Terjual Rp2,25 Triliun, Generasi Milenial Dominasi Pembelian SBR006
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat penjualan Saving Bond Ritel (SBR) 006 yang berakhir 16 April lalu, melebihi target. Penjualan surat utang tersebut mencapai Rp2,25 triliun dari target sebesar Rp2 triliun.
Surat utang ritel ini merupakan salah satu instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai investasi yang aman, mudah dan terjangkau.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman, menerangkan transaksi penjualan SBR006 didominasi oleh generasi milenial. Dari total investor SBR006 sebanyak 9.520 orang, sebanyak 65,34% adalah investor baru, dimana generasi milenial mendominasi dari total investor baru sebesar 52,41%.
"Investor yang berinvestasi pada SBR006 memilih di kisaran Rp1 juta hingga Rp100 juta yang mencapai 67,02%. Dan meningkatnya penjualan surat utang ritel ini dikarenakan banyaknya generasi milenial yang membeli," ujar Luky di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Luky menerangkan bahwa jenis surat utang ini tanpa warkat, yakni tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption).
Tanggal penetapan penjualan pada 22 April 2019 dan tanggal settlement pada 24 April 2019. Untuk pembayaran kupon dilakukan setiap bulan di tanggal 10.
Jenis kupon SBR006 mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate.
Surat utang ritel ini merupakan salah satu instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai investasi yang aman, mudah dan terjangkau.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman, menerangkan transaksi penjualan SBR006 didominasi oleh generasi milenial. Dari total investor SBR006 sebanyak 9.520 orang, sebanyak 65,34% adalah investor baru, dimana generasi milenial mendominasi dari total investor baru sebesar 52,41%.
"Investor yang berinvestasi pada SBR006 memilih di kisaran Rp1 juta hingga Rp100 juta yang mencapai 67,02%. Dan meningkatnya penjualan surat utang ritel ini dikarenakan banyaknya generasi milenial yang membeli," ujar Luky di Jakarta, Senin (22/4/2019).
Luky menerangkan bahwa jenis surat utang ini tanpa warkat, yakni tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption).
Tanggal penetapan penjualan pada 22 April 2019 dan tanggal settlement pada 24 April 2019. Untuk pembayaran kupon dilakukan setiap bulan di tanggal 10.
Jenis kupon SBR006 mengambang dengan tingkat kupon minimal (floating with floor) dengan suku bunga acuan adalah BI 7-Day Reverse Repo Rate.
(ven)