RI Penghasil Kelapa Terbesar Jadi Alasan Pengembangan IKM Terpadu
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sebagai negara penghasil kelapa terbesar dunia di atas Filipina, India, Srilanka, dan Brasil, diterangkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjadi alasan kenapa perlunya nilai tambah komoditas kelapa perlu dikembangkan. Tercatat nilai ekspor produk turunan kelapa pada 2017 sebesar USD1,2 miliar yang terdiri dari coco fibre, kopra, dessicated coconut, coconut cream, coconut sheel, charcoal dan coconut activate carbon.
"Kelapa merupakan tanaman perkebunan dengan areal terluas kedua setelah kelapa sawit di Indonesia, lebih luas dibanding karet, kopi dan kakao serta tanaman perkebunan lainnya. Sebagian besar pengolahan dilakukan pada skala rumah tangga dan kelompok kecil di setiap kecamatan," ujar Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta.
Pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Minahasa Selatan, terdiri dari tiga jenis kegiatan utama, yaitu fasilitasi penumbuhan wirausaha baru industri kecil pengolahan produk olahan kelapa (minyak kelapa), pengembangan sentra industri kecil arang tempurung kelapa, dan peningkatan kemampuan IKM permesinan Teknologi Tepat Guna (TTG) pendukung pengolahan kelapa.
Kegiatan fasilitasi penumbuhan wirausaha baru industri kecil pengolahan produk olahan kelapa (minyak kelapa), dilaksanakan melalui bimbingan teknis produksi dan kewirausahaan IKM pengolahan minyak kelapa kepada 25 orang. Selain itu, fasilitasi mesin dan peralatan IKM pengolahan minyak kelapa yang terdiri dari 10 set mesin TTG kombinasi parut kelapa dan peras santan kelapa.
Dalam upaya pengembangan sentra IKM arang tempurung kelapa, akan dilakukan melalui bimbingan teknis produksi dan kewirausahaan IKM arang tempurung kelapa kepada 20 orang serta fasilitasi mesin dan peralatan pengolahan arang tempurung kelapa (alat pembakar arang dan mesin penepung arang).
“Sedangkan, peningkatan kemampuan IKM permesinan TTG pendukung pengolahan kelapa, dilakukan melalui fasilitasi mesin dan peralatan dan pendampingan untuk dua IKM,” tutur Gati.
Pogram strategis ini diyakini dapat mendorong tumbuh kembangnya IKM produk olahan turunan kelapa di dalam negeri yang akan meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis kelapa.
"Kelapa merupakan tanaman perkebunan dengan areal terluas kedua setelah kelapa sawit di Indonesia, lebih luas dibanding karet, kopi dan kakao serta tanaman perkebunan lainnya. Sebagian besar pengolahan dilakukan pada skala rumah tangga dan kelompok kecil di setiap kecamatan," ujar Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih di Jakarta.
Pengembangan IKM Kelapa Terpadu di Minahasa Selatan, terdiri dari tiga jenis kegiatan utama, yaitu fasilitasi penumbuhan wirausaha baru industri kecil pengolahan produk olahan kelapa (minyak kelapa), pengembangan sentra industri kecil arang tempurung kelapa, dan peningkatan kemampuan IKM permesinan Teknologi Tepat Guna (TTG) pendukung pengolahan kelapa.
Kegiatan fasilitasi penumbuhan wirausaha baru industri kecil pengolahan produk olahan kelapa (minyak kelapa), dilaksanakan melalui bimbingan teknis produksi dan kewirausahaan IKM pengolahan minyak kelapa kepada 25 orang. Selain itu, fasilitasi mesin dan peralatan IKM pengolahan minyak kelapa yang terdiri dari 10 set mesin TTG kombinasi parut kelapa dan peras santan kelapa.
Dalam upaya pengembangan sentra IKM arang tempurung kelapa, akan dilakukan melalui bimbingan teknis produksi dan kewirausahaan IKM arang tempurung kelapa kepada 20 orang serta fasilitasi mesin dan peralatan pengolahan arang tempurung kelapa (alat pembakar arang dan mesin penepung arang).
“Sedangkan, peningkatan kemampuan IKM permesinan TTG pendukung pengolahan kelapa, dilakukan melalui fasilitasi mesin dan peralatan dan pendampingan untuk dua IKM,” tutur Gati.
Pogram strategis ini diyakini dapat mendorong tumbuh kembangnya IKM produk olahan turunan kelapa di dalam negeri yang akan meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis kelapa.
(akr)