Menperin Beberkan Penyebab Banyak Pabrik Tekstil Gulung Tikar
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartato buka suara mengenai penyebab banyaknya industri tekstil yang gulung tikar. Berdasarkan catatan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), sebanyak 9 pabrik tutup dalam waktu satu tahun.
Airlangga mengatakan, salah satu alasan industri tekstil yang tutup dikarenakan beberapa mesin produksi yang rusak dan belum digantikan dengan baru. Akibatnya, produksi terus berkurang.
"Ada beberapa mesinnya rusak pakai yang lama karena itu produksinya berkurang apalagi industri tekstil kita masih kalah dari sisi teknologi, karena engggak ada revitalisasi permesinannya," ujar Menperin di Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Alasan lainnya, lanjut Airlangga, adalah serbuan produk tekstil impor ke pasar dalam negeri yang membuat produksi lokal kalah saing. Untuk itu, tegas Airlangga, pemerintah akan mengambil kebijakan untuk mencegah lebih banyak industri tekstil yang tutup akibat serbuan impor tersebut. "Ya memang itu permasalahannya, karena serbuan impor banyak dan susah juga kita karena industri garmen harus siap bersaing," jelasnya.
Saat ini, Kemenperin bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman tengah menyiapkan kebijakan safeguard (pengamanan perdagangan) untuk membatasi serbuan produk tekstil impor."Safeguard akan kita dorong. Langkah pemerintah itu salah satunya harmonisasi tarif dari hulu ke hilir, pertama dari tengah, lalu ke hulu dan hilir," jelasnya.
Airlangga mengatakan, salah satu alasan industri tekstil yang tutup dikarenakan beberapa mesin produksi yang rusak dan belum digantikan dengan baru. Akibatnya, produksi terus berkurang.
"Ada beberapa mesinnya rusak pakai yang lama karena itu produksinya berkurang apalagi industri tekstil kita masih kalah dari sisi teknologi, karena engggak ada revitalisasi permesinannya," ujar Menperin di Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Alasan lainnya, lanjut Airlangga, adalah serbuan produk tekstil impor ke pasar dalam negeri yang membuat produksi lokal kalah saing. Untuk itu, tegas Airlangga, pemerintah akan mengambil kebijakan untuk mencegah lebih banyak industri tekstil yang tutup akibat serbuan impor tersebut. "Ya memang itu permasalahannya, karena serbuan impor banyak dan susah juga kita karena industri garmen harus siap bersaing," jelasnya.
Saat ini, Kemenperin bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman tengah menyiapkan kebijakan safeguard (pengamanan perdagangan) untuk membatasi serbuan produk tekstil impor."Safeguard akan kita dorong. Langkah pemerintah itu salah satunya harmonisasi tarif dari hulu ke hilir, pertama dari tengah, lalu ke hulu dan hilir," jelasnya.
(fjo)