Dharma Lautan Utama Ajak Ratusan Penumpang Berlayar Aman dan Menyenangkan
A
A
A
SEMARANG - Dalam rangka peringatan Hari Nusantara 2019, perusahaan angkutan penyeberangan, PT Dharma Lautan Utama memberikan sosialisasi keselamatan berlayar kepada ratusan penumpang di terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah.
Dalam kegiatan bertema "Berlayar Aman, Berlayar Menyenangkan" itu, bertujuan agar berbagai pihak, khususnya pengguna transportasi lebih mengetahui hak dan kewajibannya untuk mewujudkan budaya keselamatan berlayar di masyarakat.
Direktur Utama PT Dharma Lautan Utama, Erwin Poedjono, mengatakan dalam kegiatan sosialisasi keselamatan ini diharapkan bisa memberikan edukasi masyarakat, khususnya penumpang kapal agar lebih mengerti mengenai hal-hal yang harus dilakukan sebelum keberangkatan maupun saat berada di atas kapal yang berlayar.
"Kami berharap kegiatan seperti ini sering dilakukan sehingga bisa tersosialisasikan dengan baik dan keselamatan akhirnya menjadi budaya keselamatan," ujar Erwin di Semarang, Minggu (15/12/2019).
Dia mengatakan, masyarakat bisa berperan aktif dalam sosialisasi keselamatan pelayaran, tidak hanya para pemangku kepentingan penyelenggara pelabuhan saja.
Dengan begitu, semua pihak penunjang keselamatan berlayar yakni pihak operator, regulator, fasilitator, dan pengguna transportasi memiliki tanggung jawab bersama. "Pada prinsipnya, keselamatan pelayaran menjadi tanggung jawab kita semua," ujarnya.
Untuk mewujudkan keselamatan dan kenyamanan berlayar, ada beberapa hal yang harus diketahui pengguna transportasi laut, diantaranya membeli tiket kapal di tempat-tempat yang resmi ditunjuk, tidak membawa barang-barang berbahaya atau yang dilarang sesuai perundang-undangan yang berlaku, dan tidak berebut atau berdesakan karena masing-masing penumpang sudah mmiliki nomor kursi.
"Karena itu, selama pelayaran para penumpang harus menaati semua peraturan dan mengetahui letak alat-alat keselamatan, mengetahui jalur evakuasi, serta tidak merusak properti di kapal," tegas Erwin.
Pasalnya, hingga saat ini masih sering terjadi adanya pelanggaran ringan yang dilakukan penumpang saat berada di atas kapal, meskipun jumlahnya tak banyak.
"Pelanggaran-pelanggaran yang sifatnya ringan, namun punya potensi risiko yakni masih ada penumpang yang duduk di reling kapal atau penumpang yang berada di dalam mobil selama berlayar sehingga kita tegur serta minta untuk naik ke atas," ungkapnya.
Dalam kegiatan bertema "Berlayar Aman, Berlayar Menyenangkan" itu, bertujuan agar berbagai pihak, khususnya pengguna transportasi lebih mengetahui hak dan kewajibannya untuk mewujudkan budaya keselamatan berlayar di masyarakat.
Direktur Utama PT Dharma Lautan Utama, Erwin Poedjono, mengatakan dalam kegiatan sosialisasi keselamatan ini diharapkan bisa memberikan edukasi masyarakat, khususnya penumpang kapal agar lebih mengerti mengenai hal-hal yang harus dilakukan sebelum keberangkatan maupun saat berada di atas kapal yang berlayar.
"Kami berharap kegiatan seperti ini sering dilakukan sehingga bisa tersosialisasikan dengan baik dan keselamatan akhirnya menjadi budaya keselamatan," ujar Erwin di Semarang, Minggu (15/12/2019).
Dia mengatakan, masyarakat bisa berperan aktif dalam sosialisasi keselamatan pelayaran, tidak hanya para pemangku kepentingan penyelenggara pelabuhan saja.
Dengan begitu, semua pihak penunjang keselamatan berlayar yakni pihak operator, regulator, fasilitator, dan pengguna transportasi memiliki tanggung jawab bersama. "Pada prinsipnya, keselamatan pelayaran menjadi tanggung jawab kita semua," ujarnya.
Untuk mewujudkan keselamatan dan kenyamanan berlayar, ada beberapa hal yang harus diketahui pengguna transportasi laut, diantaranya membeli tiket kapal di tempat-tempat yang resmi ditunjuk, tidak membawa barang-barang berbahaya atau yang dilarang sesuai perundang-undangan yang berlaku, dan tidak berebut atau berdesakan karena masing-masing penumpang sudah mmiliki nomor kursi.
"Karena itu, selama pelayaran para penumpang harus menaati semua peraturan dan mengetahui letak alat-alat keselamatan, mengetahui jalur evakuasi, serta tidak merusak properti di kapal," tegas Erwin.
Pasalnya, hingga saat ini masih sering terjadi adanya pelanggaran ringan yang dilakukan penumpang saat berada di atas kapal, meskipun jumlahnya tak banyak.
"Pelanggaran-pelanggaran yang sifatnya ringan, namun punya potensi risiko yakni masih ada penumpang yang duduk di reling kapal atau penumpang yang berada di dalam mobil selama berlayar sehingga kita tegur serta minta untuk naik ke atas," ungkapnya.
(ven)