Industri Dalam Negeri Didorong Investasi di Bidang Pertahanan
A
A
A
BANDUNG - Industri dalam negeri diyakini telah mempunyai kemampuan untuk memproduksi peralatan pertahanan yang tidak kalah dengan buatan luar negeri sehingga mampu menekan impor alutsista. Salah satunya adalah PT. Hariff Daya Tunggal Engineering (PT HDTE) sebuah perusahaan industri nasional yang membuat produk inovasi teknologi dan telekomunikasi dalam bidang pertahanan.
“Kami di komisi I sangat mendukung anak-anak bangsa yang berkiprah dalam industri pertahanan dan kami juga tidak setuju jika Alutsista yang kita gunakan semuanya impor,” jelas Utut Ardianto dalam kunjungan Kerja Komisi I DPR RI.
Menurutnya sudah 74 tahun Indonesia merdeka, namun masih banyak yang meragukan kemampuan bangsa Indonesia. Padahal ternyata jika diberikan kesempatan industri dalam negeri mampu memproduksi peralatan yang tidak kalah dengan buatan luar negeri. “Hari ini saya lihat sendiri, karya yang membanggakan dari produk dalam negeri,” tutur Utut.
Lebih lanjut Ia menekankan, pihaknya ingin agar industri dalam negeri juga ikut berkiprah dalam bidang pertahanan, yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pertahanan, di bawah Prabowo Subianto. “Dalam rapat dengan Kementerian Pertahanan, Prabowo menyampaikan kondisi pertahanan kita yang masih harus dibenahi. Lalu dengan anggaran Rp131 triliun sebenarnya masih kecil, karena besarnya kebutuhan pertahanan yang akan dibangun,” paparnya.
Dari penjelasan Prabowo tersebut komisi 1 DPR RI memahami bahwa masalah pertahanan bukanlah central of cost, namun masalah investasi. “Karena kita tidak tahu kapan akan perang, jadi kita harus menyiapkan diri semaksimal mungkin. Kapanpun kita harus siap,” tambah Utut.
DPR diterangkan olehnya sangat mendukung konsep pertahanan yang dikembangkan oleh pemerintah. Komisi I DPR RI ingin agar produksi dalam negeri juga diberikan kesempatan dalam investasi di bidang pertahanan.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Hariff Daya Tunggal Engineering Budi Permana menyampaikan, jika PT Hariff DTE punya pengalaman panjang dalam produk telekomunikasi dan teknologi dalam bidang pertahanan. “Sudah 35 tahun kami membuat produk-produk telekomunikasi dan inovasi teknologi,” ungkap Budi.
Salah satu produk yang menjadi unggulan yakni Battlefield Management System (BMS) dan sudah terpasang di 300 kendaraan tempur Angkatan Darat. Untuk produk ini sudah diakui oleh Kementerian Perindustian (Kemenperin) Indonesia, dengan penghargaan produk rintisan teknologi tahun 2018.
Menurutnya ke depan pihaknya sangat konsen untuk mengembangkan BMS untuk infanteri. “Jadi alat komunikasi yang digunakan oleh pasukan tempur, untuk berkomunikasi dan mengetahui posisi masing-masing personil tempur,” terang dia.
Selain itu PT Hariff juga sedang menyiapkan platform dalam bidang telekomunikasi Jaringan Aman Mandiri untuk penyelenggara negara. “Kami sangat konsern dalam bidang keamanan data/cyber security, karena potensi serangan cyber terhadap pemerintah sangat tinggi, kebocoran data dan sebagainya. Sehingga diperlukan jaringan khusus yang aman dan mandiri untuk menangkal serangan tersebut,” jelasnya.
PT Hariff Daya Tunggal Engineering merupakan Perusahaan yang berbasis di Bandung yangsejak tahun 2014 sudah mengembangkan system komunikasi jaringan aman dan mandiri dengan protocol dan system enkripsi buatan sendiri. PT Hariff ini 100% dikembangkan oleh putera-putera terbaik dalam negeri yang sudah menghasilkan berbagai produk teknologi telekomunikasi tingkat tinggi.
Jaringan Aman Mandiri (JAM) yang dirancang oleh PT Hariff DTE, akan dikembangkan secara khusus dan terpadu untuk kepentingan negara dengan tingkat kehandalan dan keamanan yang tinggi. Dengan menggunakan jaringan pita lebar atau broad band 28 atau 26. Jaringan ini terbebas dari kemungkinan untuk diserang, karena menggunakan hardware, software dan brainware dalam negeri.
“Kami di komisi I sangat mendukung anak-anak bangsa yang berkiprah dalam industri pertahanan dan kami juga tidak setuju jika Alutsista yang kita gunakan semuanya impor,” jelas Utut Ardianto dalam kunjungan Kerja Komisi I DPR RI.
Menurutnya sudah 74 tahun Indonesia merdeka, namun masih banyak yang meragukan kemampuan bangsa Indonesia. Padahal ternyata jika diberikan kesempatan industri dalam negeri mampu memproduksi peralatan yang tidak kalah dengan buatan luar negeri. “Hari ini saya lihat sendiri, karya yang membanggakan dari produk dalam negeri,” tutur Utut.
Lebih lanjut Ia menekankan, pihaknya ingin agar industri dalam negeri juga ikut berkiprah dalam bidang pertahanan, yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pertahanan, di bawah Prabowo Subianto. “Dalam rapat dengan Kementerian Pertahanan, Prabowo menyampaikan kondisi pertahanan kita yang masih harus dibenahi. Lalu dengan anggaran Rp131 triliun sebenarnya masih kecil, karena besarnya kebutuhan pertahanan yang akan dibangun,” paparnya.
Dari penjelasan Prabowo tersebut komisi 1 DPR RI memahami bahwa masalah pertahanan bukanlah central of cost, namun masalah investasi. “Karena kita tidak tahu kapan akan perang, jadi kita harus menyiapkan diri semaksimal mungkin. Kapanpun kita harus siap,” tambah Utut.
DPR diterangkan olehnya sangat mendukung konsep pertahanan yang dikembangkan oleh pemerintah. Komisi I DPR RI ingin agar produksi dalam negeri juga diberikan kesempatan dalam investasi di bidang pertahanan.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Hariff Daya Tunggal Engineering Budi Permana menyampaikan, jika PT Hariff DTE punya pengalaman panjang dalam produk telekomunikasi dan teknologi dalam bidang pertahanan. “Sudah 35 tahun kami membuat produk-produk telekomunikasi dan inovasi teknologi,” ungkap Budi.
Salah satu produk yang menjadi unggulan yakni Battlefield Management System (BMS) dan sudah terpasang di 300 kendaraan tempur Angkatan Darat. Untuk produk ini sudah diakui oleh Kementerian Perindustian (Kemenperin) Indonesia, dengan penghargaan produk rintisan teknologi tahun 2018.
Menurutnya ke depan pihaknya sangat konsen untuk mengembangkan BMS untuk infanteri. “Jadi alat komunikasi yang digunakan oleh pasukan tempur, untuk berkomunikasi dan mengetahui posisi masing-masing personil tempur,” terang dia.
Selain itu PT Hariff juga sedang menyiapkan platform dalam bidang telekomunikasi Jaringan Aman Mandiri untuk penyelenggara negara. “Kami sangat konsern dalam bidang keamanan data/cyber security, karena potensi serangan cyber terhadap pemerintah sangat tinggi, kebocoran data dan sebagainya. Sehingga diperlukan jaringan khusus yang aman dan mandiri untuk menangkal serangan tersebut,” jelasnya.
PT Hariff Daya Tunggal Engineering merupakan Perusahaan yang berbasis di Bandung yangsejak tahun 2014 sudah mengembangkan system komunikasi jaringan aman dan mandiri dengan protocol dan system enkripsi buatan sendiri. PT Hariff ini 100% dikembangkan oleh putera-putera terbaik dalam negeri yang sudah menghasilkan berbagai produk teknologi telekomunikasi tingkat tinggi.
Jaringan Aman Mandiri (JAM) yang dirancang oleh PT Hariff DTE, akan dikembangkan secara khusus dan terpadu untuk kepentingan negara dengan tingkat kehandalan dan keamanan yang tinggi. Dengan menggunakan jaringan pita lebar atau broad band 28 atau 26. Jaringan ini terbebas dari kemungkinan untuk diserang, karena menggunakan hardware, software dan brainware dalam negeri.
(akr)