Wall Street Cetak Rebound Saat Suhu Perang Dagang Mulai Mendingin

Selasa, 27 Agustus 2019 - 09:08 WIB
Wall Street Cetak Rebound...
Wall Street Cetak Rebound Saat Suhu Perang Dagang Mulai Mendingin
A A A
NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street mencetak rebound untuk menanjak naik pada perdagangan, Senin waktu setempat setelah diwarnai aksi jual dalam sesi sebelumnya. Dorongan datang dari pernyataan Presiden AS Donald Trump yang meramalkan kesepakatan perdagangan dengan China bakal tercapai, untuk kemudian meredakan kekhawatiran investor.

Setelah KTT G7 yang diikuti para pemimpin dunia di Biarritz, Perancis, Trump mengaku yakin keinginan China tulus untuk mencapai kesepakatan. Hal ini menyusul peningkatan tekanan terhadap ekonomi di Beijing diyakini bakal berdampak terhadap sektor tenaga kerja. Sinyal positif terkait ketegangan antara dua ekonomi besar dunia, direspon oleh beberapa saham yang sensitif terhadap kebijakan tarif.

Saham Apple Inc (AAPL. O) meningkat 1,90% untuk memberikan dorongan terbesar untuk masing-masing indeks utama. Chipmakers, yang sangat bergantung pada kondisi China juga bangkit. Indeks Philadelphia Semiconductor mendapatkan tambahan 0,86% setelah merosot lebih dari 4% pada hari Jumat. Namun, pelaku pasar mengatakan rebound yang terjadi belum sepadan dengan penurunan minggu lalu, dan mereka mengharapkan volatilitas baru-baru ini dapat berlanjut.

Dow Jones Industrial Average tercatat naik 269,93 poin atau 1,05% ke level 25.898,83 dan mengiringi indeks S&P 500 yang memperoleh 31,27 poin atau 1,10% menjadi 2.878,38. Selanjutnya NASDAQ Composite lebih tinggi mencapai sebesar 101,97 poin atau 1,32% di posisi 7.853,74.

Data Departemen Perdagangan menunjukkan pesanan baru untuk barang modal buatan AS meningkat tipis pada bulan Juli, sementara pengiriman turun paling besar dalam waktu hampir tiga tahun. Data tersebut dapat menjadi bahan bakar bagi Federal Reserve atau Bank Sentral AS untuk memotong suku bunga lagi ketika pembuat kebijakan bertemu bulan depan.

Keprihatinan tentang ekonomi global menyelinap ke dalam resesi dan ketidakpastian atas laju pemotongan suku bunga AS telah menciptakan beberapa kecemasan tentang berapa lama ekspansi AS saat ini akan bertahan. S&P 500 sudah turun lebih dari 5% dari rekor hit tinggi di akhir Juli setelah mengalami penurunan mingguan sejak Mei.

Bahkan dengan keuntungan yang meluas pada hari Senin, dengan masing-masing dari sektor S&P 500 utama naik, Wall Street masih rentan. Indeks volatilitas CBOE alami tekanan dalam level tertinggi lebih dari seminggu sebelumnya. Volume perdagangan bursa saham AS mencapai 5,71 miliar saham atau lebih rendah dibandingkan dengan 7,57 miliar secara rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0645 seconds (0.1#10.140)