Modernisasi Pertanian Menyambut Era Teknologi 4.0
A
A
A
JAKARTA - Modernisasi pertanian yang merupakan penerapan teknologi 4.0 di bidang pertanian menjadi salah satu terobosan peningkatan produksi dan efisiensi sistem usaha tani.
Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan, Andi Nur Alam Syah bersama Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Agung Prabowo menjelaskan, kerangka teknologi 4.0 di bidang pertanian dikemas dalam bentuk Mekanisasi 4.0 yang sekaligus menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 disegala bidang.
Kementerian Pertanian sejak tahun 2018 telah memulai riset dan perekayasaan terkait teknologi alat dan mesin pertanian yang berbasis IoT (Internet of Thing), Cyber-physical System, dan Management Information System.
"Hari ini kami ditugaskan Pak Menteri Amran Sulaiman, untuk melakukan uji coba pertanian 4.0 di Balai Besar Padi Sukamandi. Ini merupakan bukti nyata pembangunan pertanian ke depan semakin full teknologi modern. Dampaknya selain peningkatan produksi, juga kualitas dan menghemat biaya. Kesejahteraan petani semakin meningkat dan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia optimis diwujudkan," ujar Andi Nur Alam Syah di Sukamandi, Subang, Jawa Barat.
Hadir kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Agung Prabowo dan Kepala Balai Besar Padi Sukamandi, Priatna Sasmita.
Agung Prabowo menyebutkan Kementan telah menciptakan banyak karya untuk membangun Mekanisasi 4.0. Yakni drone penebar benih padi, robot tanam padi, autonomous tractor, dan mesin panen plus olah tanah yang terintegrasi.
"Keempat alsintan tersebut saat ini bisa menjadi solusi petani Indonesia dalam melakukan usaha tani modern," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin (2/9/2019).
Andi Nur Alam Syah mengungkapkan drone penebar benih memiliki keunggulan yang mampu menebar benih satu hektar lahan dalam waktu 1 jam dengan kapasitas 50 sampai 60 kg per hektar. Drone penebar benih ini mampu bekerja mandiri sesuai pola atau alur yang sudah dibuat pada perangkat android dan dipandu oleh GPS.
"Drone ini mampu melakukan resume operation, sehingga operasional yang tertunda dapat dilanjutkan kembali. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan dilakukan secara otomatis. Ketahanan baterai mampu beroperasi selama 20 menit dengan kapasitas angkut maksimal 6 kg benih padi," ungkapnya.
"Robot Tanam Padi dapat difungsikan untuk menanam bibit padi di lahan sawah yang mampu berkomunikasi melalui Internet of Thing melalui sarana GPS dan mampu bekerja mandiri," sambungnya.
Adapun spesifikasi Robot Tanam Padi ini mempunyai lebar tanam 30 cm, 6 Baris Tanam, Kecepatan Kerja 2,0 km per jam dan Lebar Kerja 1,8 meter memiliki kapasitas kerja 0,36 hektar per jam atau 3 jam per hektar.
Lebih lanjut Andi Nur Alam Syah menjelaskan Autonomous Tractor adalah traktor roda 4 tanpa awak yang dikendalikan oleh sistem navigasi berbasis IoT. Dapat melakukan pengolahan lahan sesuai dengan peta perencanaan menggunakan GPS.
Kemudian, alat mesin pertanian berupa panen padi terintegrasi dengan olah tanah merupakan alsintan yang mampu melakukan 2 proses sekaligus, yaitu proses memanen padi sekaligus olah tanah dengan rotari. Alsintan ini mampu mempercepat dan mengurangi pekerjaan olah tanah, memutus siklus perkembangan OPT padi, dan mengkondisikan sanitasi lingkungan pasca panen yang baik.
"Melalui implementasi Mekanisasi 4.0 di sektor pertanian, diharapkan proses usaha tani menjadi semakin efisien guna menekan biaya produksi, meningkatkan produktivitas, dan daya saing," bebernya.
Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan, Andi Nur Alam Syah bersama Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Agung Prabowo menjelaskan, kerangka teknologi 4.0 di bidang pertanian dikemas dalam bentuk Mekanisasi 4.0 yang sekaligus menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 disegala bidang.
Kementerian Pertanian sejak tahun 2018 telah memulai riset dan perekayasaan terkait teknologi alat dan mesin pertanian yang berbasis IoT (Internet of Thing), Cyber-physical System, dan Management Information System.
"Hari ini kami ditugaskan Pak Menteri Amran Sulaiman, untuk melakukan uji coba pertanian 4.0 di Balai Besar Padi Sukamandi. Ini merupakan bukti nyata pembangunan pertanian ke depan semakin full teknologi modern. Dampaknya selain peningkatan produksi, juga kualitas dan menghemat biaya. Kesejahteraan petani semakin meningkat dan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia optimis diwujudkan," ujar Andi Nur Alam Syah di Sukamandi, Subang, Jawa Barat.
Hadir kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Agung Prabowo dan Kepala Balai Besar Padi Sukamandi, Priatna Sasmita.
Agung Prabowo menyebutkan Kementan telah menciptakan banyak karya untuk membangun Mekanisasi 4.0. Yakni drone penebar benih padi, robot tanam padi, autonomous tractor, dan mesin panen plus olah tanah yang terintegrasi.
"Keempat alsintan tersebut saat ini bisa menjadi solusi petani Indonesia dalam melakukan usaha tani modern," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Senin (2/9/2019).
Andi Nur Alam Syah mengungkapkan drone penebar benih memiliki keunggulan yang mampu menebar benih satu hektar lahan dalam waktu 1 jam dengan kapasitas 50 sampai 60 kg per hektar. Drone penebar benih ini mampu bekerja mandiri sesuai pola atau alur yang sudah dibuat pada perangkat android dan dipandu oleh GPS.
"Drone ini mampu melakukan resume operation, sehingga operasional yang tertunda dapat dilanjutkan kembali. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan dilakukan secara otomatis. Ketahanan baterai mampu beroperasi selama 20 menit dengan kapasitas angkut maksimal 6 kg benih padi," ungkapnya.
"Robot Tanam Padi dapat difungsikan untuk menanam bibit padi di lahan sawah yang mampu berkomunikasi melalui Internet of Thing melalui sarana GPS dan mampu bekerja mandiri," sambungnya.
Adapun spesifikasi Robot Tanam Padi ini mempunyai lebar tanam 30 cm, 6 Baris Tanam, Kecepatan Kerja 2,0 km per jam dan Lebar Kerja 1,8 meter memiliki kapasitas kerja 0,36 hektar per jam atau 3 jam per hektar.
Lebih lanjut Andi Nur Alam Syah menjelaskan Autonomous Tractor adalah traktor roda 4 tanpa awak yang dikendalikan oleh sistem navigasi berbasis IoT. Dapat melakukan pengolahan lahan sesuai dengan peta perencanaan menggunakan GPS.
Kemudian, alat mesin pertanian berupa panen padi terintegrasi dengan olah tanah merupakan alsintan yang mampu melakukan 2 proses sekaligus, yaitu proses memanen padi sekaligus olah tanah dengan rotari. Alsintan ini mampu mempercepat dan mengurangi pekerjaan olah tanah, memutus siklus perkembangan OPT padi, dan mengkondisikan sanitasi lingkungan pasca panen yang baik.
"Melalui implementasi Mekanisasi 4.0 di sektor pertanian, diharapkan proses usaha tani menjadi semakin efisien guna menekan biaya produksi, meningkatkan produktivitas, dan daya saing," bebernya.
(ven)