Harga Minyak Meninggi Karena Penurunan Cadangan Minyak Mentah AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak meninggi pada perdagangan Kamis (22/8/2019), merespon penurunan pasokan minyak mentah di Amerika Serikat. Namun, harga si emas hitam fluktuatif ditengah kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global.
Melansir dari Reuters, harga minyak Brent International naik tipis 6 sen atau 0,1% menjadi USD60,36 per barel pada pukul 02:42 GMT. Ini merupakan kenaikan selama lima hari beruntun. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) bertambah 10 sen atau 0,2% menjadi USD55,78 per barel.
Administrasi Informasi Energi, lembaga dibawah Departemen Energi AS, mengumumkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu menurun. Namun, hasil minyak olahan seperti bensin menunjukkan kenaikan.
Persediaan minyak mentah AS turun 2,7 juta barel dalam pekan hingga 16 Agustus. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan analis di level 1,9 juta barel. Akan tetapi, pasokan bensin naik 312.000 barel dan pasokan distiliasi tumbuh 2,6 juta barel.
"Di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar tentang perlambatan ekonomi global, hal mengejutkan bahwa persediaan minyak mentah benar-benar jatuh," tulis perusahaan analis komoditas Kayrros.
Para pedagang khawatir terhadap prospek permintaan minyak dunia, akibat ketegangan perdagangan yang masih berlangsung antara AS dan China. "Jika ketidakpastian perdagangan terus berlanjut akan sulit bagi pasar minyak. Karena pasar tidak bisa mengabaikan soal kemungkinan penurunan permintaan," kata analis Valor Markets, Stephen Innes.
Pada Rabu kemarin, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia adalah "yang terpilih" dalam mengatasi ketidakseimbangan perdagangan dengan China. Trump bahkan mengabaikan prediksi Kongres bahwa perang dagang akan mengurangi 0,3% terhadap pertumbuhan ekonomi AS di tahun 2020.
Melansir dari Reuters, harga minyak Brent International naik tipis 6 sen atau 0,1% menjadi USD60,36 per barel pada pukul 02:42 GMT. Ini merupakan kenaikan selama lima hari beruntun. Harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) bertambah 10 sen atau 0,2% menjadi USD55,78 per barel.
Administrasi Informasi Energi, lembaga dibawah Departemen Energi AS, mengumumkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu menurun. Namun, hasil minyak olahan seperti bensin menunjukkan kenaikan.
Persediaan minyak mentah AS turun 2,7 juta barel dalam pekan hingga 16 Agustus. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan analis di level 1,9 juta barel. Akan tetapi, pasokan bensin naik 312.000 barel dan pasokan distiliasi tumbuh 2,6 juta barel.
"Di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar tentang perlambatan ekonomi global, hal mengejutkan bahwa persediaan minyak mentah benar-benar jatuh," tulis perusahaan analis komoditas Kayrros.
Para pedagang khawatir terhadap prospek permintaan minyak dunia, akibat ketegangan perdagangan yang masih berlangsung antara AS dan China. "Jika ketidakpastian perdagangan terus berlanjut akan sulit bagi pasar minyak. Karena pasar tidak bisa mengabaikan soal kemungkinan penurunan permintaan," kata analis Valor Markets, Stephen Innes.
Pada Rabu kemarin, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia adalah "yang terpilih" dalam mengatasi ketidakseimbangan perdagangan dengan China. Trump bahkan mengabaikan prediksi Kongres bahwa perang dagang akan mengurangi 0,3% terhadap pertumbuhan ekonomi AS di tahun 2020.
(ven)