Jeli Lihat Peluang, Limbah Kayu Sengon Diminati di Korsel
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan mencatat limbah pengolahan kayu sengon ternyata diminati di Korea Selatan. Limbah pengolahan kayu sengon dapat berupa serbuk gergaji (sawdust) dan serpihan kayu (wood chips). Salah satu perusahaan yang sudah mengimpor kedua produk tersebut dari Indonesia ke Korea Selatan adalah Inakor Co.,Ltd.
"Kejelian para pelaku usaha dengan memanfaatkan peluang ekspor. Siapa sangka limbah pengolahan kayu sengon diminati di Korea Selatan," terang Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag, Ari Satria saat mengunjungi Inakor di Sacheon, Korea Selatan, dalam keterangan yang diterima SINDOnews di Jakarta, Sabtu (30/11/2019).
Ari Satria menjelaskan sawdust kayu sengon dapat dimanfaatkan sebagai 'animal bedding'. Sedangkan wood chips kayu sengon dapat digunakan sebagai media untuk budi daya jamur. Saat ini, Inakor telah mengimpor sawdust dari kayu Sengon asal Indonesia ke Korea Selatan sebanyak 48 kontainer atau 10.000 ton per tahun.
Pemilik Inakor Co.,Ltd, Hartono, mengatakan selama ini tidak mendapat masalah dalam mengimpor produk-produk Indonesia. "Proses impor produk Indonesia sejauh ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Aturan perizinan untuk memasukkan hasil limbah kayu terebut ke Indonesia sudah sangat jelas. Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan tol membantunya mengekspor produk Indonesia dengan waktu lebih cepat dan biaya lebih murah," jelasnya.
Selain limbah kayu sengon, Inakor juga mengimpor peralatan dapur atau peralatan makan dari kayu dengan merek Indonesia "Oesing Craft" dari Banyuwangi. Oesing Craft terdaftar sebagai produsen produk impor di Korea Selatan sehingga bisa menggunakan merek asalnya. Hal ini merupakan keistimewaan tersendiri karena tidak semua produk Indonesia bisa masuk ke Korea Selatan dengan merek sendiri. Saat ini, jumlah impornya sebanyak satu kontainer per bulan.
Selain itu, produk-produk tersebut telah tersertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) karena terbuat dari kayu. Produk-produk tersebut juga juga telah dilengkapi dengan sertifikasi 'food grade' dari Ministry of Food and Drugs Safety Korea Selatan.
"Kerajinan tangan dari kayu dan produk-produk dapur atau alat makan dari kayu juga memiliki prospek di Korea Selatan. Masyarakat Korea Selatan menggemari produk-produk tersebut," kata Hartono.
"Kejelian para pelaku usaha dengan memanfaatkan peluang ekspor. Siapa sangka limbah pengolahan kayu sengon diminati di Korea Selatan," terang Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag, Ari Satria saat mengunjungi Inakor di Sacheon, Korea Selatan, dalam keterangan yang diterima SINDOnews di Jakarta, Sabtu (30/11/2019).
Ari Satria menjelaskan sawdust kayu sengon dapat dimanfaatkan sebagai 'animal bedding'. Sedangkan wood chips kayu sengon dapat digunakan sebagai media untuk budi daya jamur. Saat ini, Inakor telah mengimpor sawdust dari kayu Sengon asal Indonesia ke Korea Selatan sebanyak 48 kontainer atau 10.000 ton per tahun.
Pemilik Inakor Co.,Ltd, Hartono, mengatakan selama ini tidak mendapat masalah dalam mengimpor produk-produk Indonesia. "Proses impor produk Indonesia sejauh ini berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Aturan perizinan untuk memasukkan hasil limbah kayu terebut ke Indonesia sudah sangat jelas. Selain itu, pembangunan infrastruktur jalan tol membantunya mengekspor produk Indonesia dengan waktu lebih cepat dan biaya lebih murah," jelasnya.
Selain limbah kayu sengon, Inakor juga mengimpor peralatan dapur atau peralatan makan dari kayu dengan merek Indonesia "Oesing Craft" dari Banyuwangi. Oesing Craft terdaftar sebagai produsen produk impor di Korea Selatan sehingga bisa menggunakan merek asalnya. Hal ini merupakan keistimewaan tersendiri karena tidak semua produk Indonesia bisa masuk ke Korea Selatan dengan merek sendiri. Saat ini, jumlah impornya sebanyak satu kontainer per bulan.
Selain itu, produk-produk tersebut telah tersertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) karena terbuat dari kayu. Produk-produk tersebut juga juga telah dilengkapi dengan sertifikasi 'food grade' dari Ministry of Food and Drugs Safety Korea Selatan.
"Kerajinan tangan dari kayu dan produk-produk dapur atau alat makan dari kayu juga memiliki prospek di Korea Selatan. Masyarakat Korea Selatan menggemari produk-produk tersebut," kata Hartono.
(ven)