Kemenperin Terus Optimalkan Potensi Industri Kosmetik Indonesia

Rabu, 13 November 2019 - 19:01 WIB
Kemenperin Terus Optimalkan...
Kemenperin Terus Optimalkan Potensi Industri Kosmetik Indonesia
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin ) terus memacu pengembangan industri komestik di dalam negeri agar berdaya saing global. Terlebih Indonesia memiliki potensi industri kosmetik cukup besar mengingat kekayaan sumber daya alam sebagai bahan baku kosmetik.

"Industri kosmetik merupakan salah satu fokus pembinaan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin," Kata Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka Kemenperin E Ratna Utarianingrum di Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Pengembangan infustri kosmetik tak terlepas dari upaya Kemenperin menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia. Kemenperin berupaya melalui berbagai program untuk mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim, antara lain melalui program Modest Fashion Project (MOFP) yang telah digelar sejak tahun 2018 di mana salah satu rangkaian dari program ini adalah Cosmetic Day yang terdiri dari talkshow dan beauty workshop.

Kegiatan Cosmetic Day ini bertujuan untuk mempromosikan industri kosmetik dalam negeri, khususnya skala kecil dan menengah. "Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Modest of Fashion Project (MOFP) yang dilaksanakan sejak dibuka oleh Dirjen IKMA Gati Wibawaningsih, pada 12 November sampai dengan 16 November 2019. MOFP merupakan kegiatan pengembangan fesyen muslim Indonesia untuk mendukung Indonesia menjadi pusat fesyen muslim Indonesia," jelasnya.

Ratna menjelaskan, Indonesia memiliki potensi industri kosmetik cukup besar mengingat ketersediaan sumber daya alam yang kaya akan tanaman herbal yang secara turun temurun sudah banyak digunakan untuk kesehatan dan produk kosmetik. Hal tersebut menurutnya merupakan suatu kekuatan yang harus dioptimalkan agar produk kosmetik dalam negeri dapat mendominasi pasar dalam negeri.

Kemenperin mencatat, tahun 2017 nilai ekspor industri kosmetik tumbuh sebesar 29,8% dimana pada tahun 2017 nilai ekspor produk kosmetik mencapai USD521,751 juta dan pada tahun 2018 mencapai sebesar USD677,465 juta.

Di samping itu, industri kosmetik di dalam negeri terus bertambah dari sebanyak 153 perusahaan pada tahun 2017, sehingga total saat ini mencapai lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95% industri kosmetik nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM) dan sisanya berskala besar. Sebanyak 760 industri kosmetik tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 75.000 tenaga kerja langsung, serta 600.000 tenaga kerja tak langsung.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia yaitu mencapai 222 juta jiwa atau 87% dari total penduduk menawarkan peluang permintaan produk fesyen muslim nasional yang terus meningkat. Peluang pasar produk fesyen muslim juga terus mengalami peningkatan. Sebagai pendukung industri fesyen muslim, hal ini akan berdampak positif terhadap industri kosmetik.

The State of Global Islamic Economic Report menyatakan bahwa konsumsi fesyen muslim dunia mencapai USD270 miliar dan pada tahun 2022 diproyeksikan konsumsi fesyen muslim akan meningkat menjadi USD373 miliar.

Sementara untuk pasar domestik, konsumsi produk fesyen muslim mecapai USD20 miliar dengan laju pertumbuhan rata-rata 18,2%. Besarnya peluang pasar ini tentunya harus dimanfaatkan oleh industri fesyen dalam negeri.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6769 seconds (0.1#10.140)