Kurs Rupiah Ditutup Loyo Saat Dolar AS Berdiri Lebih Tinggi
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Selasa (17/9/2019) ditutup loyo setelah minim sentimen dari dalam negeri. Sedangkan kondisi eksternal terus menekan, serta mengiringi laju dolar AS yang melompat lebih tinggi.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah masih menyusut menjadi Rp14.095/USD pada sesi penutupan atau tidak lebih baik dari sebelumnya Rp14.035/USD. Pergerakan harian rupiah pada perdagangan hari ini berada pada kisaran Rp14.016 hingga Rp14.105/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga tergelincir menjadi Rp14.100/USD dibandingkan sesi penutupan awal pekan kemarin Rp14.042/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.070-Rp14.110/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore tidak terkecuali juga terlihat tertekan untuk berada pada level Rp14.099/USD. Raihan tersebut menyusut dari sebelumnya Rp14.070/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah masih tertahan pada zona merah di posisi Rp14.100/USD untuk menjadi sinyal keterpurukan mata uang Garuda. Posisi ini memperlihatkan rupiah lesu usai kemarin Rp14.020/USD.
Sementara di sisi lain seperti seperti dilansir Reuters hari ini, dolar AS berdiri lebih tinggi terhadap enam mata uang utama lainnya pada perdagangan, Selasa seiring risiko geopolitik mendorong investor untuk berduyun-duyun ke aset yang lebih aman.
Hal ini setelah pertemuan kebijakan Bank Sentral AS minggu ini juga menjadi perhatian utama, di mana pemotongan suku bunga acuan diharapkan bisa berlanjut. Melawan enam mata uang, greenback berangsut naik 0,1% untuk menyentuh level 98,66. Ditambah USD menuju lebih dari posisi tertinggi dalam dua tahun dari 99,37 awal bulan ini.
Dolar Australia memimpin pelemahan terdalam pada pasar mata uang, dengan kejatuhan 0,5% setelah setelah Reserve Bank of Australia memberikan sinyal bakal mengurangi durasi pertemuan.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah masih menyusut menjadi Rp14.095/USD pada sesi penutupan atau tidak lebih baik dari sebelumnya Rp14.035/USD. Pergerakan harian rupiah pada perdagangan hari ini berada pada kisaran Rp14.016 hingga Rp14.105/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga tergelincir menjadi Rp14.100/USD dibandingkan sesi penutupan awal pekan kemarin Rp14.042/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.070-Rp14.110/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore tidak terkecuali juga terlihat tertekan untuk berada pada level Rp14.099/USD. Raihan tersebut menyusut dari sebelumnya Rp14.070/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah masih tertahan pada zona merah di posisi Rp14.100/USD untuk menjadi sinyal keterpurukan mata uang Garuda. Posisi ini memperlihatkan rupiah lesu usai kemarin Rp14.020/USD.
Sementara di sisi lain seperti seperti dilansir Reuters hari ini, dolar AS berdiri lebih tinggi terhadap enam mata uang utama lainnya pada perdagangan, Selasa seiring risiko geopolitik mendorong investor untuk berduyun-duyun ke aset yang lebih aman.
Hal ini setelah pertemuan kebijakan Bank Sentral AS minggu ini juga menjadi perhatian utama, di mana pemotongan suku bunga acuan diharapkan bisa berlanjut. Melawan enam mata uang, greenback berangsut naik 0,1% untuk menyentuh level 98,66. Ditambah USD menuju lebih dari posisi tertinggi dalam dua tahun dari 99,37 awal bulan ini.
Dolar Australia memimpin pelemahan terdalam pada pasar mata uang, dengan kejatuhan 0,5% setelah setelah Reserve Bank of Australia memberikan sinyal bakal mengurangi durasi pertemuan.
(akr)