Pertajam Kebijakan Perekonomian, Pemerintah Gandeng Akademisi
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berupaya memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan akademisi. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah dengan menggelar diskusi bersama Dekan Fakultas Ekonomi, Bisnis, dan/atau Manajemen dari 50 Universitas di seluruh Indonesia.
"Dalam rangkaian acara HUT ke-53 Kemenko Perekonomian, kami mengundang seluruh teman-teman di akademisi untuk berdiskusi mengenai kebijakan-kebijakan di bidang perekonomian," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono, menerangkan ForEkon diharapkan menjadi wadah diskusi dan transfer ilmu tentang permasalahan ekonomi nasional maupun regional.
"Di samping itu, ForEkon dirancang sebagai tempat untuk menjaring masukan dan umpan balik dari akademisi atas suatu kebijakan ekonomi. Kemudian dalam proses perumusan kebijakan, ForEkon diharapkan menjadi forum untuk meningkatkan sinergi dan kerja sama antara pemerintah dan akademisi," terang Susiwijono.
Dalam tahap implementasi kebijakan, lanjutnya, pemerintah mengharapkan dukungan dari akademisi dalam mengomunikasikan dan mendiseminasikan kebijakan ekonomi kepada masyarakat dan dunia usaha.
"Hal yang tidak kalah penting adalah forum ini menjadi wadah untuk menjaring ekonom muda yang Inovatif yang memahami proses perumusan kebijakan ekonomi," tutur Sesmenko Perekonomian.
Menegaskan hal tersebut, Darmin Nasution pun turut berujar tentang pentingnya pemerintah pusat menggandeng pihak akademisi.
"Kita perlu mengarah kepada kerja sama yang bisa memperbaiki alur informasi kita terutama ke publik. Dari situ, kita juga bisa membuat perkiraan dan proyeksi ke depan yang lebih baik, khususnya terkait kebijakan ekonomi daerah," tegasnya.
Adapun beberapa topik yang dibahas kali ini meliputi arah kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam mendorong pertumbuhan yang berkualitas dan arah kebijakan logistik dalam rangka meningkatkan daya saing.
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan reforma agraria untuk pemerataan ekonomi juga turut diangkat menjadi topik bahasan.
Ada pula ulasan tentang isu dan permasalahan strategis komoditas kelapa sawit sebagai andalan ekspor, pengembangan e-commerce untuk mendorong transformasi ekonomi, serta diplomasi perdagangan untuk mendorong ekspor.
Forum serupa akan digelar secara rutin, di samping juga pertemuan-pertemuan rutin lainnya seperti penyampaian kajian atau masukan atas suatu isu ekonomi dan perumusan kebijakan. Tidak hanya itu, diseminasi outlook dan kebijakan perekonomian juga akan dilaksanakan secara rutin tiap Mei dan November setiap tahunnya.
Sebagai informasi, sebelum ini, Kemenko Perekonomian juga telah bekerja sama dengan akademisi dari berbagai Fakultas Ekonomi dan Bisnis berbagai universitas dalam menyelenggarakan Seminar Diseminasi Outlook Dan Kebijakan Perekonomian 2019. Kegiatan tersebut dilakukan melalui sinergi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan asosiasi di beberapa daerah.
"Dalam rangkaian acara HUT ke-53 Kemenko Perekonomian, kami mengundang seluruh teman-teman di akademisi untuk berdiskusi mengenai kebijakan-kebijakan di bidang perekonomian," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono, menerangkan ForEkon diharapkan menjadi wadah diskusi dan transfer ilmu tentang permasalahan ekonomi nasional maupun regional.
"Di samping itu, ForEkon dirancang sebagai tempat untuk menjaring masukan dan umpan balik dari akademisi atas suatu kebijakan ekonomi. Kemudian dalam proses perumusan kebijakan, ForEkon diharapkan menjadi forum untuk meningkatkan sinergi dan kerja sama antara pemerintah dan akademisi," terang Susiwijono.
Dalam tahap implementasi kebijakan, lanjutnya, pemerintah mengharapkan dukungan dari akademisi dalam mengomunikasikan dan mendiseminasikan kebijakan ekonomi kepada masyarakat dan dunia usaha.
"Hal yang tidak kalah penting adalah forum ini menjadi wadah untuk menjaring ekonom muda yang Inovatif yang memahami proses perumusan kebijakan ekonomi," tutur Sesmenko Perekonomian.
Menegaskan hal tersebut, Darmin Nasution pun turut berujar tentang pentingnya pemerintah pusat menggandeng pihak akademisi.
"Kita perlu mengarah kepada kerja sama yang bisa memperbaiki alur informasi kita terutama ke publik. Dari situ, kita juga bisa membuat perkiraan dan proyeksi ke depan yang lebih baik, khususnya terkait kebijakan ekonomi daerah," tegasnya.
Adapun beberapa topik yang dibahas kali ini meliputi arah kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam mendorong pertumbuhan yang berkualitas dan arah kebijakan logistik dalam rangka meningkatkan daya saing.
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan reforma agraria untuk pemerataan ekonomi juga turut diangkat menjadi topik bahasan.
Ada pula ulasan tentang isu dan permasalahan strategis komoditas kelapa sawit sebagai andalan ekspor, pengembangan e-commerce untuk mendorong transformasi ekonomi, serta diplomasi perdagangan untuk mendorong ekspor.
Forum serupa akan digelar secara rutin, di samping juga pertemuan-pertemuan rutin lainnya seperti penyampaian kajian atau masukan atas suatu isu ekonomi dan perumusan kebijakan. Tidak hanya itu, diseminasi outlook dan kebijakan perekonomian juga akan dilaksanakan secara rutin tiap Mei dan November setiap tahunnya.
Sebagai informasi, sebelum ini, Kemenko Perekonomian juga telah bekerja sama dengan akademisi dari berbagai Fakultas Ekonomi dan Bisnis berbagai universitas dalam menyelenggarakan Seminar Diseminasi Outlook Dan Kebijakan Perekonomian 2019. Kegiatan tersebut dilakukan melalui sinergi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan asosiasi di beberapa daerah.
(ven)