Lewat Creative Talk, Kemenperin Terus Tingkatkan Industri Kreatif Dalam Negeri
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian kembali menggelar Creative Talk.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan melalui event rutin ini, pihaknya bertekad menumbuhkan sektor industri kreatif di dalam negeri. Sebab, selain mendorong peningkatan jumlah wirausaha baru, industri kreatif juga berperan penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.
"Kami secara rutin telah melaksanakan berbagai event untuk memberi ruang bagi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Salah satunya dengan acara Creative Talk sebagai kick-off dari kegiatan pengembangan kewirausahaan melalui program Creative Business Incubator- Bali Creative Industry Center (BCIC)," ujar Gati di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Gati menyampaikan, lewat event ini, pihaknya ingin membagikan pengetahuan kepada peserta tentang strategi pengembangan usaha, pemasaran produk, dan peningkatan motivasi dalam berwirausaha.
"Adanya event ini bisa meningkatkan minat generasi muda atau generasi milenial dalam berwirausaha dan semangat untuk terus mengembangkan usahanya," jelasnya.
Gati meyakini, adanya acara tersebut, dapat meningkatkan minat generasi milenial di Jawa Barat dalam berwirausaha dan semangat untuk terus mengembangkan usahanya.
Berdasarkan data statistik badan ekonomi kreatif tahun 2016, Provinsi Jawa Barat tercatat memiliki share Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap PDB Ekonomi Kreatif sebesar 11,81%. Selain itu, pada 2016, Jawa Barat menempati urutan pertama dari 10 provinsi yang memiliki kontribusi ekspor ekonomi kreatif terbesar yaitu 31,96%.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi Provinsi Jawa Barat cukup besar khususnya di bidang ekonomi kreatif," tuturnya.
Gati menyampaikan, pihaknya melihat Pemda Provinsi Jawa Barat memiliki komitmen yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi kreatif.
Pemda Provinsi Jawa Barat bisa terus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif ini melalui sektor-sektor industri dengan komoditi unggulan lokal seperti kerajinan dan fesyen. Dengan demikian, pengembangan wirausaha muda untuk memaksimalkan potensi ekonomi kreatif melalui pengembangan sektor industri dapat menjadi sumber peningkatan kekuatan ekonomi provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan survei khusus ekonomi kreatif BPS dan Bekraf pada 2016, produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif tercatat Rp922,59 triliun dengan kontribusi terbesar terdapat pada sub sektor kuliner, fesyen dan kerajinan.
Gati menjelaskan, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif subsektor Kriya dan Fesyen, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal IKMA telah mendirikan Bali Creative Industri Center (BCIC) pada tahun 2015.
"BCIC kami hadirkan sebagai wadah bagi para pelaku industri kreatif kriya dan fesyen untuk mengembangkan usaha dalam konteks "meet-share-collaborate", dimana para pelaku bisa bertemu, berbagi pengalaman dan ide kreatif sehingga pada akhirnya bisa berkolaborasi menciptakan karya bersama," tuturnya.
Gati juga meyakini, program Creative Business Incubator yang ada di BCIC mampu mencetak wirausaha muda di sektor Industri Kreatif Kriya dan Fesyen.
"Kami sadar bahwa tantangan masa depan generasi muda semakin berat, maka dari itu kami buat program ini agar bisa mencetak wirausaha yang mampu menjadi motor penggerak Industri Kreatif Kriya dan Fesyen di masa yang akan datang," ungkapnya.
Melalui program ini, lebih lanjut para pelaku industri kreatif bidang kriya dan fesyen akan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan bisnis (scalling-up) dengan bentuk kegiatan yaitu program kelas dan pendampingan.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan melalui event rutin ini, pihaknya bertekad menumbuhkan sektor industri kreatif di dalam negeri. Sebab, selain mendorong peningkatan jumlah wirausaha baru, industri kreatif juga berperan penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.
"Kami secara rutin telah melaksanakan berbagai event untuk memberi ruang bagi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Salah satunya dengan acara Creative Talk sebagai kick-off dari kegiatan pengembangan kewirausahaan melalui program Creative Business Incubator- Bali Creative Industry Center (BCIC)," ujar Gati di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Gati menyampaikan, lewat event ini, pihaknya ingin membagikan pengetahuan kepada peserta tentang strategi pengembangan usaha, pemasaran produk, dan peningkatan motivasi dalam berwirausaha.
"Adanya event ini bisa meningkatkan minat generasi muda atau generasi milenial dalam berwirausaha dan semangat untuk terus mengembangkan usahanya," jelasnya.
Gati meyakini, adanya acara tersebut, dapat meningkatkan minat generasi milenial di Jawa Barat dalam berwirausaha dan semangat untuk terus mengembangkan usahanya.
Berdasarkan data statistik badan ekonomi kreatif tahun 2016, Provinsi Jawa Barat tercatat memiliki share Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap PDB Ekonomi Kreatif sebesar 11,81%. Selain itu, pada 2016, Jawa Barat menempati urutan pertama dari 10 provinsi yang memiliki kontribusi ekspor ekonomi kreatif terbesar yaitu 31,96%.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi Provinsi Jawa Barat cukup besar khususnya di bidang ekonomi kreatif," tuturnya.
Gati menyampaikan, pihaknya melihat Pemda Provinsi Jawa Barat memiliki komitmen yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi kreatif.
Pemda Provinsi Jawa Barat bisa terus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif ini melalui sektor-sektor industri dengan komoditi unggulan lokal seperti kerajinan dan fesyen. Dengan demikian, pengembangan wirausaha muda untuk memaksimalkan potensi ekonomi kreatif melalui pengembangan sektor industri dapat menjadi sumber peningkatan kekuatan ekonomi provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan survei khusus ekonomi kreatif BPS dan Bekraf pada 2016, produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif tercatat Rp922,59 triliun dengan kontribusi terbesar terdapat pada sub sektor kuliner, fesyen dan kerajinan.
Gati menjelaskan, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif subsektor Kriya dan Fesyen, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal IKMA telah mendirikan Bali Creative Industri Center (BCIC) pada tahun 2015.
"BCIC kami hadirkan sebagai wadah bagi para pelaku industri kreatif kriya dan fesyen untuk mengembangkan usaha dalam konteks "meet-share-collaborate", dimana para pelaku bisa bertemu, berbagi pengalaman dan ide kreatif sehingga pada akhirnya bisa berkolaborasi menciptakan karya bersama," tuturnya.
Gati juga meyakini, program Creative Business Incubator yang ada di BCIC mampu mencetak wirausaha muda di sektor Industri Kreatif Kriya dan Fesyen.
"Kami sadar bahwa tantangan masa depan generasi muda semakin berat, maka dari itu kami buat program ini agar bisa mencetak wirausaha yang mampu menjadi motor penggerak Industri Kreatif Kriya dan Fesyen di masa yang akan datang," ungkapnya.
Melalui program ini, lebih lanjut para pelaku industri kreatif bidang kriya dan fesyen akan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan bisnis (scalling-up) dengan bentuk kegiatan yaitu program kelas dan pendampingan.
(ven)