BI Perkirakan Suku Bunga The Fed Akan Naik Satu Kali
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menurunkan perkiraan kenaikan suku bunga acuan bank sentrral Amerika Serikat, Federal Reserve menjadi satu kali pada tahun ini. Sebelumnya, BI memperkirakan kenaikan Fed Funds Rate (FFR) sebanyak tiga kali kemudian diturunkan menjadi dua kali.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menerangkan penurunan ini dengan mempertimbangkan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Pertemuan para anggota bank sentral AS tersebut mengindikasikan kenaikan FFR sebanyak satu kali pada 2019.
"Potensi kenaikan FFR tadinya tiga kali, kami turunkan menjadi dua kali. Dan yang terakhir kami baca cuma naik sekali saja," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Menurut Perry, The Fed saat ini tetap menormalisasikan kebijakannya, namun bukan melalui kenaikan FFR seperti yang dilakukan pada 2018. The Fed menormalisasi kebijakannya dengan melonggarkan likuditas bukan pengetatan suku bunga.
"Kalau pengetatan suku bunga lebih rendah maka akan lebih cepat melakukan balance sheet reduction. Jadi kenaikan FFR lebih rendah tapi di sisi lain The Fed menggunakan adjustment di balance sheet dalam konteks nomalisasi kebijakan," terangnya.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menerangkan penurunan ini dengan mempertimbangkan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC). Pertemuan para anggota bank sentral AS tersebut mengindikasikan kenaikan FFR sebanyak satu kali pada 2019.
"Potensi kenaikan FFR tadinya tiga kali, kami turunkan menjadi dua kali. Dan yang terakhir kami baca cuma naik sekali saja," ujarnya saat konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Menurut Perry, The Fed saat ini tetap menormalisasikan kebijakannya, namun bukan melalui kenaikan FFR seperti yang dilakukan pada 2018. The Fed menormalisasi kebijakannya dengan melonggarkan likuditas bukan pengetatan suku bunga.
"Kalau pengetatan suku bunga lebih rendah maka akan lebih cepat melakukan balance sheet reduction. Jadi kenaikan FFR lebih rendah tapi di sisi lain The Fed menggunakan adjustment di balance sheet dalam konteks nomalisasi kebijakan," terangnya.
(ven)