Tak Lagi Impor Avtur, Jokowi: Kita Harus Bisa Ekspor

Jum'at, 16 Agustus 2019 - 12:31 WIB
Tak Lagi Impor Avtur, Jokowi: Kita Harus Bisa Ekspor
Tak Lagi Impor Avtur, Jokowi: Kita Harus Bisa Ekspor
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerapakan inovasi-inovasi yang dapat membalik ketidakmungkinan menjadi peluang, membuat kelemahan menjadi kekuatan dan keunggulan.

Dia pun menegatakan Indonesia harus berani memulai dari sekarang dengan melakukan sejumlah lompatan. Hal yang sudah terwujud antara lain melalui kebijakan pencampuran biodiesel sebesar 20% atau B20 ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan ditingkatkan ke B30, bahkan hingga B100.

Selain itu, kata Jokowi, Indonesia juga sudah tidak lagi mengimpor avtur (bahan bakar pesawat jet).

"Kita sudah memproduksi sendiri avtur hingga tidak impor avtur lagi. Tapi, kita bisa lebih dari itu, kita bisa ekspor avtur. Kita juga ingin memproduksi avtur berbahan sawit," ujar Jokowi di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Dia menambahkan, pemerintah juga sudah membuka ruang pengembangan mobil listrik. Hal ini dilakukan agar menekan impor industri otomotif yang bisa membuat neraca perdagangan membengkak.

"Tapi, kita ingin lebih dari itu. Kita ingin membangun industri mobil listrik sendiri, yang membuat keterbatasan menjadi keberlimpahan. Yang mengubah kesulitan menjadi kemampuan. Yang mengubah tidak berharga menjadi bernilai untuk rakyat dan bangsa," tutur mantan gubernur DKI Jakarta.

Jokowi melanjutkan, berbekal inovasi, kualitas SDM, dan penguasaan teknologi, Indonesia bisa keluar dari kutukan sumber daya alam.

"Memang negara kita kaya tambang bauksit, batubara, kelapa sawit, ikan, dan masih banyak lagi. Tapi, tidak cukup di situ. Kalau kita melakukan hilirisasi industri, kita pasti bisa melompat lagi," tandas alumnus UGM.

Jokowi menegaskan perlunya dibangun industri hilir seperti pengolahan bauksit sehingga impor alumina tidak perlu dilakukan. Hal yang sama perlu dilakukan untuk komoditas batubara yang bisa diolah menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai bahan bakar gas alternatif selain elpiji.

"Dengan DME ini kita akan bisa mengurangi impor jutaan ton elpiji setiap tahunnya. Kita bangun hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel sehingga nilai tambah nikel kita akan meningkat empat kali lipat," tandas pengusaha asal Solo.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7493 seconds (0.1#10.140)