Neraca Dagang Defisit, Bank Indonesia Sebut Faktor Global
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai melambatnya pertumbuhan ekonomi global menjadi faktor yang menekan neraca dagang Indonesia hingga defisit USD0,16 miliar pada September 2019. Padahal, bulan sebelumnya tercatat surplus USD0,11 miliar.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako memandang perkembangan neraca perdagangan pada September 2019 tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan harga komoditas yang terus menurun.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," ujar Onny di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Menurutnya, defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang menurun di tengah defisit neraca perdagangan migas yang stabil. "Penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh ekspor nonmigas yang belum kuat di tengah impor nonmigas yang meningkat," jelasnya.
Meskipun demikian, kinerja pertumbuhan ekspor secara keseluruhan menunjukkan perbaikan dari -10,0% (yoy) menjadi -5,7% (yoy) pada September 2019. Demikian pula kinerja pertumbuhan impor secara keseluruhan juga menunjukkan perbaikan dari -15,7% (yoy) menjadi -2,4% (yoy) pada September 2019.
Sebagai informasi, neraca perdagangan nonmigas pada September 2019 tercatat surplus USD0,60 miliar, menurun dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD0,87 miliar.
Kondisi ini dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang belum kuat sejalan dengan perekonomian dunia yang melambat dan harga komoditas yang menurun. Sebaliknya, kinerja impor nonmigas meningkat terutama didorong oleh meningkatnya impor barang konstruksi sejalan dengan masih kuatnya investasi bangunan.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas pada September 2019 tercatat sebesar USD0,76 miliar, tidak jauh berbeda dibandingkan dengan catatan bulan sebelumnya.
Ekspor migas dalam bentuk minyak mentah dan gas menurun lebih dalam, baik secara nilai maupun volume, sedangkan ekspor produk minyak meningkat sejalan dengan kenaikan permintaan dari Malaysia. Adapun impor migas menurun antara lain dipengaruhi penurunan harga minyak dunia.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako memandang perkembangan neraca perdagangan pada September 2019 tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan harga komoditas yang terus menurun.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," ujar Onny di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Menurutnya, defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang menurun di tengah defisit neraca perdagangan migas yang stabil. "Penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas disebabkan oleh ekspor nonmigas yang belum kuat di tengah impor nonmigas yang meningkat," jelasnya.
Meskipun demikian, kinerja pertumbuhan ekspor secara keseluruhan menunjukkan perbaikan dari -10,0% (yoy) menjadi -5,7% (yoy) pada September 2019. Demikian pula kinerja pertumbuhan impor secara keseluruhan juga menunjukkan perbaikan dari -15,7% (yoy) menjadi -2,4% (yoy) pada September 2019.
Sebagai informasi, neraca perdagangan nonmigas pada September 2019 tercatat surplus USD0,60 miliar, menurun dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD0,87 miliar.
Kondisi ini dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang belum kuat sejalan dengan perekonomian dunia yang melambat dan harga komoditas yang menurun. Sebaliknya, kinerja impor nonmigas meningkat terutama didorong oleh meningkatnya impor barang konstruksi sejalan dengan masih kuatnya investasi bangunan.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas pada September 2019 tercatat sebesar USD0,76 miliar, tidak jauh berbeda dibandingkan dengan catatan bulan sebelumnya.
Ekspor migas dalam bentuk minyak mentah dan gas menurun lebih dalam, baik secara nilai maupun volume, sedangkan ekspor produk minyak meningkat sejalan dengan kenaikan permintaan dari Malaysia. Adapun impor migas menurun antara lain dipengaruhi penurunan harga minyak dunia.
(ind)