Prabowo-Sandi Berjanji Bakal Kurangi Impor Minyak
A
A
A
JAKARTA - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, berjanji bakal mengurangi impor minyak jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2019-2024. Adapun caranya dengan meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirgo Purbo, menilai perlu dicari cara agar Indonesia tidak terus-terusan bergantung pada impor minyak.
"Salah satu komitmen Prabowo-Sandi jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden adalah mengurangi impor minyak dengan cara meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan," kata Sudirgo dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Sabtu (16/2/2019).
Dia berpendapat bahwa Indonesia sebagai negeri agraris yang dilewati garis khatulistiwa memiliki modal untuk membangun industri energi terbarukan berbasis tumbuhan, matahari dan angin.
"Prabowo-Sandi menawarkan optimisme dengan solusi yang inovatif dari pengembangan energi terbarukan. Indonesia memiliki banyak potensi, kini tinggal optimalisasinya," ujar Sudirgo.
Dia menuturkan, Indonesia saat ini tengah mengalami krisis energi. Salah satu contohnya, kata dia, Indonesia sudah lama menjadi negara pengimpor minyak.
Sebab, kebutuhan minyak dalam negeri 1,3 juta barel per hari di tahun 2017 dan naik menjadi 1,7 juta di tahun 2018. Namun produksi minyak Indonesia hanya diangka 750.000 barel per hari.
"Posisi energi Indonesia sekarang sudah dalam kondisi yang sudah di ICU. Krisis, kenapa? Produksi minyak kita 750.000 barel per hari, sisanya ditutupi impor," imbuhnya.
Dia menambahkan, persoalan energi merupakan perkara kedaulatan suatu bangsa. Dia menilai, ketergantungan energi yang dialami Indonesia terhadap negara lain yang terjadi saat ini bisa mengancam kedaulatan.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirgo Purbo, menilai perlu dicari cara agar Indonesia tidak terus-terusan bergantung pada impor minyak.
"Salah satu komitmen Prabowo-Sandi jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden adalah mengurangi impor minyak dengan cara meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan," kata Sudirgo dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Sabtu (16/2/2019).
Dia berpendapat bahwa Indonesia sebagai negeri agraris yang dilewati garis khatulistiwa memiliki modal untuk membangun industri energi terbarukan berbasis tumbuhan, matahari dan angin.
"Prabowo-Sandi menawarkan optimisme dengan solusi yang inovatif dari pengembangan energi terbarukan. Indonesia memiliki banyak potensi, kini tinggal optimalisasinya," ujar Sudirgo.
Dia menuturkan, Indonesia saat ini tengah mengalami krisis energi. Salah satu contohnya, kata dia, Indonesia sudah lama menjadi negara pengimpor minyak.
Sebab, kebutuhan minyak dalam negeri 1,3 juta barel per hari di tahun 2017 dan naik menjadi 1,7 juta di tahun 2018. Namun produksi minyak Indonesia hanya diangka 750.000 barel per hari.
"Posisi energi Indonesia sekarang sudah dalam kondisi yang sudah di ICU. Krisis, kenapa? Produksi minyak kita 750.000 barel per hari, sisanya ditutupi impor," imbuhnya.
Dia menambahkan, persoalan energi merupakan perkara kedaulatan suatu bangsa. Dia menilai, ketergantungan energi yang dialami Indonesia terhadap negara lain yang terjadi saat ini bisa mengancam kedaulatan.
(ven)