BI Sasar Pasar Tradisional Pakai QR Code Standar Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus meningkatkan penggunaan Quick Response (QR) code standar Indonesia atau QR code Indonesia Standard (QRIS). Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, akan meningkatkan kampanye dalam meningkatkan penggunaan QR Code.
Salah satunya menyasar ke pasar tradisional agar pada pedagang bisa menerima pembayaran melalui QRIS. "Ada dua segmen yang ingin disasar oleh BI dalam kampanye ini. Segmen yang pertama adalah pedagang-pedagang di pasar, yang kedua adalah pelajar dan mahasiswa di universitas," ujar Onny di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Sambung Onny menambahkan, pihaknya ingin Indonesia memiliki kemajuan pada inklusi keuangan. Hal ini mengingat pemerintah memasang target tinggi pencapaian inklusi keuangan sebesar 75% di akhir 2019.
Selain itu Ia juga mengingatkan, hal ini agar tidak tertinggal karena beberapa negara Asia dimana pembayaranya sudah menggunakan transaksi digital. "Kalau kita lihat Hongkong, semuanya transaksi digital. Karena disana hampir setiap penduduknya berinvestasi melalui instrumen pasar modal," paparnya.
Onny juga meminta keberadaan berbagai Financial Technology (fintech) yang melayani transaksi pasar modal untuk nasabah ritel juga ikut menggunakan dan mengkampanyekan penggunaan QRIS.
"BI dalam mendukung program finansial inklusi dan perlindungan konsumen kita mengatur berbagai hal terkait transaksi non cash dan kita ada program noncash dalam mendukung fiansnial inclusion, salah satunya campaign mengenai QRIS," jelasnya.
Salah satunya menyasar ke pasar tradisional agar pada pedagang bisa menerima pembayaran melalui QRIS. "Ada dua segmen yang ingin disasar oleh BI dalam kampanye ini. Segmen yang pertama adalah pedagang-pedagang di pasar, yang kedua adalah pelajar dan mahasiswa di universitas," ujar Onny di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Sambung Onny menambahkan, pihaknya ingin Indonesia memiliki kemajuan pada inklusi keuangan. Hal ini mengingat pemerintah memasang target tinggi pencapaian inklusi keuangan sebesar 75% di akhir 2019.
Selain itu Ia juga mengingatkan, hal ini agar tidak tertinggal karena beberapa negara Asia dimana pembayaranya sudah menggunakan transaksi digital. "Kalau kita lihat Hongkong, semuanya transaksi digital. Karena disana hampir setiap penduduknya berinvestasi melalui instrumen pasar modal," paparnya.
Onny juga meminta keberadaan berbagai Financial Technology (fintech) yang melayani transaksi pasar modal untuk nasabah ritel juga ikut menggunakan dan mengkampanyekan penggunaan QRIS.
"BI dalam mendukung program finansial inklusi dan perlindungan konsumen kita mengatur berbagai hal terkait transaksi non cash dan kita ada program noncash dalam mendukung fiansnial inclusion, salah satunya campaign mengenai QRIS," jelasnya.
(akr)