Kenaikan Harga Tiket Pesawat Memukul Pariwisata di Danau Toba
A
A
A
MEDAN - Kenaikan harga tiket pesawat sejak Januari hingga sekarang, memukul industri pariwisata di Sumatra Utara, terutama kawasan Danau Toba. Pantauan SINDOnews, wisatawan atau mereka yang hendak pulang kampung dari Bandara Kualanamu, Berastagi, Kabanjahe, hingga Sipartogi (Silalahi-Paropo-Tongging) sepi dari wisatawan atau mereka yang hendak mulak.
Dampak dari kenaikan tiket pesawat ini dirasakan oleh Ridwan Sitompul, 52 tahun, seorang supir carter mobil asal Jalan Medan Perjuangan. "Sebelum 2019, harga tiket pesawat dari Jakarta-Medan berkisar Rp800.000-Rp1.200.000 per orang, sekarangbisa Rp1.800.000-2.400.000 per orang. Belum lagi bagasi berbayar. Orang kalau tidak ada acara penting, tidak datang ke sini,” ujarnya kepada SINDOnews, Senin (11/3/2019).
Keluhan Ridwan sangat dirasakan SINDOnews saat melakukan pulang kampung sejak dari Bandara Kualanamu hingga Desa Silalahi di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Danau Toba Sepi, Pengusaha dan ABK Kapal Beralih Profesi Jadi Petani
Acara Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Kamis (7/11) lalu, biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk mencari alternatif wisata lain selain Bali. Umumnya wisatawan lokal dan mancanegara memilih Danau Toba untuk berplesir.
Namun, akibat mahalnya harga tiket pesawat, kawasan Danau Toba yang biasa di libur long weekend ramai pengunjung, kini lebih banyak "diramaikan" oleh spanduk-spanduk calon legislatif yang dipajang di rumah-rumah penduduk atau pinggir jalan.
Anthony Rumahsondi, salah satu warga di Desa Silalahi I, mengatakan sepinya pariwisata di Danau Toba ditambah dengan masih traumanya masyarakat atas tragedi KM Sinar Bangun. Tenggelamnya kapal tersebut membuat wisatawan takut untuk menggunakan kapal pariwisata. Tampak beberapa kapal pariwisata bersandar di tepi danau.
Begitu pula dengan beberapa resor yang berada di sekitar kawasan Silalahi-Paropo-Tongging, yang sepi dari pengunjung. Akibat sepinya wisatawan, masyarakat pun memilih fokus untuk berkeramba dan menanam bawang di ladang-ladang mereka.
Dampak dari kenaikan tiket pesawat ini dirasakan oleh Ridwan Sitompul, 52 tahun, seorang supir carter mobil asal Jalan Medan Perjuangan. "Sebelum 2019, harga tiket pesawat dari Jakarta-Medan berkisar Rp800.000-Rp1.200.000 per orang, sekarangbisa Rp1.800.000-2.400.000 per orang. Belum lagi bagasi berbayar. Orang kalau tidak ada acara penting, tidak datang ke sini,” ujarnya kepada SINDOnews, Senin (11/3/2019).
Keluhan Ridwan sangat dirasakan SINDOnews saat melakukan pulang kampung sejak dari Bandara Kualanamu hingga Desa Silalahi di Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Danau Toba Sepi, Pengusaha dan ABK Kapal Beralih Profesi Jadi Petani
Acara Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Kamis (7/11) lalu, biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk mencari alternatif wisata lain selain Bali. Umumnya wisatawan lokal dan mancanegara memilih Danau Toba untuk berplesir.
Namun, akibat mahalnya harga tiket pesawat, kawasan Danau Toba yang biasa di libur long weekend ramai pengunjung, kini lebih banyak "diramaikan" oleh spanduk-spanduk calon legislatif yang dipajang di rumah-rumah penduduk atau pinggir jalan.
Anthony Rumahsondi, salah satu warga di Desa Silalahi I, mengatakan sepinya pariwisata di Danau Toba ditambah dengan masih traumanya masyarakat atas tragedi KM Sinar Bangun. Tenggelamnya kapal tersebut membuat wisatawan takut untuk menggunakan kapal pariwisata. Tampak beberapa kapal pariwisata bersandar di tepi danau.
Begitu pula dengan beberapa resor yang berada di sekitar kawasan Silalahi-Paropo-Tongging, yang sepi dari pengunjung. Akibat sepinya wisatawan, masyarakat pun memilih fokus untuk berkeramba dan menanam bawang di ladang-ladang mereka.
(ven)