Produk Mi Instan Indonesia Berjaya di Turki
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan produk mi asal Indonesia ini sudah banyak diminati oleh masyarakat Turki, dimana menguasai pasar mi instan di negara tersebut mencapai 90%. Hal ini disampaikan setelah mengunjungi pabrik mi instan Indomie di zona industri Tekirdag, Turki.
"Kalau kita sudah tahu besarnya pasar di Turki, maka Pemerintah akan mengajak pelaku usaha Indonesia untuk berinvestasi menanamkan modal dan mendirikan pabrik di Turki, seperti Indofood. Keuntungannya, bahan baku tetap diekspor dari Indonesia," ujar Mendag di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Lanjutnya, bahan baku Indomie sedikitnya 45% disuplai dari Indonesia dengan nilai sekitar USD20 juta per tahun. "Angka ini diharapkan meningkat menjadi dua kali lipat jika Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) selesai," jelasnya.
Setelah sembilan tahun beroperasi di Turki, produk mi instan Indomie saat ini telah tersebar di 81 provinsi di Turki. Produk mi instan Indomie dapat diperoleh di semua pasar ritel besar dan kecil di seluruh Turki, serta dijual secara daring (online). Saat ini, konsumen di Turki dapat membeli Indomie satu kardus atau bahkan satu truk secara daring.
Keberadaan produk mi instan Indomie di Turki merupakan cerita keberhasilan yang patut diapresiasi dan ditiru oleh industri lainnya di Indonesia. Banyak tantangan yang dihadapi saat pertama memasuki pasar Turki. Perbedaan budaya menjadi tantangan tersendiri karena masyarakat Turki saat itu tidak mengenal dan tidak pernah memakan mi instan.
Indomie mengawali perjalanannya di Turki sejak awal 2010 dengan mendirikan perusahaan Adkoturk Gida Sanayi, kerja sama antara Indonesia dan Turki. Awalnya Adkoturk menjadi distributor produk Indofood di kota kecil Adana yang mengimpor dan menjual produk Indomie. Tidak hanya sebagai distributor, Adkoturk kemudian juga aktif melakukan riset pasar dengan mencari tahu selera.
"Kalau kita sudah tahu besarnya pasar di Turki, maka Pemerintah akan mengajak pelaku usaha Indonesia untuk berinvestasi menanamkan modal dan mendirikan pabrik di Turki, seperti Indofood. Keuntungannya, bahan baku tetap diekspor dari Indonesia," ujar Mendag di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Lanjutnya, bahan baku Indomie sedikitnya 45% disuplai dari Indonesia dengan nilai sekitar USD20 juta per tahun. "Angka ini diharapkan meningkat menjadi dua kali lipat jika Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) selesai," jelasnya.
Setelah sembilan tahun beroperasi di Turki, produk mi instan Indomie saat ini telah tersebar di 81 provinsi di Turki. Produk mi instan Indomie dapat diperoleh di semua pasar ritel besar dan kecil di seluruh Turki, serta dijual secara daring (online). Saat ini, konsumen di Turki dapat membeli Indomie satu kardus atau bahkan satu truk secara daring.
Keberadaan produk mi instan Indomie di Turki merupakan cerita keberhasilan yang patut diapresiasi dan ditiru oleh industri lainnya di Indonesia. Banyak tantangan yang dihadapi saat pertama memasuki pasar Turki. Perbedaan budaya menjadi tantangan tersendiri karena masyarakat Turki saat itu tidak mengenal dan tidak pernah memakan mi instan.
Indomie mengawali perjalanannya di Turki sejak awal 2010 dengan mendirikan perusahaan Adkoturk Gida Sanayi, kerja sama antara Indonesia dan Turki. Awalnya Adkoturk menjadi distributor produk Indofood di kota kecil Adana yang mengimpor dan menjual produk Indomie. Tidak hanya sebagai distributor, Adkoturk kemudian juga aktif melakukan riset pasar dengan mencari tahu selera.
(akr)