Harga Minyak Brent Tembus USD70 Karena OPEC dan Amerika Serikat
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah patokan internasional, Brent, menguat tembus diatas USD70 per barel pada perdagangan Selasa (28/5/2019). Menguatnya harga minyak Brent disebabkan oleh OPEC yang terus melakukan pemangkasan produksi dan sanksi Amerika Serikat terhadap ekspor minyak Iran dan Venezuela.
Mengutip dari Reuters, harga minyak berjangka Brent International naik 2,1% ke level USD70,14 per barel pada pukul 02:18 GMT. Sementara itu, perdagangan minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) ditutup libur nasional Memorial Day. Sebelumnya pada Jumat akhir pekan lalu, harga WTI ditutup naik 58 sen atau 1% ke level USD59,21 per barel.
Harga minyak terus meningkat belakangan ini, dimana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, Rusia, terus mempertahankan pemotongan pasokan minyak, yang dilakukan sejak awal tahun.
OPEC dan sekutunya, terutama Rusia akan bertemu pada 25-26 Juni mendatang untuk membahas kebijakan produksi minyak ke depan. Di luar pemotongan OPEC, sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran dan Venezuela juga memperketat pasar.
"Masalah permintaan dan persediaan kembali ke permukaan sehingga harga minyak mentah naik kuat. Ini disebabkan tekanan sanksi AS dan OPEC yang tampaknya akan terus memperpanjang pemangkasan produksi," tulis ANZ Bank di Singapura.
Meskipun demikian, pasar tetap berhati-hati di tengah perlambatan ekonomi global akibat dari perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China, yang juga diperkirakan akan mengurangi konsumsi bahan bakar.
Mengutip dari Reuters, harga minyak berjangka Brent International naik 2,1% ke level USD70,14 per barel pada pukul 02:18 GMT. Sementara itu, perdagangan minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) ditutup libur nasional Memorial Day. Sebelumnya pada Jumat akhir pekan lalu, harga WTI ditutup naik 58 sen atau 1% ke level USD59,21 per barel.
Harga minyak terus meningkat belakangan ini, dimana Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, Rusia, terus mempertahankan pemotongan pasokan minyak, yang dilakukan sejak awal tahun.
OPEC dan sekutunya, terutama Rusia akan bertemu pada 25-26 Juni mendatang untuk membahas kebijakan produksi minyak ke depan. Di luar pemotongan OPEC, sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran dan Venezuela juga memperketat pasar.
"Masalah permintaan dan persediaan kembali ke permukaan sehingga harga minyak mentah naik kuat. Ini disebabkan tekanan sanksi AS dan OPEC yang tampaknya akan terus memperpanjang pemangkasan produksi," tulis ANZ Bank di Singapura.
Meskipun demikian, pasar tetap berhati-hati di tengah perlambatan ekonomi global akibat dari perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China, yang juga diperkirakan akan mengurangi konsumsi bahan bakar.
(ven)