Pemanfaatan Digital Bisa Mendongkrak Penerimaan Pajak
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, bercerita soal hasil kunjungan kerja ke Malang, Jawa Timur. Dalam kunjungan itu, ia mendapati wajah lesu anak buahnya yang menjadi ujung tombak pengumpulan pajak.
"Saya baru saja pulang dari Malang, saya bicara dengan seluruh Kanwil saya di sana soal bagaimana penerimaan pajak. Muka mereka lesu semua," ujar Sri Mulyani di Djakarta Theater, Kamis (10/10/2019).
Masalah ini, kata dia, harus dituntaskan. Agar penerimaan pajak bisa positif, Indonesia harus memanfaatkan perkembangan teknologi digital. Apalagi teknologi digital telah banyak menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.
"Indonesia merupakan salah satu negara di Asia, dimana pertumbuhan ekonomi digitalnya termasuk yang tercepat. Pertumbuhannya 40% setiap tahunnya, ini angka yang menakjubkan," katanya.
Untuk itu, pemanfaatan platform digital harus digunakan untuk mendongkrak penerimaan pajak. Jadi membayar pajak harus bisa semudah seperti membeli pulsa di platform digital.
Keinginan ini disambut positif oleh para startup di Indonesia. Salah satunya, Tokopedia. Mereka telah membuka layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor di Jawa Barat.
"Saya sampaikan ke publik kalau ingin bayar pajak secepat dan semudah beli pulsa, kemudian saya dapat respon, tawaran kerja sama. Sekarang bahkan dapat laporan orang sudah bisa bayar pajak dengan cepat melalui Tokopedia atau startup lainnya," terangnya.
Sri Mulyani optimis digitalisasi bisa mendorong perubahan ekonomi yang lebih baik ke depannya. Kemenkeu pun memanfaatkan digital untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dengan pecahan yang lebih kecil untuk menjangkau generasi milenial. Menurutnya, dengan pecahan SBN sebesar Rp500.000, kini investor ritel mayoritas berasal dari milenial.
"Mayoritas pembeli kini milenial, walaupun secara nilai kecil, masih lebih besar generasi tua yang memang punya uang. Namun kami ingin menjangkau mereka yang sekarang kebutuhan hidupnya saja tersedia hanya dengan gadget," pungkasnya.
"Saya baru saja pulang dari Malang, saya bicara dengan seluruh Kanwil saya di sana soal bagaimana penerimaan pajak. Muka mereka lesu semua," ujar Sri Mulyani di Djakarta Theater, Kamis (10/10/2019).
Masalah ini, kata dia, harus dituntaskan. Agar penerimaan pajak bisa positif, Indonesia harus memanfaatkan perkembangan teknologi digital. Apalagi teknologi digital telah banyak menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.
"Indonesia merupakan salah satu negara di Asia, dimana pertumbuhan ekonomi digitalnya termasuk yang tercepat. Pertumbuhannya 40% setiap tahunnya, ini angka yang menakjubkan," katanya.
Untuk itu, pemanfaatan platform digital harus digunakan untuk mendongkrak penerimaan pajak. Jadi membayar pajak harus bisa semudah seperti membeli pulsa di platform digital.
Keinginan ini disambut positif oleh para startup di Indonesia. Salah satunya, Tokopedia. Mereka telah membuka layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor di Jawa Barat.
"Saya sampaikan ke publik kalau ingin bayar pajak secepat dan semudah beli pulsa, kemudian saya dapat respon, tawaran kerja sama. Sekarang bahkan dapat laporan orang sudah bisa bayar pajak dengan cepat melalui Tokopedia atau startup lainnya," terangnya.
Sri Mulyani optimis digitalisasi bisa mendorong perubahan ekonomi yang lebih baik ke depannya. Kemenkeu pun memanfaatkan digital untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dengan pecahan yang lebih kecil untuk menjangkau generasi milenial. Menurutnya, dengan pecahan SBN sebesar Rp500.000, kini investor ritel mayoritas berasal dari milenial.
"Mayoritas pembeli kini milenial, walaupun secara nilai kecil, masih lebih besar generasi tua yang memang punya uang. Namun kami ingin menjangkau mereka yang sekarang kebutuhan hidupnya saja tersedia hanya dengan gadget," pungkasnya.
(ven)