Realisasi Investasi Hulu Migas Diprediksi Tak Capai Target

Jum'at, 15 November 2019 - 08:05 WIB
Realisasi Investasi Hulu Migas Diprediksi Tak Capai Target
Realisasi Investasi Hulu Migas Diprediksi Tak Capai Target
A A A
JAKARTA - Realisasi investasi hulu migas hingga September 2019 lalu tercatat baru mencapai USD8,4 miliar. Sementara itu hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya mencapai sekitar USD12 miliar atau 81,13% dari target USD14,79 miliar.

“Ini disebabkan karena dua sampai tiga bulan di awal tahun belum ada kegiatan apa-apa dan kami sudah menghitung perkiraan kami bisa sampai USD12 miliar,” ujar Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto di Jakarta, kemarin.

Dwi Soetjipto optimistis hingga akhir tahun ini investasi di hulu migas bisa tembus USD12 miliar. Pasalnya sejumlah kegiatan baru akan terealisasi di akhir tahun ini. Berdasarkan laporan SKK Migas, terdapat enam proyek hulu migas dijadwalkan beroperasi di sisa akhir tahun ini yang diharapkan mampu meningkatkan investasi.

Sejumlah proyek yang dijadwalkan mulai beroperasi di November di antaranya Buntal-5 45 mmscfd oleh Medco E&P Natuna Ltd, Bison-Iguana-Gajah Putri 163 mmscfd oleh Premiere Oil Natuna Sea BV, Temelat oleh PT Medco E&P Indonesia 10 mmscfd, dan Panen 2.000 bph oleh PetroChina International Jabung Ltd.

Di Desember, dua proyek akan beroperasi, yaitu Bukit Tua Phase-3 dengan perkiraan produksi 3.182 bph dan gas 31 mmscfd oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd serta Proyek Full Well Stream Kedung Keris 3.800 bph oleh Exxon Mobil Cepu Ltd. Menurut dia, untuk mencapai target realisasi investasi hulu migas tahun depan, SKK Migas agar tidak meleset, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) perlu segera menyelesaikan (Work Plan and Budgeting/WP&B) untuk tahun depan.

Sehingga kegiatan hulu migas dapat segera direalisasikan di awal tahun. Alasan tidak tercapainya target investasi tahun ini juga diutarakan Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman. Tidak tercapainya investasi hulu migas disebabkan pengeboran sumur tidak terealisasi sesuai target.

“Utamanya blok-blok eksplorasi terkadang bermasalah dari KKKS-nya. Itu bikin tidak tercapai,” ungkapnya. Sementara itu Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin Arizon mengatakan efisiensi menjadi penyebab tidak tercapainya target investasi tahun ini. Efisiensi tersebut bertujuan untuk menekan biaya pengembalian operasi hulu migas (cost recovery).

Meski target investasi untuk tahun ini masih sulit tercapai, namun Jaffee memproyeksikan investasi migas nasional akan terus meningkat. Sebab, hingga 2027 direncanakan ada 42 proyek migas yang dapat bergulir dengan total investasi USD43,3 miliar.

Ke-42 proyek migas tersebut memiliki total produksi 1,1 juta boepd yang mencakup produksi minyak sebesar 92,1 ribu bopd dan gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik per hari. Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi investasi hulu migas terus menurun sejak 2014 yang mencapai USD20,38 miliar.

Setelah itu, realisasi investasi hulu migas turun menjadi USD15,24 miliar pada 2015, USD11,56 miliar pada 2016, dan mencapai titik terendah USD10,26 miliar pada 2017 dan pada 2018, realisasi investasi migas naik tipis menjadi USD11,99 miliar. Di sisi lain SKK Migas terus mendorong KKKS untuk melakukan eksplorasi guna menemukan cadangan migas baru.

Dwi mengungkapkan perusahaan migas asal Amerika Serikat Exxon Mobil akan melakukan eksplorasi di luar wilayah kerja (WK) Blok Cepu “Exxon rencananya akan melakukan ekplorasi di open area masih sekitar Blok Cepu,” ujar dia. Pihaknya akan membantu apabila KKKS ingin melakukan eksplorasi. “Kalau ada yang mau tentu kami akan bantu,” ujarnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4694 seconds (0.1#10.140)