Pacu Konektivitas Danau Toba, Runway Bandara Sibisa Diperpanjang
A
A
A
JAKARTA - Guna meningkatkan konektivitas transportasi di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memperpanjang landasan pacu atau runway Bandara Sibisa. Selain dukungan transportasi laut seperti pembangunan 12 pelabuhan penyeberangan di kawasan Danau Toba, Kemenhub juga memberikan dukungan melalui pengembangan bandara Sibisa.
Ditargetkan perpanjangan runway dari 1200 m menjadi 1900 m dapat selesai pada tahun 2020. "Tahun 2020 ditargetkan selesai, sehingga pesawat komersil yang lebih besar seperti ATR -72 yang membawa wisatawan dapat mendarat langsung kesini. Karena bandara ini dekat dengan Parapat yang merupakan pintu masuk kawasan Danau Toba,” jelas Menhub Budi Karya Sumadi.
Lebih lanjut, Menhub menjelaskan pengembangan bandara Sibisa diperlukan untuk membagi penerbangan dengan Bandara Silangit. “Antara Bandara Silangit bagian selatan dengan di sini (Sibisa), ada jarak kira-kira hampir 200 KM. Dengan jarak itu memang sudah selayaknya ada satu bandara yaitu Bandara Sibisa. Bandara Silangit akan melayani pesawat komersil yang besar, sedangkan di Sibisa melayani pesawat yang lebih kecil seperti ATR-72,” ungkapnya.
Bandara Sibisa merupakan bandara perintis yang telah dibangun sejak era Presiden Soeharto pada Tahun 1977. Dioperasikan pertama kali pada 15 November 2006, yang ditandai dengan penerbangan perdana maskapai Susi Air rute Medan ke Sibisa.
Namun hal tersebut bertahan hingga Ferbuari 2007, dan kemudian setelah itu ditutup. Setelah 12 tahun, pada Jumat, 12 April 2019 penerbangan dibuka kembali yang ditandai dengan uji coba pendaratan pesawat perdana di Bandara Sibisa. Saat ini Bandara Sibisa melayani satu penerbangan di Hari Jumat dengan Rute Bandara Sitoli, Nias - Bandara Sibisa, Danau Toba yang dilayani maskapai Aviastar.
Ditargetkan perpanjangan runway dari 1200 m menjadi 1900 m dapat selesai pada tahun 2020. "Tahun 2020 ditargetkan selesai, sehingga pesawat komersil yang lebih besar seperti ATR -72 yang membawa wisatawan dapat mendarat langsung kesini. Karena bandara ini dekat dengan Parapat yang merupakan pintu masuk kawasan Danau Toba,” jelas Menhub Budi Karya Sumadi.
Lebih lanjut, Menhub menjelaskan pengembangan bandara Sibisa diperlukan untuk membagi penerbangan dengan Bandara Silangit. “Antara Bandara Silangit bagian selatan dengan di sini (Sibisa), ada jarak kira-kira hampir 200 KM. Dengan jarak itu memang sudah selayaknya ada satu bandara yaitu Bandara Sibisa. Bandara Silangit akan melayani pesawat komersil yang besar, sedangkan di Sibisa melayani pesawat yang lebih kecil seperti ATR-72,” ungkapnya.
Bandara Sibisa merupakan bandara perintis yang telah dibangun sejak era Presiden Soeharto pada Tahun 1977. Dioperasikan pertama kali pada 15 November 2006, yang ditandai dengan penerbangan perdana maskapai Susi Air rute Medan ke Sibisa.
Namun hal tersebut bertahan hingga Ferbuari 2007, dan kemudian setelah itu ditutup. Setelah 12 tahun, pada Jumat, 12 April 2019 penerbangan dibuka kembali yang ditandai dengan uji coba pendaratan pesawat perdana di Bandara Sibisa. Saat ini Bandara Sibisa melayani satu penerbangan di Hari Jumat dengan Rute Bandara Sitoli, Nias - Bandara Sibisa, Danau Toba yang dilayani maskapai Aviastar.
(akr)