Luhut: Ekonomi Indonesia Bagus, Tak Perlu Khawatir Aneh-aneh
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menegaskan bahwa posisi dan kondisi ekonomi Indonesia saat ini baik, tidak seburuk yang diutarakan oleh para pengamat. Sebelumnya ekonomi Indonesia diyakini bakal mengalami perlambatan seiring tekanan dari sektor eksternal di tengah ketidakpastian perdagangan.
"Posisi Indonesia, saya garisbawahi, masih baik. Tidak perlu ada kekhawatiran yang aneh-aneh," ujar Luhut di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Luhut mengatakan, bahwa ekspor Indonesia saat ini sudah mengarah ke value added industry, bukan commodity based. Menurutnya Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dan pemerintah harus bergerak cepat. "Ekonomi kita tidak bisa tumbuh lebih dari 6% kalau kita bergantung pada komoditas, kalau harga komoditi jeblok, bisa-bisa kita jeblok juga," tuturnya.
Dengan value added yang lebih tinggi, sambung Ia menerangkan, harga akan lebih stabil terlebih lagi Indonesia masuk ke produksi lithium battery di tahun 2023 dan stainless steel. "Negara kita ini sangat kaya, apalagi dengan melimpahnya jumlah sumber daya nikel yang kita miliki untuk produksi lithium battery. Dengan potensi ini, Indonesia bisa menjadi pemain inti dalam industri lithium battery," ungkap Luhut.
Sambung Luhut menambahkan, ditemukannya sumber pembangkit listrik hydropower terbesar di Kalimantan, terutama dari sungai Kayan dengan potensi hingga 10.830 MW. Ini akan membuat Indonesia jauh lebih kompetitif dalam pengolahan sumber daya alam di hilir dengan jumlah energi listrik yang besar dan murah.
"Posisi Indonesia, saya garisbawahi, masih baik. Tidak perlu ada kekhawatiran yang aneh-aneh," ujar Luhut di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Luhut mengatakan, bahwa ekspor Indonesia saat ini sudah mengarah ke value added industry, bukan commodity based. Menurutnya Indonesia sudah berada di jalur yang tepat dan pemerintah harus bergerak cepat. "Ekonomi kita tidak bisa tumbuh lebih dari 6% kalau kita bergantung pada komoditas, kalau harga komoditi jeblok, bisa-bisa kita jeblok juga," tuturnya.
Dengan value added yang lebih tinggi, sambung Ia menerangkan, harga akan lebih stabil terlebih lagi Indonesia masuk ke produksi lithium battery di tahun 2023 dan stainless steel. "Negara kita ini sangat kaya, apalagi dengan melimpahnya jumlah sumber daya nikel yang kita miliki untuk produksi lithium battery. Dengan potensi ini, Indonesia bisa menjadi pemain inti dalam industri lithium battery," ungkap Luhut.
Sambung Luhut menambahkan, ditemukannya sumber pembangkit listrik hydropower terbesar di Kalimantan, terutama dari sungai Kayan dengan potensi hingga 10.830 MW. Ini akan membuat Indonesia jauh lebih kompetitif dalam pengolahan sumber daya alam di hilir dengan jumlah energi listrik yang besar dan murah.
(akr)