Ciptakan Startup dan Pacu TKDN, Kemenperin Fasilitasi Coworking Space

Rabu, 19 Juni 2019 - 10:41 WIB
Ciptakan Startup dan...
Ciptakan Startup dan Pacu TKDN, Kemenperin Fasilitasi Coworking Space
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian terus memfasilitasi tempat untuk para generasi milenial Indonesia berkarya dan berkreasi. Langkah strategis ini untuk menumbuhkan wirausaha baru khususnya dalam rangka meningkatkan daya saing sektor manufaktur nasional di tengah era industri 4.0 saat ini.

"Untuk pengembangan human capital, Kemenperin memfasilitasi berbagai coworking space, seperti di Bandung yang bekerjasama dengan Telkom, kemudian juga ada di Bali, Makassar, dan Batam," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Bahkan, Kemenperin mendorong perusahaan global untuk berinvestasi membuka inkubasi bisnis dalam upaya menelurkan startup di Indonesia. Investor asing ini juga diharapkan bisa menggandeng pelaku usaha lokal.

"Contohnya di Singapura ada Block 71, mereka sudah buka di Jakarta. Kemudian, operator-operator telekomunikasi mulai membuat coworking space," ungkapnya.

Airlangga menilai, keberadaan coworking space tersebut bakal mendorong pengoptimalan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) karena terciptanya produk buatan anak bangsa. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan komponen smartphone. Sehingga dapat menekan impor bahan baku bagi industri elektronika di Tanah Air.

"Yang dimaksudkan sebagai local content itu tidak hanya hardware tetapi juga software," tuturnya.

Ia mencontohkan hal ini diaplikasikan oleh Apple Developer Academy yang beroperasi di BSD City, Tangerang, Banten melalui kerjasama dengan universitas.

"Sebanyak 200 anak muda dilatih di sana, dan beberapa waktu lalu sudah ada lebih dari 100 lulusan yang dihasilkan. Ini merupakan pertama di Asia. Selain di Indonesia, ada di Brasil dan Italia. Di antara negara Asia, paling banyak anak muda dari Indonesia, melebihi Jepang dan Taiwan. Ini menjadi potensi bagi kita," imbuhnya.

Pembangunan Apple Developer Academy di Indonesia ini akan terus berkembang. Ditargetkan bakal dibuka lagi di Surabaya dan di Batam. Oleh karena itu, dalam menghadapi era digital, Airlangga meminta kepada generasi milenial Indonesia agar mampu menguasai tiga ilmu, yakni bahasa Inggris, statistik, dan koding.

"Kami juga mendorong pemangku kepentingan terkait seperti Kemenristekdikti untuk bisa literate di bidang digital. Kemudian untuk membuat transformation manager berbasis industri khususnya top management. Kami bekerjasama dengan MIT, Bappenas, dan Lemhanas untuk melakukan pelatihan. Diharapkan melalui upaya ini, baik birokrasi maupun private sector bisa jalan bersama," paparnya.

Airlangga mengungkapkan, potensi ekonomi digital akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD150 miliar pada tahun 2025.

"Ini akan menjadi peluang bagi 17 juta tenaga kerja yang tidak buta terhadap teknologi digital. Dan inilah yang kami dorong agar ekonomi digital terus berkembang, sehingga bisa ditangkap oleh pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kita," ujarnya.

Apalagi, pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai USD100 miliar dan total nilai e-commerce sebesar USD130 miliar.

"Saat ini, Indonesia sudah punya empat unicorn, dan mereka semuanya tumbuh bukan bagian dari konglomerasi sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat," ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1826 seconds (0.1#10.140)