Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Diperkirakan 5,4%
A
A
A
MEDAN - Sumatera Utara (Sumut) menunjukkan kualitas pertumbuhan ekonomi yang baik, dengan angka pertumbuhan ekonomi yang kerap di atas rata-rata nasional.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumut Wiwiek Sisto mengatakan, perekonomian Sumut diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,0-5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) yang didorong oleh perbaikan kinerja konsumsi pemerintah, ekspor antar daerah serta berkurangnya tekanan impor luar negeri.
"Kita akan lakukan perbaikan penyerapan anggaran. Selain itu, kenaikan anggaran transfer dari pusat dapat mendorong konsumsi pemerintah," ujarnya di Medan, Jumat (19/7/2019).
Dia pun optimistis bila melihat kapasitas provinsi dengan perekonomian terbesar keenam di Indonesia dan tertinggi di wilayah Sumatera, pertumbuhan Sumatera Utara selalu tumbuh di atas rata-rata nasional.
"Pada kuartal I/2019, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tumbuh cukup kuat mencapai 5,30% (yoy), lebih tinggi dari nasional (5,07%, yoy)," sebutnya.
Realisasi ini ditopang oleh perbaikan kinerja sektor konstruksi. Sektor konstruksi terakselerasi didorong oleh berlanjutnya proyek–proyek pembangunan infrastruktur pemerintah yang bersifat multiyears.
Dalam tiga tahun terakhir, lanjut Wiwiek, pembangunan yang terus dilaksanakan di berbagai daerah diperkirakan berdampak positif terhadap penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran di Sumut.
Tercatat tingkat kemiskinan menurun dari 9,85% pada 2015 menjadi 8,94% pada 2018, sementara tingkat pengangguran terbuka pada periode yang sama juga menurun dari 6,7% menjadi 5,56%.
"Disparitas antar kabupaten/kota masih terlihat. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Sumut masih ditopang oleh lima kabupaten/kota khususnya yang berada di pesisir timur," jelasnya.
Sementara perluasan implementasi kebijakan bauran bahan bakar biodiesel 20% (B20) diyakini akan meningkatkan permintaan minyak sawit mentah (CPO) dan biodiesel sehingga memperkuat ekspor antar daerah.
Di sisi lapangan usaha, pembangunan infrastruktur bernilai besar yang terus berlanjut turut menopang lapangan usaha konstruksi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumut Wiwiek Sisto mengatakan, perekonomian Sumut diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,0-5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) yang didorong oleh perbaikan kinerja konsumsi pemerintah, ekspor antar daerah serta berkurangnya tekanan impor luar negeri.
"Kita akan lakukan perbaikan penyerapan anggaran. Selain itu, kenaikan anggaran transfer dari pusat dapat mendorong konsumsi pemerintah," ujarnya di Medan, Jumat (19/7/2019).
Dia pun optimistis bila melihat kapasitas provinsi dengan perekonomian terbesar keenam di Indonesia dan tertinggi di wilayah Sumatera, pertumbuhan Sumatera Utara selalu tumbuh di atas rata-rata nasional.
"Pada kuartal I/2019, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tumbuh cukup kuat mencapai 5,30% (yoy), lebih tinggi dari nasional (5,07%, yoy)," sebutnya.
Realisasi ini ditopang oleh perbaikan kinerja sektor konstruksi. Sektor konstruksi terakselerasi didorong oleh berlanjutnya proyek–proyek pembangunan infrastruktur pemerintah yang bersifat multiyears.
Dalam tiga tahun terakhir, lanjut Wiwiek, pembangunan yang terus dilaksanakan di berbagai daerah diperkirakan berdampak positif terhadap penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran di Sumut.
Tercatat tingkat kemiskinan menurun dari 9,85% pada 2015 menjadi 8,94% pada 2018, sementara tingkat pengangguran terbuka pada periode yang sama juga menurun dari 6,7% menjadi 5,56%.
"Disparitas antar kabupaten/kota masih terlihat. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Sumut masih ditopang oleh lima kabupaten/kota khususnya yang berada di pesisir timur," jelasnya.
Sementara perluasan implementasi kebijakan bauran bahan bakar biodiesel 20% (B20) diyakini akan meningkatkan permintaan minyak sawit mentah (CPO) dan biodiesel sehingga memperkuat ekspor antar daerah.
Di sisi lapangan usaha, pembangunan infrastruktur bernilai besar yang terus berlanjut turut menopang lapangan usaha konstruksi.
(ind)