Kepala BKPM Siap Bantu Investor Singapura Percepat Realisasi Investasi
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan akan membantu investor Singapura dalam berinvestasi di Indonesia. Hal ini dikemukakan saat menerima Duta Besar (Dubes) Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar di Kantor BKPM.
Bahlil mengatakan, pihaknya siap turun langsung ke lapangan di berbagai daerah untuk membantu investor mempercepat realisasi investasi. “Banyak masalah di daerah. Itu kami akui. Oleh sebab itu, tugas kami mempermudah investor masuk ke Indonesia. Tugas Pak Dubes membawa investor masuk ke sini. Saya siap membantu sampai investasi itu terealisasi. Sampai bangun pabriknya,” ujar Bahlil saat menerima Dubes Singapura Anil Kumar Nayar di Jakarta, Senin (4/10/2019).
Bahlil menyatakan kesiapan BKPM dalam mendampingi investor yang masuk ke Indonesia untuk mengurus berbagai perizinan sampai ke berbagai daerah. “Kita akui bahwa masalah perizinan ini di daerah-daerah masih susah. Tapi kami akan menemani dan mendampingi. Itu tugas kami agar investor merasa nyaman masuk ke negara kita. Jangan kita bikin susah,” jelasnya.
Bahlil mengatakan, pihaknya juga sudah memerintahkan jajaran di BKPM untuk membantu secara langsung investor-investor yang menemui kendala di lapangan.
“Misalnya ada masalah pembangkit. Langsung kita dampingi dan bantu selesaikan masalahnya di lapangan. Kita turunkan tim, apa masalahnya langsung selesaikan,” ujar Bahlil.
Sementara itu, Dubes Anil Kumar Nayar menyatakan, hubungan Singapura-Indonesia semakin mesra di era pemerintahan presiden Jokowi. Dia pun menyambut baik terobosan Kepala BKPM tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi perhatian dari Kepala BKPM. Kami ada beberapa harapan misalnya kepastian regulasi, kebutuhan pelabuhan di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, status Batam, dan sebagainya,” tuturnya.
Sebagai informasi, Singapura merupakan investor nomor satu di Indonesia. BKPM mencatat, realisasi investasi asing (Penanaman Modal Asing/PMA) pada kuartal III/2019 mencapai Rp105 triliun, dengan komposisi PMA dari Singapura mencapai USD1,9 miliar atau 27,1% dari total PMA.
Berada di posisi teratas, Bahlil mengapresiasi komitmen Singapura dalam berinvestasi di Indonesia. “Tidak hanya dari segi besaran nilai investasi, tapi kita apresiasi juga Singapura berkomitmen meningkatkan kualitas investasinya. Artinya, investasinya juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan sumber daya manusia, serta meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian,” jelasnya.
Bahlil menambahkan, hal yang juga menarik adalah investasi Singapura yang semakin menyebar hingga ke luar Pulau Jawa, tidak lagi terkonsentrasi di Jawa. Bahkan, kata dia, porsi luar Jawa kini lebih besar daripada di Pulau Jawa.
"Hal ini berkat pembangunan infrastruktur secara besar-besaran di berbagai daerah. Sehingga bermunculan sentra-sentra perekonomian dan industri baru,” tandasnya.
Berdasarkan data BKPM, investasi Singapura tersebar di Jawa sebesar 47,9%. Sedangkan di luar Jawa sebesar 52,1% yang tersebar di Sumatera (28%), Kalimantan (13,0%), Sulawesi (4,4%), Papua dan Maluku (3,4%), Bali dan Nusa Tenggara (2,4%).
Bahlil mengatakan, pihaknya siap turun langsung ke lapangan di berbagai daerah untuk membantu investor mempercepat realisasi investasi. “Banyak masalah di daerah. Itu kami akui. Oleh sebab itu, tugas kami mempermudah investor masuk ke Indonesia. Tugas Pak Dubes membawa investor masuk ke sini. Saya siap membantu sampai investasi itu terealisasi. Sampai bangun pabriknya,” ujar Bahlil saat menerima Dubes Singapura Anil Kumar Nayar di Jakarta, Senin (4/10/2019).
Bahlil menyatakan kesiapan BKPM dalam mendampingi investor yang masuk ke Indonesia untuk mengurus berbagai perizinan sampai ke berbagai daerah. “Kita akui bahwa masalah perizinan ini di daerah-daerah masih susah. Tapi kami akan menemani dan mendampingi. Itu tugas kami agar investor merasa nyaman masuk ke negara kita. Jangan kita bikin susah,” jelasnya.
Bahlil mengatakan, pihaknya juga sudah memerintahkan jajaran di BKPM untuk membantu secara langsung investor-investor yang menemui kendala di lapangan.
“Misalnya ada masalah pembangkit. Langsung kita dampingi dan bantu selesaikan masalahnya di lapangan. Kita turunkan tim, apa masalahnya langsung selesaikan,” ujar Bahlil.
Sementara itu, Dubes Anil Kumar Nayar menyatakan, hubungan Singapura-Indonesia semakin mesra di era pemerintahan presiden Jokowi. Dia pun menyambut baik terobosan Kepala BKPM tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi perhatian dari Kepala BKPM. Kami ada beberapa harapan misalnya kepastian regulasi, kebutuhan pelabuhan di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, status Batam, dan sebagainya,” tuturnya.
Sebagai informasi, Singapura merupakan investor nomor satu di Indonesia. BKPM mencatat, realisasi investasi asing (Penanaman Modal Asing/PMA) pada kuartal III/2019 mencapai Rp105 triliun, dengan komposisi PMA dari Singapura mencapai USD1,9 miliar atau 27,1% dari total PMA.
Berada di posisi teratas, Bahlil mengapresiasi komitmen Singapura dalam berinvestasi di Indonesia. “Tidak hanya dari segi besaran nilai investasi, tapi kita apresiasi juga Singapura berkomitmen meningkatkan kualitas investasinya. Artinya, investasinya juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan sumber daya manusia, serta meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian,” jelasnya.
Bahlil menambahkan, hal yang juga menarik adalah investasi Singapura yang semakin menyebar hingga ke luar Pulau Jawa, tidak lagi terkonsentrasi di Jawa. Bahkan, kata dia, porsi luar Jawa kini lebih besar daripada di Pulau Jawa.
"Hal ini berkat pembangunan infrastruktur secara besar-besaran di berbagai daerah. Sehingga bermunculan sentra-sentra perekonomian dan industri baru,” tandasnya.
Berdasarkan data BKPM, investasi Singapura tersebar di Jawa sebesar 47,9%. Sedangkan di luar Jawa sebesar 52,1% yang tersebar di Sumatera (28%), Kalimantan (13,0%), Sulawesi (4,4%), Papua dan Maluku (3,4%), Bali dan Nusa Tenggara (2,4%).
(ind)