Blast Furnace Selesai, Rini Optimis Krakatau Steel Sehat di 2020
Blast Furnace Selesai, Rini Optimis Krakatau Steel Sehat di 2020
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, meninjau fasilitas blast furnace PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Rini optimis dengan beroperasinya blast furnace keuangan pabrik baja tersebut bakal lebih sehat.
Rini mengatakan blast furnace merupakan program di tahun 2012 lalu. Namun, proses pembangunannya terkatung-katung dan baru bisa beroperasi pada awal September 2019.
"Saya berkunjung ke Krakatau Steel karena saya ingin melihat fasilitas blast furnace yang sebetulnya itu sudah program sejak tahun 2012 tapi dalam perjalanannya tidak terselesaikan. Dan alhamdulillah waktu Pak Silmy (Dirut Krakatau Steel Silmy Karim) masuk ke sini salah satunya adalah menyelesaikan blast furnace hingga prosesnya bisa dijalankan untuk steel di sini dan Alhamdulillah sudah diselesaikan," kata Rini dalam keterangan yang diterima, Selasa (15/10/2019).
Blast furnace milik Krakatau Steel memproduksi baja setipis 1,4 mm. Ukuran baja itu saat ini sedang dibutuhkan di pasaran. Dengan produk ini pendapatan Krakatau Steel diharapkan meningkat.
"Ini juga sedang tambahan untuk hot strip mill kedua yang diharapkan bisa membangun ketipisan yang sangat tipis hanya 1,4 mm yang itu sekarang sangat dibutuhkan sebelumnya di pasar," ujarnya.
Produk hasil blast furnace diyakini Rini bisa menyehatkan kembali keuangan Krakatau Steel yang selama ini masih rugi. Selain itu, restrukturisasi yang dilakukan perusahaan diharapkan mampu menopang keuangan Krakatau Steel.
"Insya Allah dengan demikian Krakatau Steel bisa lebih sehat, beberapa lama ini memang sangat berat keadaan Krakatau Steel. Alhamudlillah kemarin, Pak Silmy juga sudah bisa merestrukturisasi utang jadi perbankannya sudah mendukung semua jadi insya Allah mulai tahun depan mulai sehat," optimisme Rini.
Rini mengatakan blast furnace merupakan program di tahun 2012 lalu. Namun, proses pembangunannya terkatung-katung dan baru bisa beroperasi pada awal September 2019.
"Saya berkunjung ke Krakatau Steel karena saya ingin melihat fasilitas blast furnace yang sebetulnya itu sudah program sejak tahun 2012 tapi dalam perjalanannya tidak terselesaikan. Dan alhamdulillah waktu Pak Silmy (Dirut Krakatau Steel Silmy Karim) masuk ke sini salah satunya adalah menyelesaikan blast furnace hingga prosesnya bisa dijalankan untuk steel di sini dan Alhamdulillah sudah diselesaikan," kata Rini dalam keterangan yang diterima, Selasa (15/10/2019).
Blast furnace milik Krakatau Steel memproduksi baja setipis 1,4 mm. Ukuran baja itu saat ini sedang dibutuhkan di pasaran. Dengan produk ini pendapatan Krakatau Steel diharapkan meningkat.
"Ini juga sedang tambahan untuk hot strip mill kedua yang diharapkan bisa membangun ketipisan yang sangat tipis hanya 1,4 mm yang itu sekarang sangat dibutuhkan sebelumnya di pasar," ujarnya.
Produk hasil blast furnace diyakini Rini bisa menyehatkan kembali keuangan Krakatau Steel yang selama ini masih rugi. Selain itu, restrukturisasi yang dilakukan perusahaan diharapkan mampu menopang keuangan Krakatau Steel.
"Insya Allah dengan demikian Krakatau Steel bisa lebih sehat, beberapa lama ini memang sangat berat keadaan Krakatau Steel. Alhamudlillah kemarin, Pak Silmy juga sudah bisa merestrukturisasi utang jadi perbankannya sudah mendukung semua jadi insya Allah mulai tahun depan mulai sehat," optimisme Rini.
(ven)
Explore More