Harga Minyak Meningkat Disebabkan AS, Rusia dan OPEC
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak kembali meningkat pada perdagangan di Asia, Selasa (1/10/2019), setelah penurunan produksi dari produsen minyak terbesar dunia: Amerika Serikat, Rusia dan OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak).
Melansir Reuters, harga minyak berjangka Brent International naik 44 sen atau 0,7% ke level USD59,69 per barel pada pukul 02:02 GMT. Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 39 sen atau 0,7% ke level USD54,46 per barel.
Produksi minyak OPEC turun ke level terendah dalam delapan tahun pada September ini, yaitu di 28,9 juta barel per hari. Atau turun 750 ribu barel per hari dari angka Agustus lalu.
Begitu pula produksi minyak Rusia yang turun menjadi 11,24 juta barel per hari selama 1-29 September, lebih rendah dibandingkan Agustus lalu yang berada di 11,29 juta barel per hari.
Produksi minyak mentah AS turun 276 ribu barel per hari menjadi 11,81 juta barel per hari disebabkan penurunan produksi di lepas pantai Teluk Meksiko, demikian laporan bulan Administrasi Informasi Energi AS yang dirilis Senin kemarin. Sebelumnya, produksi minyak AS sempat mencapai puncak pada April 2019 di angka 12,12 juta barel per hari.
Analis pasar di OANDA Asia Pacific di Singapura, Jeffrey Halley, mengatakan harga minyak kemungkinan tetap stabil, dengan Brent dirata-rata USD65,19 per barel dan WTI di level USD57,96 per barel pada akhir tahun ini. Karena permintaan yang melemah imbas perlambatan ekonomi global.
Melansir Reuters, harga minyak berjangka Brent International naik 44 sen atau 0,7% ke level USD59,69 per barel pada pukul 02:02 GMT. Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik 39 sen atau 0,7% ke level USD54,46 per barel.
Produksi minyak OPEC turun ke level terendah dalam delapan tahun pada September ini, yaitu di 28,9 juta barel per hari. Atau turun 750 ribu barel per hari dari angka Agustus lalu.
Begitu pula produksi minyak Rusia yang turun menjadi 11,24 juta barel per hari selama 1-29 September, lebih rendah dibandingkan Agustus lalu yang berada di 11,29 juta barel per hari.
Produksi minyak mentah AS turun 276 ribu barel per hari menjadi 11,81 juta barel per hari disebabkan penurunan produksi di lepas pantai Teluk Meksiko, demikian laporan bulan Administrasi Informasi Energi AS yang dirilis Senin kemarin. Sebelumnya, produksi minyak AS sempat mencapai puncak pada April 2019 di angka 12,12 juta barel per hari.
Analis pasar di OANDA Asia Pacific di Singapura, Jeffrey Halley, mengatakan harga minyak kemungkinan tetap stabil, dengan Brent dirata-rata USD65,19 per barel dan WTI di level USD57,96 per barel pada akhir tahun ini. Karena permintaan yang melemah imbas perlambatan ekonomi global.
(ven)