Mengenang Sosok Teladan Suyono Sosrodarsono, Menteri PU 83-88
A
A
A
JAKARTA - Telah meninggal dunia Menteri Pekerjaan Umum (1983-1988) DR.(H.C.) Ir. Suyono Sosrodarsono, dalam usia 93 tahun, pada hari Sabtu, (17/8) kemarin Pukul 15.30 di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta. Sosoknya merupakan teladan bagi para insinyur muda Indonesia dan pernah terlihat dalam pembangunan banyak proyek-proyek besar Tanah Air.
Lahir di Madiun, Jawa Timur tanggal 3 Maret 1926 dan menyelesaikan Sekolah Menengah Tinggi di Malang tahun 1947. Pada masa tersebut, Suyono Sosrodarsono juga tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Setelah menyelesaikan pendidikan teknik sipil di Bandung pada tahun 1955, beliau bergabung di Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dan ditempatkan di Jawatan Perumahan Rakyat.
Pada masa itu, Pemerintah Indonesia tengah giat membangun proyek-proyek besar yang hingga kini masih menjadi ikon kebanggaan bangsa seperti Gelora Bung Karno, Jembatan Semanggi, Gedung Conefo (sekarang gedung DPR-MPR), Masjid Istiqlal, Monas dan lainnya.
Suyono lantas mendapatkan kepercayaan memegang sejumlah jabatan di antaranya Proyek Irigasi di Sumatera Selatan (1959-1963), Kepala Direktorat Tata Bangunan Departemen PU (1963-1964), Pemimpin Komando Proyek Penanganan Banjir Jakarta (1964-1966), dan menjabat Direktur Jenderal Pengairan terlama (1966-1982).
Pada masa jabatannya sebagai Dirjen Pengairan, bendungan yang dibangun di antaranya Bendungan Gajah Mungkur, Selorejo, dan Karangkates. Kemudian Suyono diangkat sebagai Menteri PU Kabinet Pembangunan IV (1983–1988) pada era Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah.
Suyono beruntung karena dalam rentang panjang perjalanan karirnya sempat bertemu, mengenal dan terlibat selama sebelas tahun dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno dan dua puluh dua tahun dalam masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Dirinya merupakan teladan bagi para insinyur muda Indonesia karena dalam melaksanakan tugasnya, Suyono dikenal sebagai pekerja keras, disiplin, sederhana dan lebih suka terjun ke lapangan.
Dalam sebuah kesempatan, Suyono pernah mengatakan “Saya melakukan observasi di lapangan dan tidur dekat proyek. Di lapanganlah para insinyur akan melihat dan terlibat dalam penanganan masalah, melaksanakan praktek ilmunya yang ada kalanya tidak sama dengan apa yang kita pelajari dalam textbook. Saya juga bekerja sambil belajar, melaksanakan perbaikan jalan. Belakangan saya semakin memahami seorang insinyur baru dapat bekerja secara mantap jika pernah bekerja di lapangan,” kata Suyono.
Beliau juga mengambil prakarsa bersama Prof. Ir. Suryono (Pada waktu itu Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya) mendirikan Jurusan Teknik Pengairan untuk mendapatkan tenaga ahli khusus dalam teknik pengairan. Teknik ini penting dalam rangka mencapai swasembada beras di Indonesia. Dalam bidang keilmuan, beliau juga terlibat sebagai penyunting beberapa buku teknik utamanya di bidang hidrologi.
Jenazah disemayamkan di rumah duka Jl. Hang Tuah VII/77 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pemakaman almarhum dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Agustus 2019 di Taman Makam Pahlawan Kalibata sebelum sholat ashar. Segenap pimpinan dan pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya salah satu putra terbaik bangsa Indonesia yang berjasa besar dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Selamat jalan Pak Menteri Suyono, karya dan teladanmu akan selalu kami kenang dan menjadi semangat dalam bekerja untuk menjadikan Kementerian PUPR lebih baik lagi.
Lahir di Madiun, Jawa Timur tanggal 3 Maret 1926 dan menyelesaikan Sekolah Menengah Tinggi di Malang tahun 1947. Pada masa tersebut, Suyono Sosrodarsono juga tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP). Setelah menyelesaikan pendidikan teknik sipil di Bandung pada tahun 1955, beliau bergabung di Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dan ditempatkan di Jawatan Perumahan Rakyat.
Pada masa itu, Pemerintah Indonesia tengah giat membangun proyek-proyek besar yang hingga kini masih menjadi ikon kebanggaan bangsa seperti Gelora Bung Karno, Jembatan Semanggi, Gedung Conefo (sekarang gedung DPR-MPR), Masjid Istiqlal, Monas dan lainnya.
Suyono lantas mendapatkan kepercayaan memegang sejumlah jabatan di antaranya Proyek Irigasi di Sumatera Selatan (1959-1963), Kepala Direktorat Tata Bangunan Departemen PU (1963-1964), Pemimpin Komando Proyek Penanganan Banjir Jakarta (1964-1966), dan menjabat Direktur Jenderal Pengairan terlama (1966-1982).
Pada masa jabatannya sebagai Dirjen Pengairan, bendungan yang dibangun di antaranya Bendungan Gajah Mungkur, Selorejo, dan Karangkates. Kemudian Suyono diangkat sebagai Menteri PU Kabinet Pembangunan IV (1983–1988) pada era Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah.
Suyono beruntung karena dalam rentang panjang perjalanan karirnya sempat bertemu, mengenal dan terlibat selama sebelas tahun dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno dan dua puluh dua tahun dalam masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Dirinya merupakan teladan bagi para insinyur muda Indonesia karena dalam melaksanakan tugasnya, Suyono dikenal sebagai pekerja keras, disiplin, sederhana dan lebih suka terjun ke lapangan.
Dalam sebuah kesempatan, Suyono pernah mengatakan “Saya melakukan observasi di lapangan dan tidur dekat proyek. Di lapanganlah para insinyur akan melihat dan terlibat dalam penanganan masalah, melaksanakan praktek ilmunya yang ada kalanya tidak sama dengan apa yang kita pelajari dalam textbook. Saya juga bekerja sambil belajar, melaksanakan perbaikan jalan. Belakangan saya semakin memahami seorang insinyur baru dapat bekerja secara mantap jika pernah bekerja di lapangan,” kata Suyono.
Beliau juga mengambil prakarsa bersama Prof. Ir. Suryono (Pada waktu itu Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya) mendirikan Jurusan Teknik Pengairan untuk mendapatkan tenaga ahli khusus dalam teknik pengairan. Teknik ini penting dalam rangka mencapai swasembada beras di Indonesia. Dalam bidang keilmuan, beliau juga terlibat sebagai penyunting beberapa buku teknik utamanya di bidang hidrologi.
Jenazah disemayamkan di rumah duka Jl. Hang Tuah VII/77 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pemakaman almarhum dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Agustus 2019 di Taman Makam Pahlawan Kalibata sebelum sholat ashar. Segenap pimpinan dan pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya salah satu putra terbaik bangsa Indonesia yang berjasa besar dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Selamat jalan Pak Menteri Suyono, karya dan teladanmu akan selalu kami kenang dan menjadi semangat dalam bekerja untuk menjadikan Kementerian PUPR lebih baik lagi.
(akr)