Hingga April, Pupuk Indonesia Salurkan 2,8 Juta Ton Pupuk Bersubsidi

Rabu, 01 Mei 2019 - 02:11 WIB
Hingga April, Pupuk...
Hingga April, Pupuk Indonesia Salurkan 2,8 Juta Ton Pupuk Bersubsidi
A A A
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak-anak usahanya mencatat telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 2,86 juta ton. Total penyaluran ini terdiri dari semua jenis-jenis pupuk yang disubsidi Pemerintah, yaitu urea, SP-36, ZA, NPK dan pupuk organik.

Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengungkapkan, bahwa total penyerapan pupuk tersebut mencapai 91% dari alokasi untuk periode waktu Januari-April 2019 sebesar 3,1 juta ton. ”Secara keseluruhan, total penyaluran pupuk bersubsidi tersebut sudah mencapai 32% dari total alokasi Tahun 2019 yang ditetapkan oleh Pemerintah” jelas Wijaya di Jakarta.

Dalam penyalurannya, Pupuk Indonesia mengikuti Peraturan yang ditetapkan dalam Permentan No. 47 tahun 2018 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi, yaitu sebesar 8,874 juta ton.

Lebih lanjut Wijaya menjelaskan bahwa memasuki musim tanam ini, total pupuk urea yang telah tersalurkan mencapai 1,25 juta ton, pupuk jenis SP-36 sebesar 304 ribu ton, pupuk ZA sebesar 289 ribu ton, NPK sejumlah 802 ribu ton dan pupuk organik 215 ribu ton. “Secara keseluruhan, penyaluran pupuk bersubsidi berjalan cukup baik," lanjutnya.

Mengenai kondisi stok saat ini, Ia juga menambahkan stok pupuk bersubsidi mencapai 305% dari kewajiban yang ditetapkan Pemerintah. Total stok sampai Lini 3 mencapai 1.114.655 ton, atau cukup untuk memenuhi kebutuhan 6 minggu ke depan.

Stock building ini dilakukan juga untuk mengantisipasi arus mudik dan larangan angkutan menjelang lebaran. “Sejumlah daerah diperkirakan sudah memasuki musim tanam pada Bulan Ramadhan ini, jadi insyaallah kebutuhan pupuk bersubsidi tetap bisa terpenuhi," paparnya.

Ia juga menegaskan, bahwa para produsen pupuk akan mempercepat proses distribusi dari lini 3 atau gudang kabupaten, ke lini 4 yaitu ke kios-kios. “Jangan sampai pada saat dibutuhkan, pupuk tidak ada di kios-kios," jelas Wijaya.

Kemudian, untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan pupuk para petani, Pupuk Indonesia selaku holding telah menginstruksikan kepada anak-anak perusahaan untuk menyiapkan stok pupuk non subsidi di setiap kios.

“Memang masih banyak petani yang belum tergabung dalam kelompok tani atau belum menyusun RDKK, sehingga mereka kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi. Atau ada juga yang kebutuhan pupuknya melebihi dari alokasi yang sudah ditetapkan. Untuk itu, kami telah meminta kepada para produsen pupuk untuk tetap menyiapkan pupuk non subsidi guna memenuhi kebutuhan petani di lapangan," paparnya

Saat ini, Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat petani dapat terpenuhi apabila petani melakukan penebusan di kios menggunakan uang cash/tunai, membeli pupuk di kios resmi dan membeli pupuk dalam kemasan utuh.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0814 seconds (0.1#10.140)