LPS: Risiko Likuiditas Perbankan Stabil Tiga Bulan ke Depan
LPS: Risiko Likuiditas Perbankan Stabil Tiga Bulan ke Depan
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memandang prospek risiko likuiditas perbankan dalam 3 bulan ke depan yakni periode November 2019 hingga Januari 2020 diperkirakan cenderung stabil. Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menyebut, salah satu faktor yang membuat risiko likuiditas stabil ialah adanya peluang penurunan lanjutan suku bunga bank sentral AS (The Fed).
"Diikuti oleh pemangkasan kembali BI7DRR, dan ditambah dengan pelonggaran kebijakan operasi moneter dan makroprudensial," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah di Jakarta, Selasa(19/11/2019).
Sambung dia menambahkan, pola pertumbuhan DPK yang lebih seimbang dengan pertumbuhan kredit dalam 5 bulan terakhir (Mei-September) akan mengurangi tekanan likuiditas. "Pola siklikal fiskal yang diperkirakan lebih eskpansif pasca kebinet baru serta adanya pelebaran defisit fiskal sebagai bagian dari upaya counter cyclical," jelas Halim.
Volatilitas pasar keuangan juga mereda didukung sentimen positif investor terhadap hasil perundingan AS-China. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa masih ada persistensi defisit neraca transaksi berjalan akibat kinerja trade yang belum optimal.
"Sementara itu, faktor risiko yang berpotensi menyebabkan pengetatan likuiditas adalah masih adanya tekanan likuiditas pada bank kelas menengah yang lebih ketat dibanding kelompok bank besar dan kecil," tambahnya.
"Diikuti oleh pemangkasan kembali BI7DRR, dan ditambah dengan pelonggaran kebijakan operasi moneter dan makroprudensial," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah di Jakarta, Selasa(19/11/2019).
Sambung dia menambahkan, pola pertumbuhan DPK yang lebih seimbang dengan pertumbuhan kredit dalam 5 bulan terakhir (Mei-September) akan mengurangi tekanan likuiditas. "Pola siklikal fiskal yang diperkirakan lebih eskpansif pasca kebinet baru serta adanya pelebaran defisit fiskal sebagai bagian dari upaya counter cyclical," jelas Halim.
Volatilitas pasar keuangan juga mereda didukung sentimen positif investor terhadap hasil perundingan AS-China. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa masih ada persistensi defisit neraca transaksi berjalan akibat kinerja trade yang belum optimal.
"Sementara itu, faktor risiko yang berpotensi menyebabkan pengetatan likuiditas adalah masih adanya tekanan likuiditas pada bank kelas menengah yang lebih ketat dibanding kelompok bank besar dan kecil," tambahnya.
(akr)
Explore More