Masih Andalan Ekspor, Kontribusi Produk Manufaktur Lampaui 74%

Kamis, 08 Agustus 2019 - 18:48 WIB
Masih Andalan Ekspor,...
Masih Andalan Ekspor, Kontribusi Produk Manufaktur Lampaui 74%
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong sektor manufaktur lebih gencar mengisi pasar global. Peningkatan ekspor dengan mengoptimalkan utilisasi industri dan memperluas pasar luar negeri dinilai menjadi salah satu solusi untuk mengatasi persoalan defisit neraca perdagangan.

“Pemerintah sedang memprioritaskan peningkatan nilai investasi dan ekspor dari sektor industri guna memperbaiki struktur perekonomian nasional saat ini. Dua faktor tersebut, menjadi kunci untuk memacu daya saing Indonesia di tingkat regional maupun global,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Menperin menegaskan, selama ini industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional.

“Hal ini sekaligus menandakan bahwa produk manufaktur nasional telah berkualitas sehingga mampu kompetitif dan diterima di kancah internasional,” ujarnya.

Kemenperin mencatat, sepanjang Januari-Juni 2019, pengapalan produk manufaktur nasional mampu menembus hingga USD60,14 miliar. Nilai ini berkontribusi sebesar 74,88% dari capaian ekspor nasional yang menyentuh angka USD80,32 miliar di semester pertama tahun ini.

“Jadi, produk manufaktur masih mendominasi ekspor kita,” tutur Airlangga.

Adapun tiga sektor yang menyetor paling besar terhadap nilai ekspor nasional pada semester I/2019 yaitu industri makanan sebesar USD12,36 miliar, industri logam dasar (USD8,14 miliar), serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (USD6,37 miliar).

Sektor lainnya yang turut menyumbang signifikan diantaranya industri pakaian jadi (USD4,06 miliar), industri kertas dan barang dari kertas (USD3,55 miliar), serta industri karet, barang dari karet dan plastik (USD3,48 miliar).

Menperin menandaskan, melalui capaian ekspor tersebut, industri manufaktur berperan penting sebagai penggerak utama perekonomian.

“Dengan investasi dan ekspor meningkat, kami yakin ekonomi kita menjadi lebih sehat,” terangnya.

Airlangga menambahkan, pemerintah fokus memacu kinerja industri padat karya berorientasi ekspor. Di samping itu juga mendorong tumbuhnya industri penghasil substitusi bahan baku impor. Hal ini sejalan dengan program prioritas Making Indonesia 4.0.

“Maka itu, perlu mengakselerasi ekspor produk yang memiliki nilai tambah tinggi,” ujarnya.

Melalui pemanfaatan teknologi industri 4.0, Menperin optimistis industri nasional akan menghasilkan produk yang lebih berkualitas secara efisien.

“Jadi, lebih produktif, inovatif, dan kompetitif,” pungkasnya.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0922 seconds (0.1#10.140)