Kejar Target Produksi Migas, Kolaborasi Pemerintah-KKKS Jadi Kunci
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menekankan pentingnya kolaborasi antara industri hulu migas dengan pemerintah. Sinergi antara pemerintah dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) diharapkan mampu meningkatkan eksplorasi dan optimasi produksi migas nasional.
“Untuk menuju produksi 1 juta barel merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan KKKS. Sekarang target lifting 775.000 barel per hari (bph) menjadi tantangan bersama,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, di Jakarta, Senin (9/9/2019).
Menurut terdapat sejumlah kebijakan yang akan diterapkan pemerintah dalam rangka mendorong eksplorasi dan optimasi produksi. Dalam hal ini, pemerintah akan menerbitkan peraturan terkait keterbukaan data migas serta penerapan teknologi enhanced oil recovery (EOR).
“Kita butuh banyak investasi untuk mendorong eksplorasi dan optimasi produksi. Tentu juga harus dibarengi dengan stabilitas investasi dan membangun komunikasi dengan lebih baik dengan investor untuk melakukan eskplorasi potensi cadangan migas dan optimasi produksi,” kata dia.
Pihaknya menyebut, terdapat 10 potensi cadangan migas yang telah ditawarkan kepada investor. Ia berharap para stakeholder di sektor hulu migas tertarik dan ikut menggarap potensi tersebut.
“Kami menyadari bahwa investor dihadapkan pada tantangan berinvestasi di Indonesia. Sebab itu, kolaborasi perlu terus ditingkatkan antara pemerintah dengan investor,” kata dia.
Sementara itu, Pejabat Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), Bij Agarwal menyatakan bahwa ke depan Indonesia masih memiliki peluang besar meningkatkan investasi hulu migas. Meski begitu perlu kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah dan pelaku industri hulu migas.
“Kita semua sepakat bahwa Indonesia masih punya peluang untuk mendapatkan investasi ke depan dengan izin yang semakin mudah dan era baru keterbukaam data. Kolaborasi itu untuk mendukung eksplorasi dan mengoptimalkan produksi,” kata dia.
“Untuk menuju produksi 1 juta barel merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan KKKS. Sekarang target lifting 775.000 barel per hari (bph) menjadi tantangan bersama,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, di Jakarta, Senin (9/9/2019).
Menurut terdapat sejumlah kebijakan yang akan diterapkan pemerintah dalam rangka mendorong eksplorasi dan optimasi produksi. Dalam hal ini, pemerintah akan menerbitkan peraturan terkait keterbukaan data migas serta penerapan teknologi enhanced oil recovery (EOR).
“Kita butuh banyak investasi untuk mendorong eksplorasi dan optimasi produksi. Tentu juga harus dibarengi dengan stabilitas investasi dan membangun komunikasi dengan lebih baik dengan investor untuk melakukan eskplorasi potensi cadangan migas dan optimasi produksi,” kata dia.
Pihaknya menyebut, terdapat 10 potensi cadangan migas yang telah ditawarkan kepada investor. Ia berharap para stakeholder di sektor hulu migas tertarik dan ikut menggarap potensi tersebut.
“Kami menyadari bahwa investor dihadapkan pada tantangan berinvestasi di Indonesia. Sebab itu, kolaborasi perlu terus ditingkatkan antara pemerintah dengan investor,” kata dia.
Sementara itu, Pejabat Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), Bij Agarwal menyatakan bahwa ke depan Indonesia masih memiliki peluang besar meningkatkan investasi hulu migas. Meski begitu perlu kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah dan pelaku industri hulu migas.
“Kita semua sepakat bahwa Indonesia masih punya peluang untuk mendapatkan investasi ke depan dengan izin yang semakin mudah dan era baru keterbukaam data. Kolaborasi itu untuk mendukung eksplorasi dan mengoptimalkan produksi,” kata dia.
(akr)