Banyuwangi Ethno Carnival 2019 Ajang Guyub Masyarakat
A
A
A
BANYUWANGI - Banyuwangi Ethno Carnival 2019 resmi dilaksanakan, Sabtu (27/7/2019). Pembukaan event ini dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Buat Banyuwangi, event ini adalah tempat berkumpulnya masyarakat The Sun Rise of Java.
Bupati Azwar Anas mengatakan BEC memiliki makna tersendiri buat masyarakat. Dan dengan tegas ia menyebut pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival berbeda dengan event-event carnival lain di Indonesia.
“Yang membuat beda Banyuwangi Ethno Carnival, kegiatan ini diinisiasi dari bawah. Dari masyarakat. Dan banyak event di Banyuwangi tidak menggunakan EO. Termasuk BEC. Semua dikerjalan PNS. Dan merupakan hasil swadaya,” tutur Azwar Anas.
Dijelaskannya, dalam pelaksanaan BEC yang dinilai bukanlah bagus atau megahnya kostum yang ditampilkan para peserta karnaval.
“Tapi bagaimana dan sejauh apa keterlibatan masyarakat dalam event ini. Itu jauh lebih penting. Oleh karena itu, BEC bukan hanya event pariwisata. Tapi event yang menggerakkan dan mengumpulkan masyarakat Banyuwangi. Di event inilah masyarakat guyub. Kumpul bersama-sama,” ujarnya.
Azwar Anas menambahkan, untuk menyaksikan BEC mereka rela datang dari kampung. Mereka menggelar tikar. Event ini menjadi perekat masyarakat Banyuwangi. Tidak ada sekat. “Saya mengucapkan banyak terima kasih ke masyarakat dan PNS. Terima kasih kepada semua. Juga buat budayawan yang sering merumuskan tema-tema kegiatan termasuk BEC,” paparnya.
Ditambahkannya, Banyuwangi memiliki 99 event. Event yang semula mendapatkan tantangan, kemudian mendapatkan dukungan. Yang lebih meebuatnya bangga, BEC terpilih dalam 99 top inovasi di Indonesia. Karena berdampak positif buat rakyat.
Kabid Pemasaran Area I (Jawa) Wawan Gunawan, mengatakam banyak perwakilan pemerintah daerah di Indonesia yang menyaksikan event ini.
“Keunggulan BEC 2019 adalah mampu menggerakkan roda perekonomian daerah. Saya rasa hal seperti ini yang akan dipelajari daerah lain. Selain tentunya bagaimana mengemas sebuah acara dengan matang. Agar bisa menjadi daya tarik,” ujarnya.
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty, menilai BEC sebagai event yang luar biasa.
“Ini event yang kaya. Yang sangat banyak atraksi budaya. Semua dipersiapkan dengan sangat baik. Sangat matang. Makanya banyak daerah yang datang untuk mempelajari bagaimana meeggelar event seperti ini,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Banyuwangi pantas mendapat ucapan selamat untuk beberapa hal. Pertama, karena BEC 2019 telah menjadi trending topic nasional. Atau event yang banyak diperbincangkan di medIa sosial.
“Selain itu, Banyuwangi menjadk kota festival terbaik di Indonesia. Dari 99 event yang ada di Banyuwangi, 2 masuk 100 Calendar of Event. Dan 1 event menjadi Top 10 Wonderful Event, yaitu Banyuwangi Ethno Carnival,” tutur Menteri Pariwisata terbaik di ASEAN itu.
Ditambahkannya, Banyuwangi telah ditetapkan sebagai kabupaten pariwisata terbaik nasional dan terbaik infrastruktur di Indonesia Attractiveness Award 2019. Awardnya platinum, penghargaan tertinggi.
Bupati Azwar Anas mengatakan BEC memiliki makna tersendiri buat masyarakat. Dan dengan tegas ia menyebut pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival berbeda dengan event-event carnival lain di Indonesia.
“Yang membuat beda Banyuwangi Ethno Carnival, kegiatan ini diinisiasi dari bawah. Dari masyarakat. Dan banyak event di Banyuwangi tidak menggunakan EO. Termasuk BEC. Semua dikerjalan PNS. Dan merupakan hasil swadaya,” tutur Azwar Anas.
Dijelaskannya, dalam pelaksanaan BEC yang dinilai bukanlah bagus atau megahnya kostum yang ditampilkan para peserta karnaval.
“Tapi bagaimana dan sejauh apa keterlibatan masyarakat dalam event ini. Itu jauh lebih penting. Oleh karena itu, BEC bukan hanya event pariwisata. Tapi event yang menggerakkan dan mengumpulkan masyarakat Banyuwangi. Di event inilah masyarakat guyub. Kumpul bersama-sama,” ujarnya.
Azwar Anas menambahkan, untuk menyaksikan BEC mereka rela datang dari kampung. Mereka menggelar tikar. Event ini menjadi perekat masyarakat Banyuwangi. Tidak ada sekat. “Saya mengucapkan banyak terima kasih ke masyarakat dan PNS. Terima kasih kepada semua. Juga buat budayawan yang sering merumuskan tema-tema kegiatan termasuk BEC,” paparnya.
Ditambahkannya, Banyuwangi memiliki 99 event. Event yang semula mendapatkan tantangan, kemudian mendapatkan dukungan. Yang lebih meebuatnya bangga, BEC terpilih dalam 99 top inovasi di Indonesia. Karena berdampak positif buat rakyat.
Kabid Pemasaran Area I (Jawa) Wawan Gunawan, mengatakam banyak perwakilan pemerintah daerah di Indonesia yang menyaksikan event ini.
“Keunggulan BEC 2019 adalah mampu menggerakkan roda perekonomian daerah. Saya rasa hal seperti ini yang akan dipelajari daerah lain. Selain tentunya bagaimana mengemas sebuah acara dengan matang. Agar bisa menjadi daya tarik,” ujarnya.
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty, menilai BEC sebagai event yang luar biasa.
“Ini event yang kaya. Yang sangat banyak atraksi budaya. Semua dipersiapkan dengan sangat baik. Sangat matang. Makanya banyak daerah yang datang untuk mempelajari bagaimana meeggelar event seperti ini,” katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Banyuwangi pantas mendapat ucapan selamat untuk beberapa hal. Pertama, karena BEC 2019 telah menjadi trending topic nasional. Atau event yang banyak diperbincangkan di medIa sosial.
“Selain itu, Banyuwangi menjadk kota festival terbaik di Indonesia. Dari 99 event yang ada di Banyuwangi, 2 masuk 100 Calendar of Event. Dan 1 event menjadi Top 10 Wonderful Event, yaitu Banyuwangi Ethno Carnival,” tutur Menteri Pariwisata terbaik di ASEAN itu.
Ditambahkannya, Banyuwangi telah ditetapkan sebagai kabupaten pariwisata terbaik nasional dan terbaik infrastruktur di Indonesia Attractiveness Award 2019. Awardnya platinum, penghargaan tertinggi.
(atk)