ISEI Sumbang Pemikiran untuk Perekonomian Indonesia
A
A
A
DENPASAR - Menghadapi tantangan dan dinamika perekonomian saat ini, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) memiliki peran strategis dalam memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah terpilih.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sekaligus Ketua Umum ISEI mengatakan, sumbangsih pemikiran ISEI akan mengusung beberapa strategi kebijakan, baik di sisi permintaan, penawaran dan reformasi struktural, serta pengembangan potensi ekonomi digital.
Untuk itu, Sidang Pleno ISEI kali ini disesuaikan dengan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh perekonomian nasional, baik dalam perspektif jangka pendek, menengah-panjang, maupun perspektif permasalahan ke depan terkait dengan kemampuan Indonesia dalam menavigasi era digital.
"Indonesia dalam menjaga stabilitas, mendorong momentum pertumbuhan ekonomi memang harus bisa mengantisipasi tantangan pokok. Bagaimana perekonomian Indonesia bisa menghadapi perlambatan ekonomi global," ujarnya usai acara Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XX dan Seminar Nasional, Rabu (28/8/2019), di Denpasar Bali.
Perry melanjutkan, Indonesia harus mampu mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berasal dari manufaktur maupun pariwisata. Selain itu mendorong inklusi keuangan dan juga UMKM.
"Selanjutnya, bagaimana menavigasi ekonomi keuangan digital. Bagaimana kita bersama dengan pelaku usaha ekonomi digital bisa mengarahkan dan mengangkat ini," tuturnya.
Dalam sidang pleno, ISEI bidang kajian dan perumusan kebijakan juga menyusun white paper sebagai sumbangsih pemikiran ISEI bagi pemerintah terpilih untuk mendukung strategi kebijakan ekonomi nasional ke depan.
"Kami melihat tantangan perekonomian baik global maupun domestik dalam jangka menengah panjang," ungkap Perry.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menengaskan, peran pemerintah, otoritas moneter, dan otoritas sektor keuangan kian penting dalam menghadapi dinamika pengembangan ekonomi digital. Tak hanya sebagai regulator, ketiganya diharapkan mampu menjadi fasilitator dan akselerator.
"Dalam menavigasi ekonomi digital, kita harus menciptakan ekosistem yang baik untuk memperoleh manfaat optimal dan memitigasi risiko disrupsi," ujarnya.
Untuk dapat menjadi regulator sekaligus fasilitator dan akselerator, lanjut Darmin, kebijakan masing-masing otoritas dan pemerintah perlu diarahkan untuk beberapa hal.
"Kita sudah melihat perkembangan ekonomi digital, maka perumusan tentang navigasi era digital menjadi modal sangat penting untuk mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan," tandasnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sekaligus Ketua Umum ISEI mengatakan, sumbangsih pemikiran ISEI akan mengusung beberapa strategi kebijakan, baik di sisi permintaan, penawaran dan reformasi struktural, serta pengembangan potensi ekonomi digital.
Untuk itu, Sidang Pleno ISEI kali ini disesuaikan dengan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh perekonomian nasional, baik dalam perspektif jangka pendek, menengah-panjang, maupun perspektif permasalahan ke depan terkait dengan kemampuan Indonesia dalam menavigasi era digital.
"Indonesia dalam menjaga stabilitas, mendorong momentum pertumbuhan ekonomi memang harus bisa mengantisipasi tantangan pokok. Bagaimana perekonomian Indonesia bisa menghadapi perlambatan ekonomi global," ujarnya usai acara Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XX dan Seminar Nasional, Rabu (28/8/2019), di Denpasar Bali.
Perry melanjutkan, Indonesia harus mampu mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berasal dari manufaktur maupun pariwisata. Selain itu mendorong inklusi keuangan dan juga UMKM.
"Selanjutnya, bagaimana menavigasi ekonomi keuangan digital. Bagaimana kita bersama dengan pelaku usaha ekonomi digital bisa mengarahkan dan mengangkat ini," tuturnya.
Dalam sidang pleno, ISEI bidang kajian dan perumusan kebijakan juga menyusun white paper sebagai sumbangsih pemikiran ISEI bagi pemerintah terpilih untuk mendukung strategi kebijakan ekonomi nasional ke depan.
"Kami melihat tantangan perekonomian baik global maupun domestik dalam jangka menengah panjang," ungkap Perry.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menengaskan, peran pemerintah, otoritas moneter, dan otoritas sektor keuangan kian penting dalam menghadapi dinamika pengembangan ekonomi digital. Tak hanya sebagai regulator, ketiganya diharapkan mampu menjadi fasilitator dan akselerator.
"Dalam menavigasi ekonomi digital, kita harus menciptakan ekosistem yang baik untuk memperoleh manfaat optimal dan memitigasi risiko disrupsi," ujarnya.
Untuk dapat menjadi regulator sekaligus fasilitator dan akselerator, lanjut Darmin, kebijakan masing-masing otoritas dan pemerintah perlu diarahkan untuk beberapa hal.
"Kita sudah melihat perkembangan ekonomi digital, maka perumusan tentang navigasi era digital menjadi modal sangat penting untuk mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan," tandasnya.
(ven)