun paling dalam hanya dalam dua tahun, karena permintaan pekerja berkurang di industri perdagangan eceran dan grosir. Secara keseluruhan pasar tenaga kerja tetap ketat.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2590 seconds (0.1#10.140)