Airlangga Kaji Wacana Insentif Disinsentif Perbankan
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto agar bisa mengurangi defisit transaksi berjalan Indonesia. Salah satunya dengan memberikan insentif pada perbankan agar bisa meningkatkan penyaluran kreditnya.
Menanggapi ini, Airlangga Hartarto akan berkoodinasi mengenai kebijakan insentif dan disinsentif bagi layanan jasa keuangan.
"Terkait perbankan itu adanya di Otoritas Jasa Keuangan. Jadi nanti kami tentu akan koordinasikan juga terutama yang terkait dengan regulasi," ujar Airlangga di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Dia melanjutkan pemerintah bakal bekerja keras untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, salah satunya lewat Omnibus Law. "Dampaknya ke PDB, kalau lihat dari konsumsi itu 3,5%-3,6%, sisanya dari perdagangan dan investasi. Maka kita musti konsentrasi di industri perdagangan dan investasi," katanya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong perbaikan defisit neraca perdagangan. Salah satunya dengan program B30 yang bisa menekan impor pada migas.
"Beberapa yang presiden sampaikan mulai dari B30 sampai B100, program yang roadmapnya sedang kami siapkan. Kalau dari B100, kita bisa hemat sampai USD18 miliar. Kalau B30 itu sekitar USD6 miliar, dengan demikian tekanan neraca perdagangan dari situ saja sudah bisa diselesaikan," jelasnya.
Menanggapi ini, Airlangga Hartarto akan berkoodinasi mengenai kebijakan insentif dan disinsentif bagi layanan jasa keuangan.
"Terkait perbankan itu adanya di Otoritas Jasa Keuangan. Jadi nanti kami tentu akan koordinasikan juga terutama yang terkait dengan regulasi," ujar Airlangga di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Dia melanjutkan pemerintah bakal bekerja keras untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, salah satunya lewat Omnibus Law. "Dampaknya ke PDB, kalau lihat dari konsumsi itu 3,5%-3,6%, sisanya dari perdagangan dan investasi. Maka kita musti konsentrasi di industri perdagangan dan investasi," katanya.
Selain itu, pemerintah juga mendorong perbaikan defisit neraca perdagangan. Salah satunya dengan program B30 yang bisa menekan impor pada migas.
"Beberapa yang presiden sampaikan mulai dari B30 sampai B100, program yang roadmapnya sedang kami siapkan. Kalau dari B100, kita bisa hemat sampai USD18 miliar. Kalau B30 itu sekitar USD6 miliar, dengan demikian tekanan neraca perdagangan dari situ saja sudah bisa diselesaikan," jelasnya.
(ven)