7 Perusahaan Minyak Terbesar Dunia, Produksinya Jutaan Barel Per Hari
A
A
A
JAKARTA - Kendati energi baru dan terbarukan sudah semakin berkembang, tak bisa dimungkiri bahwa ketergantungan dunia akan energi fosil, khususnya minyak, masih sangat tinggi. Sebagai gambaran, permintaan minyak secara global hingga tahun lalu diperkirakan sebesar 99 juta barel per hari (bph).
Negara-negara industri besar, misalnya Amerika Serikat (AS) dan China tahun lalu saja rata-rata mengonsumsi minyak masing-masing 20,5 juta bph dan 13,5 juta bph. Indonesia, meski tak sampai belasan juta bph, mengonsumsi minyak sekira 1,6 juta bph, di mana separuhnya harus dipenuhi melalui impor.
Karena besarnya permintaan, tak heran jika perusahaan-perusahaan migas terus berlomba mencari emas hitam tersebut di seantero dunia. Di antaranya bahkan sukses berkembang menjadi perusahaan minyak global dengan pendapatan raksasa. Berikut tujuh perusahaan minyak terbesar dunia dari sisi pendapatan tahunan, yang diolah dari berbagai sumber:
1. Sinopec
BUMN migas asal China ini pada 2018 membukukan pendapatan sebesar USD377 miliar (sekitar Rp5.278 triliun). Dengan produksi 4,88 juta bph, Sinopec tahun lalu mencetak laba USD9,1 miliar atau sekitar Rp127,4 triliun.
2.Saudi Aramco
Perusahaan migas Arab Saudi ini pada 2018 mencetak pendapatan sebesar USD355,9 miliar (sekitar Rp4.982,6 triliun). Menghasilkan minyak sebanyak 13,6 juta bph, Saudi Aramco tahun lalu meraup laba USD111,1 miliar (sekitar Rp1.555,4 triliun) dan menjadi perusahaan migas paling mengntungkan sedunia.
3. China National Petroleum
Di tahun 2018, perusahaan minyak milkik negara China ini membukukan pendapatan USD324 miliar atau sekitar Rp4.536 triliun. Memproduksi minyak 1,9 juta bph, laba bersih yang diperolehnya hanya USD5,4 miliar (sekitar Rp75,6 triliun) saja.
4. Royal Dutch Shell
Perusahaan migas Belanda-Inggris ini di 2018 meraup pendapatan USD322 miliar (sekitar Rp4.508 triliun). Memproduksi minyak 3,7 juta bph, Royal Dutch Sell meraup laba sebesar USD23,9 miliar atau sekitar Rp334,6 triliun.
5. BP
Satu lagi perusahaan migas asal Inggris yang berjaya di kancah internasional. Tahun lalu BP meraup pendapatan USD303,7 miliar atau sekitar Rp4.251,8 triliun. Dengan produksi sebesar 4,1 juta bph, laba yang dikantungi BP tahun lalu mencapai USD9,58 miliar atau sekitar Rp134,12 triliun.
6. ExxonMobil
Perusahaan minyak asal AS yang namanya tenar saat "berebut" Blok Cepu di Indonesia ini mencetak pendapatan USD241 miliar pada 2018 atau sekitar Rp3.374 triliun. Menghasilkan minyak sebanyak 4,91 juta bph, ExxonMobil tahun lalu mampu mengantongi laba
USD20,84 miliar (sekitar Rp291,76 triliun).
7. Total
Perusahaan migas asal Prancis yang memiliki jaringan SPBU di Indonesia ini pada 2018 membukukan pendapatan USD156 miliar (sekitar Rp2.184 triliun). Menghasilkan minyak sebanyak 2,8 juta bph, tahun lalu Total mampu membungkus laba sebesar USD13,6 miliar atau sekitar Rp190,4 triliun.
Sebagai perbandingan saja, BUMN migas nasional, PT Pertamina (Persero) pada 2018 membukukan laba sebesar USD2,53 miliar atau sekitar Rp35,99 triliun.
Negara-negara industri besar, misalnya Amerika Serikat (AS) dan China tahun lalu saja rata-rata mengonsumsi minyak masing-masing 20,5 juta bph dan 13,5 juta bph. Indonesia, meski tak sampai belasan juta bph, mengonsumsi minyak sekira 1,6 juta bph, di mana separuhnya harus dipenuhi melalui impor.
Karena besarnya permintaan, tak heran jika perusahaan-perusahaan migas terus berlomba mencari emas hitam tersebut di seantero dunia. Di antaranya bahkan sukses berkembang menjadi perusahaan minyak global dengan pendapatan raksasa. Berikut tujuh perusahaan minyak terbesar dunia dari sisi pendapatan tahunan, yang diolah dari berbagai sumber:
1. Sinopec
BUMN migas asal China ini pada 2018 membukukan pendapatan sebesar USD377 miliar (sekitar Rp5.278 triliun). Dengan produksi 4,88 juta bph, Sinopec tahun lalu mencetak laba USD9,1 miliar atau sekitar Rp127,4 triliun.
2.Saudi Aramco
Perusahaan migas Arab Saudi ini pada 2018 mencetak pendapatan sebesar USD355,9 miliar (sekitar Rp4.982,6 triliun). Menghasilkan minyak sebanyak 13,6 juta bph, Saudi Aramco tahun lalu meraup laba USD111,1 miliar (sekitar Rp1.555,4 triliun) dan menjadi perusahaan migas paling mengntungkan sedunia.
3. China National Petroleum
Di tahun 2018, perusahaan minyak milkik negara China ini membukukan pendapatan USD324 miliar atau sekitar Rp4.536 triliun. Memproduksi minyak 1,9 juta bph, laba bersih yang diperolehnya hanya USD5,4 miliar (sekitar Rp75,6 triliun) saja.
4. Royal Dutch Shell
Perusahaan migas Belanda-Inggris ini di 2018 meraup pendapatan USD322 miliar (sekitar Rp4.508 triliun). Memproduksi minyak 3,7 juta bph, Royal Dutch Sell meraup laba sebesar USD23,9 miliar atau sekitar Rp334,6 triliun.
5. BP
Satu lagi perusahaan migas asal Inggris yang berjaya di kancah internasional. Tahun lalu BP meraup pendapatan USD303,7 miliar atau sekitar Rp4.251,8 triliun. Dengan produksi sebesar 4,1 juta bph, laba yang dikantungi BP tahun lalu mencapai USD9,58 miliar atau sekitar Rp134,12 triliun.
6. ExxonMobil
Perusahaan minyak asal AS yang namanya tenar saat "berebut" Blok Cepu di Indonesia ini mencetak pendapatan USD241 miliar pada 2018 atau sekitar Rp3.374 triliun. Menghasilkan minyak sebanyak 4,91 juta bph, ExxonMobil tahun lalu mampu mengantongi laba
USD20,84 miliar (sekitar Rp291,76 triliun).
7. Total
Perusahaan migas asal Prancis yang memiliki jaringan SPBU di Indonesia ini pada 2018 membukukan pendapatan USD156 miliar (sekitar Rp2.184 triliun). Menghasilkan minyak sebanyak 2,8 juta bph, tahun lalu Total mampu membungkus laba sebesar USD13,6 miliar atau sekitar Rp190,4 triliun.
Sebagai perbandingan saja, BUMN migas nasional, PT Pertamina (Persero) pada 2018 membukukan laba sebesar USD2,53 miliar atau sekitar Rp35,99 triliun.
(fjo)