Investasi Meningkat, Kemenperin Aktif Siapkan SDM Industri Kompeten

Selasa, 23 April 2019 - 13:30 WIB
Investasi Meningkat,...
Investasi Meningkat, Kemenperin Aktif Siapkan SDM Industri Kompeten
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan dunia industri. Hal ini merupakan salah satu implementasi dari program prioritas yang terdapat di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0 untuk menjadikan industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing global di era digital.

"Serapan tenaga kerja di sektor industri terus meningkat yakni dari 15,54 juta orang pada tahun 2015 menjadi 18 juta orang di tahun 2018 atau naik 17,4%. Artinya, sektor industri menyerap tenaga kerja rata-rata 672.000 orang per tahun," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (23/4/2019).

Menperin menjelaskan, peningkatan pada penyerapan tenaga kerja tersebut, bagian efek berantai dari pelaksanaan kebijakan hilirisasi industri. "Jadi, terjadi pertumbuhan sektor industri yang sejalan pula dengan adanya penambahan investasi atau ekspansi di Indonesia," tuturnya.

Airlangga menegaskan, pihaknya fokus mendorong pendalaman struktur industri di dalam negeri melalui peningkatan investasi. Tujuannya, selain mengintegrasikan sektor hulu sampai hilir, juga untuk mensubstitusi produk impor dan memenuhi pasar ekspor.

Kemenperin mencatat, investasi di sektor industri manufaktur pada tahun 2014 sebesar Rp195,74 triliun, naik menjadi Rp226,18 triliun di tahun 2018. Hal ini menurutnya mencerminkan bahwa iklim investasi di Indonesia masih tetap kondusif.

Penanaman modal tersebut membawa dampak positif bagi pertumbuhan sektor industri baik skala besar dan sedang maupun skala kecil. Pada periode tahun 2014-2017,terjadi penambahan populasi industri besar dan sedang, dari tahun 2014 sebanyak 25.094 unit usaha menjadi 30.992 unit usaha sehingga tumbuh 5.898 unit usaha.

Di sektor industri kecil, juga terjadi penambahan, dari tahun 2014 sebanyak 3,52 juta unit usaha menjadi 4,49 juta unit usaha di tahun 2017. Artinya, tumbuh hingga 970.000 industri kecil selama empat tahun tersebut.

"Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja paling aktif, salah satunya dilakukan oleh sektor industri otomotif yang telah menyerap lebih dari satu juta tenaga kerja," ungkap Menperin.

Pada sektor industri automotif, empat pabrikan besar telah menjadikan Indonesia sebagai rantai pasok global. "Dalam waktu dekat, ada beberapa prinsipal automotif lagi yang bergabung, dan akan menjadikan Indonesia sebagai hub manufaktur automotif di wilayah Asia," imbuhnya.

Sektor manufaktur lainnya yang menyerap tenaga kerja banyak adalah industri makanan dengan kontribusi hingga 26,67%, disusul industri pakaian jadi (13,69%), serta industri kayu, barang dari kayu dan gabus (9,93%).

Selanjutnya, industri tekstil (7,46%), industri barang galian bukan logam (5,72%), serta industri furnitur (4,51%). Airlangga menyebutkan, ada tiga pilar utama yang perlu menjadi perhatian untuk memacu pertumbuhan industri nasional, yaitu investasi, teknologi, dan sumber daya manusia (SDM).

Menurutnya, ketersediaan SDM yang terampil sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor industri. Apalagi, Indonesia punya potensi tersebut seiring dengan adanya bonus demografi yang sedang dinikmati hingga tahun 2030.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)