Peresmian Warehouse UPJA Dukung Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi
A
A
A
TUBAN - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy meresmikan Warehouse UPJA Tani Karya Mandiri, di Desa Karangtinoto Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Sarwo Edhy mengatakan, Kementan mendukung penuh pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi (PKBM) yang bertujuan untuk optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) melalui usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA), menurunkan biaya produksi usaha tani, meningkatkan produksi dan pendapatan petani serta meningkatkan minat kaum milenial dlm berusaha tani, sehingga ada kemandirian pemanfaatan alsin dan manajemen UPJA dengan bisnis modern.
Kementan juga sudah mengadakan kegiatan percontohan di lima lokasi yang ditetapkan berdasarkan SK Dirjen PSP No 07.1/2019. Salah satu lokasi tersebut berada di Desa Karangtinoto Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
"Ini Warehouse UPJA Tani Karya Mandiri luar biasa, ini bangunan yang sudah kita programkan tahun ini dan hasilnya cukup bagus. Karena disini ada swadaya masyarakat tani, jadi ini kita bantu dengan dana sebesar Rp560 juta dan dari swadaya tani sebesar Rp120 juta," ujar Sarwo Edhy, Minggu (15/9/2019).
Sarwo Edhy berharap nanti percontohan ini bisa digunakan untuk desa-desa dan kecamatan lain di Kabupaten Tuban. Ini merupakan proyek percontohan untuk warehouse-warehouse yang dibangun Kementan di setiap titik di Kabupaten di seluruh Indonesia.
"Di sini ada ruang pertemuan dan tempat pelatihan. Karena Presiden tahun ini menfokuskan untuk pembangunan SDM. Kemudian di warehouse ini ada tempat gabah, di sebelahnya dibangun dryer untuk pengering, nanti sebelahnya lagi kita bangun rice miling unit," sebutnya.
Diharapkan kelompok tani di sini bisa mempunyai brand beras sendiri. Dengan merek sendiri, dari hulu sampai hilir didapat. Mulai dari penanaman, pengolah, kemudian panen mendapat gabah langsung digiling menjadi beras.
"Di sini sudah terpadu, sudah ada kios Saprodinya, ada layanan bengkel alsintan, ada unit pengelolaan alsintan, tempat cuci alsintan kemudian gudang, kantor UPJA dan ruang pertemuan. Kemudian nanti akan dibangun dryer dimana nantinya semua proses agribisnis mulai tanam sampai pasca panen akan dilaksanakan kelompok UPJA ini," paparnya.
Kemudian, lanjut Sarwo Edhy, Kementan bekerja sama dengan BPH Migas juga berupaya akan memberikan layanan BBM Pertamini untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar baik solar maupun bensin bagi para petani yang ada disekitarnya.
"Semua dalam rangka pengelolaan alat mesin pertanian. Jadi kita ke depan merubah mindset dari pola budidaya tradisional ke pola modern melalui sistem mekanisasi," kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan, pengelolaan alsintan oleh UPJA/Poktan/Gapoktan kedepan diarahkan secara bisnis. Untuk itu harus ada pengurus dalam UPJA/Poktan/Gapoktan yang mau dan mampu mengelola pelayanan jasa alsintan secara profesional.
"Sekali lagi saya berharap bahwa dengan adanya bengkel alsintan yang dikelola bersama oleh UPJA Tani Karya Mandiri dapat membantu dalam meningkatkan produksi dan usaha tani warga sekitar," pungkasnya.
Sarwo Edhy mengatakan, Kementan mendukung penuh pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi (PKBM) yang bertujuan untuk optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian (alsintan) melalui usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA), menurunkan biaya produksi usaha tani, meningkatkan produksi dan pendapatan petani serta meningkatkan minat kaum milenial dlm berusaha tani, sehingga ada kemandirian pemanfaatan alsin dan manajemen UPJA dengan bisnis modern.
Kementan juga sudah mengadakan kegiatan percontohan di lima lokasi yang ditetapkan berdasarkan SK Dirjen PSP No 07.1/2019. Salah satu lokasi tersebut berada di Desa Karangtinoto Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
"Ini Warehouse UPJA Tani Karya Mandiri luar biasa, ini bangunan yang sudah kita programkan tahun ini dan hasilnya cukup bagus. Karena disini ada swadaya masyarakat tani, jadi ini kita bantu dengan dana sebesar Rp560 juta dan dari swadaya tani sebesar Rp120 juta," ujar Sarwo Edhy, Minggu (15/9/2019).
Sarwo Edhy berharap nanti percontohan ini bisa digunakan untuk desa-desa dan kecamatan lain di Kabupaten Tuban. Ini merupakan proyek percontohan untuk warehouse-warehouse yang dibangun Kementan di setiap titik di Kabupaten di seluruh Indonesia.
"Di sini ada ruang pertemuan dan tempat pelatihan. Karena Presiden tahun ini menfokuskan untuk pembangunan SDM. Kemudian di warehouse ini ada tempat gabah, di sebelahnya dibangun dryer untuk pengering, nanti sebelahnya lagi kita bangun rice miling unit," sebutnya.
Diharapkan kelompok tani di sini bisa mempunyai brand beras sendiri. Dengan merek sendiri, dari hulu sampai hilir didapat. Mulai dari penanaman, pengolah, kemudian panen mendapat gabah langsung digiling menjadi beras.
"Di sini sudah terpadu, sudah ada kios Saprodinya, ada layanan bengkel alsintan, ada unit pengelolaan alsintan, tempat cuci alsintan kemudian gudang, kantor UPJA dan ruang pertemuan. Kemudian nanti akan dibangun dryer dimana nantinya semua proses agribisnis mulai tanam sampai pasca panen akan dilaksanakan kelompok UPJA ini," paparnya.
Kemudian, lanjut Sarwo Edhy, Kementan bekerja sama dengan BPH Migas juga berupaya akan memberikan layanan BBM Pertamini untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar baik solar maupun bensin bagi para petani yang ada disekitarnya.
"Semua dalam rangka pengelolaan alat mesin pertanian. Jadi kita ke depan merubah mindset dari pola budidaya tradisional ke pola modern melalui sistem mekanisasi," kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan, pengelolaan alsintan oleh UPJA/Poktan/Gapoktan kedepan diarahkan secara bisnis. Untuk itu harus ada pengurus dalam UPJA/Poktan/Gapoktan yang mau dan mampu mengelola pelayanan jasa alsintan secara profesional.
"Sekali lagi saya berharap bahwa dengan adanya bengkel alsintan yang dikelola bersama oleh UPJA Tani Karya Mandiri dapat membantu dalam meningkatkan produksi dan usaha tani warga sekitar," pungkasnya.
(akr)