Sri Mulyani Akui China dan AS Belum Temukan Solusi Atasi Perang Dagang
A
A
A
JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara G20 yang berlangsung di Osaka, Jepang, membahas agenda utama soal perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang telah berlangsung satu tahun lebih, dimana telah menggerus pertumbuhan ekonomi global.
Dalam KTT G20 di Osaka ini, pernyataan dan rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping paling menarik perhatian. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pernyataan keduanya memiliki dampak besar terhadap situasi ekonomi dunia saat ini dan mendatang.
"Dari pernyataan yang disampaikan Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping, nampaknya masih ada jarak signifikan diantara keduanya," ujar Sri Mulyani dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (29/6/2019).
Sri Mulyani mengatakan, Trump kembali menekankan isu perdagangan yang adil dan asas reprosikal, saling sama adil. Trump juga menekankan pentingnya level playing field yang adil dan mengeliminasi kebijakan perdagangan bebas yang dianggap tidak adil.
"Trump bahkan menggunakan kata Predatory Nation yang dianggap memanfaatkan perekonomian Amerika Serikat. Dalam konsep Trump, ia menilai masih ada negara-negara yang dianggap melakukan praktik-praktik yang merugikan AS," terang Sri Mulyani.
Oleh karena itu, Trump mengajak semua negara, terutama G20 untuk menghilangkan berbagai macam distorsi perdagangan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Di sisi lain, Xi Jinping menganggap situasi ekonomi global saat ini adalah hasil dari kebijakan yang dibuat seseorang oleh suatu negara. Jadi untuk menciptakan win win solution, semuanya harus memperbaiki dan menciptakan solusi itu sendiri.
Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan, dari sisi China, meyakini kalau win win solution bisa dilakukan jika kedua negara memiliki niat yang baik untuk mencapai solusi tersebut.
Dalam KTT G20 di Osaka ini, pernyataan dan rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping paling menarik perhatian. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pernyataan keduanya memiliki dampak besar terhadap situasi ekonomi dunia saat ini dan mendatang.
"Dari pernyataan yang disampaikan Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping, nampaknya masih ada jarak signifikan diantara keduanya," ujar Sri Mulyani dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (29/6/2019).
Sri Mulyani mengatakan, Trump kembali menekankan isu perdagangan yang adil dan asas reprosikal, saling sama adil. Trump juga menekankan pentingnya level playing field yang adil dan mengeliminasi kebijakan perdagangan bebas yang dianggap tidak adil.
"Trump bahkan menggunakan kata Predatory Nation yang dianggap memanfaatkan perekonomian Amerika Serikat. Dalam konsep Trump, ia menilai masih ada negara-negara yang dianggap melakukan praktik-praktik yang merugikan AS," terang Sri Mulyani.
Oleh karena itu, Trump mengajak semua negara, terutama G20 untuk menghilangkan berbagai macam distorsi perdagangan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Di sisi lain, Xi Jinping menganggap situasi ekonomi global saat ini adalah hasil dari kebijakan yang dibuat seseorang oleh suatu negara. Jadi untuk menciptakan win win solution, semuanya harus memperbaiki dan menciptakan solusi itu sendiri.
Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan, dari sisi China, meyakini kalau win win solution bisa dilakukan jika kedua negara memiliki niat yang baik untuk mencapai solusi tersebut.
(ven)