Pemerintah Perlu Gali Potensi Cukai di Industri Non Rokok
A
A
A
JAKARTA - Kondisi keuangan negara saat ini berjalan normal. Pemasukan negara dari berbagai sektor terus mengalir. Karena itu tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan di kalangan masyarakat. Namun demikian, mengingat anggaran masih terus mengalami defisit, pemerintah perlu lebih kreatif menggali dan memperluas sumber-sumber pendapatan.
Selain meningkatkan rasio pajak, juga menggali sumber sumber cukai yang belum digarap selama ini," ujar ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Berly Martawardaya di Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Menurut Berly Martawardaya, hal yang perlu diperbaiki selain peningkatan ekspor dan pengurangan impor, juga menggali potensi sumber pendapatan yang selama ini belum disentuh atau belum direalisasikan.
"Yang perlu diperbaiki adalah pendapatan negara di bidang pajak. Target pajak kita selama ini belum tercapai 100%. Selain itu, rasio pajak kita juga masih rendah. Baru pada angka 10%-12% dari PDB kita. Padahal di Thailand saja sudah mencapai 17%," ungkapnya.
Selain pajak, Berly juga menyoroti masalah penerimaan cukai. Target penerimaan cukai, menurut dia, sudah terpenuhi secara baik. Yang perlu digali di sektor cukai adalah potensi cukai yang ada di luar negeri tapi di dalam negeri belum dikenakan cukai. Salah satunya adalah cukai minuman bersoda maupun minuman yang mengandung kadar gula yang sangat tinggi.
"Di luar negeri, jenis minuman lainnya yang mengandung kadar gula tinggi yang dapat menimbulkan penyakit dalam jangka panjang sehingga membutuhkan biaya perawatan kesehatan dikenakan cukai yang cukup tinggi," paparnya.
Ketua Bidang Ekonomi Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Sumantri Suwarno, menambahkan jika pemerintah jeli, masih banyak sumber pendapatan negara yang belum digali dan dimanfaatkan oleh pemerintah menjadi sumber pendapatan negara yang dapat menutupi atau mengurangi defisit anggaran negara.
"Di negara lain, plastik sudah mulai dikenakan cukai. Karena itu sudah saatnya pemerintah menerapkan cukai bagi industri maupun pemakaian plastik di tanah air," tuturnya.
Pemerintah diminta lebih kreatif dalam menggali potensi pendapatan negara di bidang cukai. Sumantri Suwarno menyesalkan pemerintah yang terlalu banyak berkutat pada penarikan cukai di industri rokok atau tembakau. Sementara cukai di produk atau industri lainnya masih diabaikan.
Selain meningkatkan rasio pajak, juga menggali sumber sumber cukai yang belum digarap selama ini," ujar ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Berly Martawardaya di Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Menurut Berly Martawardaya, hal yang perlu diperbaiki selain peningkatan ekspor dan pengurangan impor, juga menggali potensi sumber pendapatan yang selama ini belum disentuh atau belum direalisasikan.
"Yang perlu diperbaiki adalah pendapatan negara di bidang pajak. Target pajak kita selama ini belum tercapai 100%. Selain itu, rasio pajak kita juga masih rendah. Baru pada angka 10%-12% dari PDB kita. Padahal di Thailand saja sudah mencapai 17%," ungkapnya.
Selain pajak, Berly juga menyoroti masalah penerimaan cukai. Target penerimaan cukai, menurut dia, sudah terpenuhi secara baik. Yang perlu digali di sektor cukai adalah potensi cukai yang ada di luar negeri tapi di dalam negeri belum dikenakan cukai. Salah satunya adalah cukai minuman bersoda maupun minuman yang mengandung kadar gula yang sangat tinggi.
"Di luar negeri, jenis minuman lainnya yang mengandung kadar gula tinggi yang dapat menimbulkan penyakit dalam jangka panjang sehingga membutuhkan biaya perawatan kesehatan dikenakan cukai yang cukup tinggi," paparnya.
Ketua Bidang Ekonomi Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Sumantri Suwarno, menambahkan jika pemerintah jeli, masih banyak sumber pendapatan negara yang belum digali dan dimanfaatkan oleh pemerintah menjadi sumber pendapatan negara yang dapat menutupi atau mengurangi defisit anggaran negara.
"Di negara lain, plastik sudah mulai dikenakan cukai. Karena itu sudah saatnya pemerintah menerapkan cukai bagi industri maupun pemakaian plastik di tanah air," tuturnya.
Pemerintah diminta lebih kreatif dalam menggali potensi pendapatan negara di bidang cukai. Sumantri Suwarno menyesalkan pemerintah yang terlalu banyak berkutat pada penarikan cukai di industri rokok atau tembakau. Sementara cukai di produk atau industri lainnya masih diabaikan.
(ven)