BNI Ajak Pegawai Milenialnya Cerdas Tangani Sampah
A
A
A
JAKARTA - Pencemaran lingkungan akibat limbah sampah masih membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak. Seperti sampah plastik yang tidak dapat terurai, kerap menjadi permasalahan yang dihadapi Indonesia bahkan dunia, karena berpotensi mencemari dan lingkungan.
Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab dapat mengurangi dampak tersebut. Karena itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengajak para pegawai milenialnya belajar cara mengelola sampah dengan baik melalui program Akademi Bijak Sampah. Kegiatan yang diselenggarakan di daerah Bekasi tersebut merupakan kerja sama antara BNI dan Waste4Change untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, terutama melalui pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Corporate Secretary BNI Meiliana mengatakan, BNI memiliki program BNI Go Green yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan. Salah satu implementasi dari BNI Go Green tersebut adalah mengikutsertakan para pegawai milenialnya pada program Akademi Bijak Sampah.
"Pada program tersebut, pegawai milenial BNI mendapatkan materi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan bijaksana dengan menerapkan konsep 3R yaitu Reduce (dikurangi), Reuse (penggunaan kembali) dan Recycle (daur ulang). Kemudian sistem pengelolaan sampah yang menerapkan 3R juga dapat menekan atau meminimalisir dana yang dikeluarkan untuk biaya operasional, konsumsi, dan alat tulis kantor seperti penggunaan kertas untuk dokumen-dokumen yang bisa didigitalisasikan dengan berbentuk soft copy," papar Meiliana dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/12/2019).
Pada umumnya, kata dia, masyarakat cenderung lebih sering membuang sampah ketimbang mengurangi sampah. Karena itu, pemahaman masyarakat harus berubah menjadi pemahaman baru yaitu melakukan pengurangan sampah, sehingga sampah yang ditampung di TPA menjadi berkurang. Selain itu, masyarakat juga harus dapat berkontribusi untuk melakukan perubahan dengan melakukan pemilahan sampah sesuai klasifikasinya.
Dalam kegiatan tersebut, pegawai milenial BNI mengunjungi langsung tempat-tempat pengelolaan sampah seperti Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dan Rumah Pemulihan Material milik Waste4Change di daerah Bekasi. Tidak hanya penyampaian materi secara satu arah dari pembicara, pegawai milenial BNI juga belajar mengelola sampah melalui permainan dan diskusi interaktif.
"Nantinya pegawai milenial BNI yang telah mengikuti program tersebut akan menjadi Green Champion di divisinya masing-masing. Mereka bertugas untuk mengedukasi pola hidup ramah, salah satunya pengolahan sampah di lingkungannya. Langkah selanjutnya, BNI akan mengumpulkan sampah kertas untuk didaur ulang menjadi barang bernilai guna lebih," tutup Meiliana.
Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab dapat mengurangi dampak tersebut. Karena itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengajak para pegawai milenialnya belajar cara mengelola sampah dengan baik melalui program Akademi Bijak Sampah. Kegiatan yang diselenggarakan di daerah Bekasi tersebut merupakan kerja sama antara BNI dan Waste4Change untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, terutama melalui pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Corporate Secretary BNI Meiliana mengatakan, BNI memiliki program BNI Go Green yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan. Salah satu implementasi dari BNI Go Green tersebut adalah mengikutsertakan para pegawai milenialnya pada program Akademi Bijak Sampah.
"Pada program tersebut, pegawai milenial BNI mendapatkan materi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan bijaksana dengan menerapkan konsep 3R yaitu Reduce (dikurangi), Reuse (penggunaan kembali) dan Recycle (daur ulang). Kemudian sistem pengelolaan sampah yang menerapkan 3R juga dapat menekan atau meminimalisir dana yang dikeluarkan untuk biaya operasional, konsumsi, dan alat tulis kantor seperti penggunaan kertas untuk dokumen-dokumen yang bisa didigitalisasikan dengan berbentuk soft copy," papar Meiliana dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/12/2019).
Pada umumnya, kata dia, masyarakat cenderung lebih sering membuang sampah ketimbang mengurangi sampah. Karena itu, pemahaman masyarakat harus berubah menjadi pemahaman baru yaitu melakukan pengurangan sampah, sehingga sampah yang ditampung di TPA menjadi berkurang. Selain itu, masyarakat juga harus dapat berkontribusi untuk melakukan perubahan dengan melakukan pemilahan sampah sesuai klasifikasinya.
Dalam kegiatan tersebut, pegawai milenial BNI mengunjungi langsung tempat-tempat pengelolaan sampah seperti Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dan Rumah Pemulihan Material milik Waste4Change di daerah Bekasi. Tidak hanya penyampaian materi secara satu arah dari pembicara, pegawai milenial BNI juga belajar mengelola sampah melalui permainan dan diskusi interaktif.
"Nantinya pegawai milenial BNI yang telah mengikuti program tersebut akan menjadi Green Champion di divisinya masing-masing. Mereka bertugas untuk mengedukasi pola hidup ramah, salah satunya pengolahan sampah di lingkungannya. Langkah selanjutnya, BNI akan mengumpulkan sampah kertas untuk didaur ulang menjadi barang bernilai guna lebih," tutup Meiliana.
(fjo)