Sentimen Risk-on Membuat Rupiah Tertekan 30 Poin
A
A
A
JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (USD) menguat ke level tertinggi tiga minggu pada perdagangan Selasa (20/8/2019). Keperkasaan USD seiring ekspektasi terhadap bank-bank sentral di seluruh dunia yang akan mengeluarkan stimulus baru. Sehingga mendorong peningkatan terhadap aset berisiko (risk-on) yang mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Hasil ini membuat mata uang emerging market, termasuk rupiah tertekan. Data Bloomberg mencatat kurs rupiah terhadap USD, ditutup melemah 30 poin atau 0,21% ke level Rp14.267 per USD.
Sebelumnya, di awal perdagangan, mata uang kecintaan kita dibuka naik tipis 3 poin ke level Rp14.237 per USD, berbanding penutupan Senin di level Rp14.240 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.240-Rp14.272 per USD.
Senada, data Yahoo Finance mencatat rupiah lunglai 35 poin atau 0,24% ke level Rp14.265 per USD pada Selasa petang ini. Senin kemarin, rupiah ditutup di level Rp14.230 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di level Rp14.230-Rp14.273 per USD.
Adapun hari ini, Bank Indonesia mematok kurs tengah rupiah di level Rp14.262 per USD, melemah 59 poin atau 0,41% dari posisi Rp14.203 pada Senin kemarin.
Stimulus baru yang dilakukan Jerman dan China, dengan menerbitkan suku bunga pinjaman baru yang lebih murah menggairahkan banyak perusahaan. Sehingga investor global kembali berburu aset berisiko. Hal ini mendongkrak imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Ahli strategi mata uang di Daiwa Securities, Yukio Ishizuki, mengatakan kenaikan imbal hasil ini mengerek indeks dolar AS. Melansir dari CNBC, Selasa (20/8), indeks USD terhadap enam mata uang, naik ke level 98,385, setelah berada di level 97,5 pada sesi sebelumnya.
Hasil ini membuat mata uang emerging market, termasuk rupiah tertekan. Data Bloomberg mencatat kurs rupiah terhadap USD, ditutup melemah 30 poin atau 0,21% ke level Rp14.267 per USD.
Sebelumnya, di awal perdagangan, mata uang kecintaan kita dibuka naik tipis 3 poin ke level Rp14.237 per USD, berbanding penutupan Senin di level Rp14.240 per USD. Selasa ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.240-Rp14.272 per USD.
Senada, data Yahoo Finance mencatat rupiah lunglai 35 poin atau 0,24% ke level Rp14.265 per USD pada Selasa petang ini. Senin kemarin, rupiah ditutup di level Rp14.230 per USD. Hari ini, rupiah diperdagangkan di level Rp14.230-Rp14.273 per USD.
Adapun hari ini, Bank Indonesia mematok kurs tengah rupiah di level Rp14.262 per USD, melemah 59 poin atau 0,41% dari posisi Rp14.203 pada Senin kemarin.
Stimulus baru yang dilakukan Jerman dan China, dengan menerbitkan suku bunga pinjaman baru yang lebih murah menggairahkan banyak perusahaan. Sehingga investor global kembali berburu aset berisiko. Hal ini mendongkrak imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Ahli strategi mata uang di Daiwa Securities, Yukio Ishizuki, mengatakan kenaikan imbal hasil ini mengerek indeks dolar AS. Melansir dari CNBC, Selasa (20/8), indeks USD terhadap enam mata uang, naik ke level 98,385, setelah berada di level 97,5 pada sesi sebelumnya.
(ven)