Harga Minyak Jatuh Karena Lonjakan Pasokan Minyak Mentah AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah kembali lemah pada Kamis ini, memperpanjang penurunan dari sesi sebelumnya. Jatuhnya harga minyak disebabkan melonjaknya persediaan minyak mentah Amerika Serikat, sedangkan permintaan minyak melesu akibat perlambatan ekonomi global.
Melansir dari Reuters, Kamis (23/5/2019), harga minyak patokan internasional, Brent turun 37 sen atau 0,5% menjadi USD70,62 per barel pada pukul 01:09 GMT. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 31 sen atau 0,5% ke level USD61,11 per barel
Meningkatnya persediaan minyak mentah AS membuat harga minyak telah jatuh hampir 2% selama dua hari belakangan.
"Meningkatnya persediaan minyak mentah AS dan perlambatan permintaan membuat tekanan pada harga," kata Edward Moya, analis senior di bursa berjangka OANDA di Singapura.
Administrasi Informasi Energi pada Rabu lalu, mengumumkan persediaan minyak mentah AS naik 4,7 juta barel pada pekan uang berakhir 17 Mei. Sehingga totalnya menjadi 476,8 juta barel, jumlah tertinggi sejak Juli 2017.
Persediaan minyak mentah komersial AS naik minggu lalu, mencapai level tertinggi sejak Juli 2017, karena permintaan kilang yang lemah, Administrasi Informasi Energi mengatakan pada hari Rabu.
Begitu pula produksi minyak mentah AS yang naik 100.000 barel per hari (bph) menjadi 12,2 juta barel per hari, mendekati rekor di akhir bulan lalu yang mencapai 12,3 juta barel per hari.
Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan perlambatan permintaan minyak merupakan akibat perlambatan ekonomi global, imbas perang dagang AS dan China. Hal ini telah membebani harga minyak.
Melansir dari Reuters, Kamis (23/5/2019), harga minyak patokan internasional, Brent turun 37 sen atau 0,5% menjadi USD70,62 per barel pada pukul 01:09 GMT. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 31 sen atau 0,5% ke level USD61,11 per barel
Meningkatnya persediaan minyak mentah AS membuat harga minyak telah jatuh hampir 2% selama dua hari belakangan.
"Meningkatnya persediaan minyak mentah AS dan perlambatan permintaan membuat tekanan pada harga," kata Edward Moya, analis senior di bursa berjangka OANDA di Singapura.
Administrasi Informasi Energi pada Rabu lalu, mengumumkan persediaan minyak mentah AS naik 4,7 juta barel pada pekan uang berakhir 17 Mei. Sehingga totalnya menjadi 476,8 juta barel, jumlah tertinggi sejak Juli 2017.
Persediaan minyak mentah komersial AS naik minggu lalu, mencapai level tertinggi sejak Juli 2017, karena permintaan kilang yang lemah, Administrasi Informasi Energi mengatakan pada hari Rabu.
Begitu pula produksi minyak mentah AS yang naik 100.000 barel per hari (bph) menjadi 12,2 juta barel per hari, mendekati rekor di akhir bulan lalu yang mencapai 12,3 juta barel per hari.
Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan perlambatan permintaan minyak merupakan akibat perlambatan ekonomi global, imbas perang dagang AS dan China. Hal ini telah membebani harga minyak.
(ven)